TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hujan Meteor Taurid Utara: Asal-Usul dan Waktu Pengamatan

Catet dulu buat persiapan stargazing

ilustrasi hujan meteor (unsplash.com/Michał Mancewicz)

Fenomena langit hadir lagi, Guys! Terdekat, ada hujan meteor Taurid Utara alias Northern Taurid. Dilansir Instagram resmi LAPAN RI, peristiwa langit ini mulai dapat dilihat pada 12 November 2022 sekitar pukul 18.30 waktu setempat. Sementara itu, akhir terbenamnya pada 13 November 2022 pukul 05.30 waktu setempat. Menariknya lagi, hujan meteor ini bisa dilihat dari berbagai wilayah di Indonesia. 

Buat kamu yang ingin menyaksikan, siap-siap dulu dengan mengumpulkan semua informasi seputar hujan meteor satu ini. Cek di uraian berikut, ya!

Baca Juga: Apa Itu Microburst? Fenomena Alam yang Dampaknya Mirip Tornado

Asal-usul hujan meteor Taurid Utara

ilustrasi asteroid (commons.wikimedia.org)

Meteor yang masuk ke bumi, berasal dari benda luar angkasa yang bisa jadi jauh lebih besar. Begitu pula induk hujan meteor Taurid Utara. Peneliti meyakini bahwa asal dari meteor ini adalah asteroid yang selalu berhubungan dengan komet. 

Adapun si asteroid diberi nama 2004 TG 10. Dinamakan demikian, karena ditemukan pada 8 Oktober 2004. Orbit dari asteroid penyebab hujan meteor ini mirip dengan komet Encke Periodik alias 2P/Encke. Para ilmuwan meyakini bahwa komet ini dulunya merupakan bagian dari kesatuan yang lebih besar

Dilansir Earth Sky, asumsi ini berdasar pada kemungkinan adanya ledakan objek luar angkasa berukuran besar yang terjadi sekitar 20 ribu tahun lalu. Hasil ledakannya menciptakan komet Encke, beberapa asteroid, dan hujan meteor. Jumlahnya yang cukup banyak dan menjadi satu, lantas membuat benda langit ini disebut sebagai kompleks Encke.

Sebenarnya, asteroid 2004 TG 10 merupakan satu di antara 10 asteroid lain yang dicurigai sebagai penyebab hujan meteor Taurid Utara. Jika asumsi peneliti ini benar, maka tidak ada satupun asteroid yang menyebabkan materi Taurid Utara.

Komet Encke memiliki periode orbit terpendek dari semua komet besar di tata surya kita. Pada jarak terdekatnya, ia menjadi sedekat mungkin dengan matahari seperti halnya planet Merkurius, planet yang paling dekat dengan matahari. Orbitnya stabil, dan komet mungkin telah berada di orbit yang sama selama ribuan tahun.

Baca Juga: Hujan Meteor Orionids Oktober 2022, Bintang Jatuh Terbanyak Bulan Ini

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya