TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Year Without Summer, Tahun Mengerikan yang Buat Dunia Merana

Semua berawal dari letusan gunung di Indonesia 

ilustrasi letusan Gunung Tambora tahun 1815 (dirkdeklein.net)

Erupsi gunung berapi menjadi bencana yang cukup sering terjadi di Indonesia. Mengingat negara kita berada di wilayah ring of fire, letusan gunung berapi sebenarnya merupakan sesuatu yang sulit untuk dihindari. Namun dari sekian banyak letusan gunung berapi yang pernah terjadi di Indonesia, letusan Gunung Tambora pada tahun 1815 menjadi salah satu letusan yang paling diingat dunia.

Dilansir Mental Floss, 10 April 1815, Gunung Tambora di pantai utara Pulau Sumbawa mengalami erupsi. Normalnya, erupsi gunung berapi hanya akan menghancurkan wilayah sekitarnya. Namun hal itu tidak berlaku bagi gunung satu ini. Saking dahsyatnya erupsi Gunung Tambora, hingga menyebabkan peristiwa year without summer, apa itu?

1. Semua dimulai dari letusan besar Gunung Tambora 

ilustrasi letusan Gunung Tambora tahun 1815 (smithsonianmag.com/Greg Harlin/Wood Ronsaville Harlin)

Gunung Tambora merupakan salah satu gunung raksasa yang terletak di Sumbawa. Dilansir History Today, sebelum letusannya tahun 1815, Gunung Tambora memiliki ketinggian sekitar 4.267 mdpl.

Ketika akhirnya gunung itu meletus, letusan tersebut terdengar hingga Sumatera, diikuti oleh tsunami di Laut Jawa, hingga kematian 10 ribu orang yang tinggal di wilayah tersebut. Lebih dari itu, letusan Gunung Tambora juga 'menyakiti' dirinya sendiri.

Letusan tahun 1815 membuat ketinggian Gunung Tambora berkurang sekitar 1.291 meter, meninggalkan sebuah kaldera besar selebar 6 meter dengan kedalaman mencapai 1.000 meter.

2. Letusan tersebut membuat bumi mendingin

gambar penurunan suhu Bumi di beberapa wilayah Eropa (id.m.wikipedia.org/Giorgiogp2)

Bukan hanya menimbulkan kerusakan di beberapa wilayah di Indonesia, letusan Gunung Tambora nyatanya juga mempengaruhi Bumi. Dilansir History, sejumlah abu vulkanik yang mengandung belerang dioksida naik ke stratosfer dan menutupi hampir seluruh bagian Bumi.

Terlalu tebal abu vulkanik yang menyelimuti atmosfer hingga membuat sinar matahari kesulitan untuk menembus Bumi selama beberapa tahun. Alhasil, Bumi mendingin karena suhunya turun sebanyak tiga derajat dari yang seharusnya.

3. Gunung Tambora membuat musim dingin datang lebih awal 

gambar suasana saat badai salju (unsplash.com/Jeffrey Blum)

Bukan hanya suhu Bumi yang mendingin, tertutupnya atmosfer juga memicu terjadinya perubahan iklim. Dilansir History Today, satu tahun setelah letusan tersebut, Bumi belahan utara mengalami musim dingin lebih awal. Di beberapa negara bagian Amerika Serikat seperti New York, Maine, dan New England, salju yang seharusnya baru muncul di bulan Desember, turun di bulan Juni.

Sementara Benua Amerika mengalami musim dingin lebih cepat, badai dan hujan deras menghampiri Eropa dari April hingga September. Penduduk Eropa dan Amerika kemudian menyebut kejadian di tahun 1816 ini sebagai "Tahun Tanpa Musim Panas".

4. Alhasil, para petani mengalami gagal panen yang memicu kelaparan 

ilustrasi petani yang mengecek tanamannya yang membeku (smithsonianmag.com/Greg Harlin/Wood Ronsaville Harlin)

Musim panas yang hilang pada tahun 1816 bukan hanya membuat jutaan orang menggigil kedinginan, tapi juga membuat mereka kelaparan. Dilansir History Today, suhu yang turun drastis membuat para petani di Eropa dan Amerika mengalami gagal panen.

Alhasil, harga bahan makanan jadi lebih mahal. Sementara orang kaya bisa bertahan, banyak orang kelaparan karena mereka tidak punya cukup uang untuk membeli makanan. Kelaparan di Amerika Serikat memang tidak separah Eropa, namun harga biji-bijian meningkat, dan orang kelas bawah terpaksa bertahan hidup dengan memakan landak dan lobak.

Baca Juga: 5 Fakta Menyeramkan dari Letusan Gunung Berapi, Berisiko Erupsi!

Verified Writer

Siti Marliah

Find me on 📷 : instagram.com/sayalia

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya