Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Lampion menjadi salah satu ornamen yang sudah lekat pada perayaan Tahun Baru Imlek. Berbentuk bulat dan berwarna merah, ornamen satu ini biasanya dapat ditemui dengan mudah di klenteng, pertokoan, serta rumah-rumah orang keturunan tionghoa yang merayakan Imlek.
Meskipun saat ini dapat ditemukan dengan mudah saat perayaan Imlek, tapi tahukah kamu bahwa lampion dahulu dimaknai sebagai simbol status sosial dan juga simbol keberuntungan? Mau tahu selengkapnya? Yuk, simak ulasan tentang sejarah dan makna lampion dalam perayaan Imlek berikut ini!
1. Apa itu lampion?
lampion (unsplash.com/Glenn Villas) Dalam bahasa China, lampion disebut dengan istilah "denglong" yang bermakna menerangi. Lampion terbuat dari bambu, jerami, kayu, dan kain sutra atau kertas api dengan lilin di dalamnya.
Lampion identik dengan dengan warna merah. Warna merah sendiri memiliki arti kemakmuran, rezeki, dan kesatuan. Tak heran jika lampion kemudian disimbolkan sebagai lambang keberuntungan dan selalu hadir dalam perayaan Imlek. Hal ini karena lampion bermakna menerangi rezeki bagi orang yang menggantungnya.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Pussy Willow, Bunga yang Populer saat Imlek
2. Asal mula lampion
lampion (unsplash.com/Yu Kato) Lampion telah ada sejak zaman dinasti Han (25–220 M). Pada saat itu, orang-orang dari Dinasti Han Timur membuat sebuah alat yang dapat digunakan untuk melapisi lilin atau api agar tidak tertiup angin dari bambu, kayu, atau jerami. Alat tersebut kemudian dikenal dengan istilah lampion pada saat ini. Di zaman ini, para biksu juga mulai menggunakan lampion sebagai bagian ritual keagamaan untuk menghormati Buddha.
Namun, bagi orang-orang pada dinasti Tang (618–907 M), lampion digunakan lebih dari sekedar alat untuk melapisi lilin dan ritual keagamaan semata. Mereka menggunakan lampion untuk keperluan yang lebih modern, yaitu ornamen untuk perayaan atau festival.
3. Makna lampion dalam cerita legenda
lampion dan Patung Nian (unsplash.com/Maud Beauregard) Makna lampion ternyata juga dikisahkan dalam sebuah legenda klasik. Lampion diceritakan dapat mengusir kekuatan jahat dan angkara murka yang disimbolkan dengan binatang buas bernama Nian.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Nian memiliki wujud seperti seekor banteng jantan dengan kepala singa. Nian dikisahkan sebagai pemangsa hewan ternak, tanaman, hingga anak-anak. Kehadirannya disebut-sebut sebagai ancaman bagi warga.
Meski begitu, Nian takut pada tiga hal yaitu api, suara bising, dan warna merah. Oleh karenanya, warga menggunakan berbagai benda yang dapat mengeluarkan api, suara bising, serta warna merah, salah satunya lampion untuk menangkal kedatangan Nian. Hal inilah yang membuat perayaan Imlek identik dengan warna merah dan petasan. Selain sebagai simbol keberuntungan, memasang lampion dan juga petasan dipercaya dapat menghalau penghuni rumah dari berbagai hal jahat.
4. Menjadi simbol status sosial
lampion (unsplash.com/Lauza Loistl) Pemasangan lampion saat ini telah menjadi hal yang lazim bagi masyarakat Tionghoa. Namun, pada zaman dulu, selain sebagai simbol keberuntungan dan penangkal marabahaya, ternyata pemasangan lampion juga dijadikan sebagai simbol status sosial seseorang, lho.
Masyarakat Tionghoa memperlihatkan status sosial mereka berdasarkan lampion yang dipasang di rumah. Semakin mewah dan menarik lampion yang dipasang, menandakan bahwa pemilik berasal dari kalangan atas.
Baca Juga: 30 Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek selain Gong Xi Fa Cai, Kreatif!