Sejarah Kuteks, Simbol Status hingga Terinspirasi dari Cat Mobil
Sudah hadir sejak ribuan tahun sebelum masehi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penampilan kuku yang cantik dapat memberi kesenangan bagi pemiliknya. Saat ini terdapat banyak pilihan dalam mempercantik kuku melalui beragam produk dan teknik. Namun, tahukah kamu bahwa tren mewarnai kuku ternyata sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
Tepatnya pada peradaban jauh sebelum masehi. Kala itu, penggunaan pewarna kuku menjadi simbol penting dalam tatanan sosial masyarakat. Bahkan, terdapat peraturan khusus terkait penggunaan warna yang harus dipatuhi. Mau tahu lebih lanjut? Berikut kisah di balik sejarah kuteks!
1. Pewarna kuku pada jejak peradaban kuno
Dilansir Byrdie, kuteks telah hadir sejak ribuan tahun sebelum masehi. Pada tahun 3.200 SM, pria di Babylonia menggunakan pewarna kuku berbahan kohl berdasarkan ketentuan warnanya. Warna hitam bagi kalangan dengan status kelas tinggi, sedangkan warna hijau menandakan kelas bawah. Para prajurit pun mewarnai kuku mereka saat akan berperang.
Penggunaan serupa juga ditemukan di dinasti China 3.000 SM. Kala itu, pewarna merah dan hitam digunakan oleh kalangan bangsawan. Pewarna tersebut berbahan dasar lilin lebah, getah arab, putih telur, serta gelatin. Selanjutnya pada tahun 600 SM, warna emas dan silver mulai kerap digunakan.
Jejak penggunaan henna sebagai kuteks juga ditemukan di peradaban India dan Mesir Kuno. Ratu Cleopatra kala itu dikatakan menggunakan henna merah pada kukunya. Meski berbeda wilayah, terdapat kesamaan pada aturan warna kuku. Warna yang mencolok untuk kelas atas dan warna yang lebih netral untuk kelas bawah. Tak sembarangan, bagi siapa yang berani melanggar harus bersiap menerima hukuman mati.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.