TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Menarik Gromofon, Alat Rekam yang jadi Simbol Grammy Awards 

Revolusi penting di dunia musik 

ilustrasi gramofon (pixabay.com/Firelong)

Penikmat musik pasti tak asing lagi dengan ajang penghargaan bergengsi Grammy Awards. Dalam perhelatan akbar ini, pelaku bidang musik yang berprestasi akan mendapatkan penghargaan berupa piala. Piala tersebut berbentuk gramofon dengan lapis emas.

Tak hanya sekedar piala, ternyata gramofon memiliki sejarah penting di dunia musik. Untuk itu gak heran jika ajang bergengsi sekelas Grammy Awards memilih gramofon sebagai simbol dari perhelatan tersebut. Tapi, apa sih gramofon itu? Yuk, simak sejarah hingga dampaknya bagi perkembangan musik di dunia.

1. Definisi

ilustrasi gramofon (pixabay.com/Andrzej Rembowski)

Seperti yang disebutkan sebelumnya, pemenang Grammy Award akan menerima piala grammy yang berbentuk gramofon berlapis emas. Piala berbentuk gramofon ini mulai digunakan tahun 1959 hingga sekarang. Simbol gramofon dipilih karena alat ini memiliki dampak revolusioner untuk industri musik di dunia. Dengan gromofon, setiap orang bisa menikmati musik tanpa harus datang langsung ke tempat pertunjukan.

Gramofon sendiri merupakan istilah untuk pemutar rekaman. Namun lebih spesifik, gramofon merupakan pemutar rekaman yang digerakan secara mekanis dan memproduksi suara tanpa amplifikasi listrik. Gramofon berupa meja putar, tonearm dan stylus yang bisa digunakan untuk memutar suara atau musik.

2. Sejarah dan penemu

ilustrasi gramofon (pixabay.com/Andrzej Rembowski)

Penemuan gramofon mengalami perjalanan cukup panjang dengan banyak trial dan error. Dilansir dari javatpoint, ide alat perekam suara sudah dikemukakan oleh Charles Cross yang membuat makalah tentang perangkat pemutar rekaman namun tak ada tindakan praktis.

Selanjutnya, dikutip dari thoughtco, Thomas A. Edison menemukan alat rekam suara yang diberi nama Fonograf kertas timah. Alat ini berguna untuk memutar suara rekaman dari silinder bundar. Namun sayangnya, alat ini memiliki kualitas yang terbatas dan hanya bisa sekali rekaman.

Alexander Graham Bell kemudian berusaha untuk mengembangkan alat tersebut dengan cara menggunakan silinder lilin bernama grafofon. Sekali lagi, alat ini memiliki kelemahan bahwa silinder harus direkam secara terpisah. Sehingga tidak bisa menggunakan grafofon untuk memproduksi musik atau suara secara massal.

Dari dua alat tersebut Emile Berliner kemudian melakukan penelitian sehingga lahirlah Gramofon. Emile Berliner mengganti silinder dengan disk atau rekaman datar yang terbuat dari kaca kemudian diganti menggunakan seng dan terakhir menggunakan plastik.

Emile Berliner kemudian mematenkan penemuannya tersebut pada 8 November 1887 dan kemudian membuka perusahaan rekaman bernama The Gramophone Company. Serta menjual hak lisensi atas patennya untuk metode pembuatan ke Victor Talking Machine Company (RCA).

Ia juga mendirikan perusahaan Berliner Gram-o-phone Company di Kanada, Deutsche Grammophon di Jerman dan Gramophone Co., Ltd yang berbasis di Inggris.

3. Cara kerja

ilustrasi gramofon (pixabay.com/NoName_13)

Dengan prinsip, suara adalah getaran, gramofon merekam dan menghasilkan suara dari gerakan dua benda. Untuk memutar gramofon, terlebih dulu memasang piringan hitam atau disk dan menempelkan jarum diatasnya. Jarum tipis ini juga disebut juga dengan stylus.

Setelah itu, gelombang suara yang dihasilkan akan diteruskan ke alat pengeras suara berbentuk klakson. Namun untuk memutar piringan tersebut, hal yang dilakukan terlebih dahulu adalah memutar pegas. Walaupun tanpa listrik, alat ini bisa menyimpan suara dan musik.

4. Bernilai tinggi

ilustrasi gramofon (pixabay.com/Klaus Hausmann)

Dengan adanya gramofon, penikmat musik bisa mendengarkan lagu favorit tanpa harus keluar rumah. Hal ini mempermudah orang untuk mendengarkan lagu.

Tak hanya digunakan untuk lagu, gramofon juga kerap digunakan untuk merekam suara berupa monolog yang digunakan untuk film atau drama. Oleh karena itu, kesenian semakin berkembang pesat saat gramofon muncul di tahun 1800-an.

Penemuan yang mengalami perjalanan panjang dan dampak besarnya di dunia kesenian, membuat gramofon dan piringan hitam menjadi barang antik.

Hal inilah yang menjadi sebab gramofon dan piringan hitam diburu oleh kolektor khususnya penggemar musik. Ada yang suka dengan suaranya yang masih asli dan ada juga yang suka karena memiliki sejarah penting di dunia musik.

Berkembangnya zaman, dampak piringan hitam dan gramofon mulai meredup namun populer kembali ketika musik retro mulai berkembang. Dikutip dari thehandmade, berdasarkan Recording Industry Association of America (RIAA), penjualan piringan hitam naik 61% menjadi 1 miliar dollar dengan level tertinggi pada tahun 1986.

Baca Juga: Sejarah Met Gala, Acara Amal Fashion Terbesar di Dunia

Verified Writer

mirqotul aliyah

twitter @miraliyah

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya