TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dari Sudut Pandang Sains, Bagaimana Nabi Musa Membelah Laut Merah?

Peneliti rekonstruksi kombinasi angin dan gelombang

Ilustrasi Nabi Musa yang membelah Laut Merah (Vecteezy/Matt Cole)

Intinya Sih...

  • Peneliti merekonstruksi kombinasi angin dan gelombang yang memungkinkan peristiwa penyeberangan Nabi Musa di Laut Merah.
  • Simulasi menunjukkan bahwa angin timur yang kuat bisa mendorong air cukup lama, menciptakan jalan kering untuk Nabi Musa dan pengikutnya.
  • Angin kencang dengan kecepatan 63mph dari timur melewati danau digital di sepanjang Mediterania dekat Port Said bisa menyapu perairan kembali ke pantai barat, menciptakan jembatan darat selama empat jam.

Sejak lama para ilmuwan mencoba memecahkan teka-teki dari sejarah Nabi Musa yang membelah Laut Merah untuk menghindari kejaran tentara Firaun.

Peneliti di National Centre for Atmospheric Research (NCAR) dan University of Colorado di Boulder (CU) menggunakan pemodelan komputer untuk merekonstruksi berbagai kombinasi angin dan gelombang yang dapat menghasilkan daratan kering. Lalu, bagaimana hasilnya?

Baca Juga: Sejarah Penamaan Laut Merah, Beneran Warna Merah?

Hukum fisika

Ilustrasi Laut Merah yang terbelah saat Nabi Musa dikejar tentara Firaun (Vecteezy/Andres Ramos)

Dikutip dari situs The Guardian, mereka menyimpulkan bahwa angin timur yang kuat, yang bertiup semalaman, bisa saja mendorong air di laguna pesisir di Mesir utara cukup lama, sehingga Nabi Musa dan pengikutnya bisa berjalan melintasi dataran lumpur sebelum air kembali masuk, menelan Firaun.

“Simulasi ini cukup mirip dengan kisah di Alkitab. Perpecahan perairan dapat dipahami melalui dinamika fluida. Angin menggerakkan air dengan cara yang sesuai dengan hukum fisika, menciptakan jalur aman dengan air di kedua sisi dan kemudian secara tiba-tiba memungkinkan air mengalir kembali," ujar Carl Drews, penulis utama studi.

Drews yang menghabiskan waktu bertahun-tahun mempelajari kisah penyeberangan tersebut, mengandalkan penelitian sebelumnya mengenai geografi kuno daerah tersebut untuk merekonstruksi kemungkinan lokasi dan kedalaman berbagai saluran air di Sungai Nil.

Dia menggunakan simulasi komputer untuk mencoba menciptakan kembali kondisi yang mungkin telah menyapu air dan mengekspos lahan kering.

Drews mengesampingkan Laut Merah sebagai lokasinya karena membentang dari utara ke selatan yang tidak sesuai dengan deskripsi dalam kitab suci tentang angin timur yang menyapu perairan ke satu sisi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya