TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Personifikasi Kematian dari Berbagai Budaya, Gak Selalu Menyeramkan

Sering diibaratkan sebagai sosok pencabut nyawa

ilustrasi karakter Grim Reaper karya Gustave Doré (commons.wikimedia.org/Gustave Doré)

Fakta bahwa kehidupan memiliki akhir, membuat beberapa orang khawatir dan takut. Dilansir Britannica, kematian sempat menjadi topik populer pada abad ke-20. Uniknya, setiap kelompok dan budaya memiliki persepsi dan pemahaman yang berbeda tentang kematian.

Sejak zaman dahulu, kematian tak hanya membuat banyak orang takut tapi juga sedih. Sering kali kematian diibaratkan sebagai sosok menyeramkan yang membawa makhluk hidup, terutama manusia ke dunia yang berbeda. Apa saja personifikasi kematian yang ada di berbagai budaya di dunia? Simak selengkapnya dalam daftar berikut! 

1. La calavera Catrina

karakter La Calavera Catrina yang dipajang di Zocalo (commons.wikimedia.org/Randal Sheppard)

Bagi masyarakat Meksiko, Catrina merupakan personifikasi dari kematian. Dalam bahasa Spanyol, La calavera Catrina berarti 'tengkorak Catrina'. Karakter Catrina pertama kali digambar oleh seniman José Guadalupe Posada, sebagai wanita bertubuh tengkorak, mengenakan topi besar berhiaskan renda dan bunga-bunga. Karakter ini juga terkadang dipakaikan baju yang indah, dan menjadi tokoh utama pada festival Dia de los Muertos.

Dia de los Muertos atau hari orang mati, merupakan hari besar di Meksiko. Pada hari tersebut masyarakat percaya bahwa pembatas antara dunia orang mati dan orang hidup terbuka, sehingga roh orang yang telah mati dapat mengunjungi keluarga mereka yang masih hidup. Setiap keluarga akan menyambut dan merayakan kedatangan roh sanak saudara dan kerabat mereka yang telah meninggal. Orang-orang akan menghias rumah mereka dengan memajang tengkorak Catrina. 

Kemunculan karakter tengkorak Catrina berakar dari dari budaya Aztec. Karakter Catrina terinspirasi dari sosok Mictecacihuatl, dewi orang-orang Aztec, yang merupakan dewi kematian sekaligus pelindung tubuh orang-orang yang telah meninggal. Dewi ini akan dipuja pada festival penghormatan orang mati, yang dilakukan setiap tahun oleh masyarakat Aztec.

2. Thanatos

patung Thanatos di area pemakaman di Vienna (https://commons.wikimedia.org/Peter Stadler, Vienna)

Dalam budaya Yunani kuno, personifikasi kematian adalah Thanatos, yang merupakan dewa kematian. Ia merupakan anak laki-laki dari Nyx, yaitu dewi malam, dan saudara laki-laki dari Hypnos, sang dewa tidur. Terkadang, Thanatos juga disebut sebagai anak dari Erebus, yang merupakan dewa kegelapan.

History Cooperative melansir bahwa sosok Thanatos digambarkan sebagai seorang pemuda tampan dengan sepasang sayap di punggungnya. Thanatos mengenakan pakaian hitam, dan membawa pedang bersarung. Ia bekerja untuk Hades, di mana tugasnya membawa manusia ke dunia bawah atau kematian ketika waktu yang ditentukan tiba. 

Nama Thanatos digunakan dalam berbagai hal yang menyangkut dengan kematian. Dalam dunia psikologi, rasa takut atau cemas akan kematian disebut sebagai thanatophobia. Dalam dunia forensik, ilmu yang mempelajari kematian dan perubahan setelah kematian disebut sebagai thanatologi.

Baca Juga: 6 Bunga yang Dikaitkan dengan Kematian, Ada Alasannya!

3. Yama

ilustrasi dewa Yama dikalahkan oleh dewa Siwa dengan trisula (commons.wikimedia.org/Rijksmuseum)

Di kepercayaan Hindu dan budaya India, kematian dipersonifikasi sebagai dewa Yama. Yama merupakan dewa kematian sekaligus penguasa neraka dalam mitologi India. Ia juga menghakimi perbuatan baik dan jahat orang-orang mati. Dilansir Times of India, dewa Yama merupakan anak dari Surya, yang merupakan dewa Matahari.

Yama juga dikenal sebagai sosok mortal pertama yang mengalami kematian. Dilansir Hindu Temple Talk, Yama dikalahkan oleh dewa Siwa. Namun atas permintaan dewa-dewa lain, dewa Siwa menghidupkan kembali Yama. Yama digambarkan sebagai sosok laki-laki bermata merah, berkulit biru atau hijau gelap, dengan pakaian berwarna merah. Ia menunggangi seekor kerbau, dan selalu membawa gada dan tali jerat kemana pun ia pergi, dan terkadang digambarkan bersama dengan dua ekor anjing penjaga.

Awalnya, dewa Yama merupakan sosok pria tampan, tapi ketampanannya membuatnya tidak konsentrasi dalam bekerja. Hal ini membuat orang-orang tidak memiliki rasa takut akan kematian. Karena tidak melakukan tugasnya dengan baik, dewa Siwa menghukum Yama. Akibatnya, ia harus kehilangan fisiknya yang rupawan.

4. Banshee

ilustrasi karakter Banshee (commons.wikimedia.org/W.H. Brooke)

Banshee merupakan personifikasi kematian dalam budaya dan cerita rakyat Irlandia. Dilansir Irish Urns, Banshee merupakan anak dari dewa laut Irlandia. Banshee menjadi lambang kematian bagi masyarakat Irlandia kuno, dimana ia akan menyanyikan ratapan ketika seseorang meninggal.

Ratapan Banshee dianggap sebagai pertanda maupun peringatan bagi keluarga yang akan kehilangan. Suara ratapannya disebut-sebut sangat nyaring, sehingga dapat terdengar dari kejauhan. Banshee juga menyanyikan ratapan yang berbeda-beda untuk setiap keluarga. Hal ini membuat orang-orang dapat mengetahui keluarga mana yang akan mengalami kehilangan. 

Walau lebih dikenal dengan suara ratapannya dan bukan sebagai sosok yang terlihat secara fisik, karakter Banshee digambarkan sebagai sosok seorang wanita. Banshee digambarkan sebagai roh seorang wanita tua berambut panjang, dan mengenakan jubah panjang berwarna putih atau abu-abu. Dalam beberapa kasus, Banshee justru digambarkan sebagai sosok wanita cantik berkulit pucat dengan rambut berwarna perak atau merah. 

Verified Writer

MONICA GRACIA R P

@itsmonica92

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya