TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Film Komedi Jauh Lebih Lucu Jika Ditonton Bareng-bareng? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Apa yang menyebabkanmu lebih mudah tertawa ketika orang di sekitarmu tertawa?

elementsresidences.com

Menonton film tentu merupakan aktivitas yang menyenangkan dan sangat digemari hampir pada setiap orang. Apalagi setelah seharian penuh beraktivitas, tentu kita perlu sejenak bersantai sambil menonton film ringan untuk menyegarkan pikiran. Film ringan yang tepat dan kerap menjadi pilihan adalah komedi. Hampir semua orang menggemari menonton film komedi, karena ceritanya yang ringan dan selalu mengundang gelak tawa.

Sayangnya, ketika menonton film komedi sendirian rasanya ada yang kurang, bahkan rasanya sama sekali nggak lucu. Berbeda jika nonton bersama teman-teman, film komedi yang sama pun terasa jauh lebih lucu dan seru. Pernahkah kalian merasa seperti itu? Mengapa hal itu bisa terjadi?

Film komedi yang ditonton bersama-sama akan jauh lebih lucu daripada jika ditonton sendirian adalah akibat dari efek penularan tertawa. Seperti halnya menguap, suara tawa yang ditimbulkan oleh seseorang akan memengaruhi orang-orang di sekitarnya untuk tertawa. Tawa pun akan menular dari satu orang ke orang lainnya sehingga suasana pun menjadi terasa seru dan menyenangkan. Lalu, apa yang menyebabkan tertawa itu menular?

1. Tertawa adalah bentuk komunikasi sosial yang sudah ada sejak zaman dahulu kala

theodysseyonline.com

Penelitian menunjukkan bahwa nenek moyang kita menggunakan tertawa sebagai salah satu cara memperkuat ikatan sosial. Ketika kita merasa bebas dan nyaman dengan orang di sekitar kita, maka kita juga lebih mudah untuk tertawa lepas. Itulah sebabnya menonton film komedi dengan teman-teman akan terasa lebih seru dan menyenangkan.

2. Salah satu bagian otak kita terpengaruh ketika mendengar tawa orang lain, sehingga memancing kita untuk tertawa pula

ww2.kqed.org

Bagian otak yang berperan dalam proses ini adalah promotor cortical region. Area otak tersebut mengatur otot wajah dalam merespon sebuah suara. Seperti studi yang dilakukan oleh peneliti dari University College of London dengan memperdengarkan beragam suara kepada sejumlah responden penelitian. Setelah diperdengarkan suara-suara tersebut, masing-masing otak responden diteliti menggunakan MRI.

Hasilnya, area promotor cortical yang diteliti memberikan respon berbeda bergantung jenis suaranya. Respon tertinggi promotor cortical terjadi ketika responden diperdengarkan suara positif, seperti suara tawa kebahagiaan, dan sebaliknya responnya menurun ketika diperdengarkan suara negatif, seperti suara jeritan ketakutan. Hasil penelitian tersebut membuktikan sebab mengapa kita mudah terpancing tertawa ketika mendengar suara tawa orang lain.

3. Adanya tekanan dan pengaruh sosial menyebabkan kita mudah tertawa ketika orang lain tertawa

home.bt.com

Kita cenderung rajin belajar jika berteman dengan orang-orang yang rajin belajar. Kita juga cenderung suka membolos jika berteman dengan tukang bolos. Lingkungan sosial di mana kita berada memengaruhi perilaku kita. Seperti halnya hasil penelitian Profesor Nicholas Christakis dari Harvard Medical School dan James H. Fowler dari University of California yang menemukan bahwa secara umum perilaku seseorang tercermin dari perilaku teman-temannya. Inilah yang dinamakan efek pengaruh sosial.

Efek sosial ini menyebabkan seseorang berperilaku sesuai dengan perilaku kelompoknya sebagai salah satu cara untuk diterima secara sosial. Seperti halnya kita akan cenderung ikut tertawa apabila teman-teman di sekitar kita tertawa, karena adanya tekanan dan pengaruh sosial tersebut.

Writer

Rifani Mileva

INFJ penggemar buku dan kesunyian perpustakaan. Gemar menulis, tapi masih belajar.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya