Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Membahas tentang melatih anjing, terdapat dua metode yang paling terkenal. Yaitu menggunakan clicker (perangkat yang mengeluarkan bunyi "klik") dan camilan (treats). Misalnya kita memilih metode pelatihan berbasis makanan, namun ternyata anjing tidak merespons dan justru mengabaikan kita. What's wrong?
Ada beberapa spekulasi mengenai hal tersebut. Here are a few of them!
1. Mungkin, anjing sedang tidak lapar
Mengutip Dogster, anjing yang terus-menerus diberi akses ke makanan mungkin lebih sulit membuatnya termotivasi dalam pelatihan. Sehingga, jangan melatihnya ketika perutnya masih penuh.
Kapan waktu yang tepat untuk memulai sesi latihan? Tentu saja saat perutnya kosong, yaitu sekitar 8-10 jam setelah diberi makan, saran VCA Animal Hospitals.
2. Ras anjing tersebut tidak terlalu termotivasi dengan makanan
ilustrasi anjing gembala Jerman (pixabay.com/dendoktoor) Beberapa ras anjing dikenal doyan makan, seperti golden retriever, labrador retriever, corgi, beagle, hingga dachshund. Sebaliknya, beberapa lainnya tidak terlalu termotivasi dengan makanan, seperti anjing gembala Jerman (German shepherd) dan anjing penjaga lainnya.
Apa strategi yang dibutuhkan untuk melatih anjing tipe kedua? Pilih pelatihan yang mendorong prey drive-nya. Dilansir North Shore News, ini adalah naluri anjing untuk mengejar dan menangkap sesuatu.
Baca Juga: 7 Ras Anjing yang Memiliki Kerutan di Wajah dan Tubuhnya
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
3. Mungkin, anjing dalam keadaan stres
Salah satu indikator keadaan mental yang sehat adalah kemauan dan kemampuan untuk makan. Anjing yang sehat tidak akan menolak ketika disodori makanan.
Seperti apa ciri-ciri anjing yang stres? Mengutip American Kennel Club, tanda-tandanya ialah menjilat bibir, menguap, napas terengah-engah, memperlihatkan bagian putih mata (whale eye), serta telinga dan ekor yang terselip.
Untuk membuat sesi latihan menjadi lebih efektif, pulihkan mental anjing dahulu. Misalnya dengan memberi elusan atau pijatan lembut, membiarkannya sendirian untuk sementara waktu, atau memutarkan musik klasik sebagai terapi.
4. Menganggap makanan sebagai jebakan
Dalam beberapa kasus, anjing menganggap makanan sebagai jebakan. Mereka mungkin menghindar atau menatap makanan tersebut dengan ragu. Ada apakah gerangan?
Rupanya, ini tak lepas dari kebiasaan pemilik yang menjadikan makanan sebagai pancingan supaya anjing mau dimandikan, dipotong kukunya, atau dibersihkan telinganya. Alhasil, anjing mengasosiasikan makanan dengan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman dan akhirnya semakin sulit untuk dilatih.
5. Malas dilatih karena kelebihan berat badan
ilustrasi anjing gemuk (pixabay.com/danbar44) Obesitas tidak hanya terjadi pada manusia, tetapi juga hewan peliharaan. Dilansir Dog Time, sekitar 56 persen anjing di Amerika Serikat kelebihan berat badan dan obesitas. Padahal, obesitas meningkatkan risiko radang sendi, penyakit jantung, kanker, dan diabetes.
Anjing yang kelebihan berat badan mungkin menjadi malas bergerak dan kurang lincah. Melatihnya pun menjadi lebih sulit karena mereka mudah lelah. Sebaiknya, ajak mereka berolahraga dan atur porsi makannya.
Baca Juga: Kenapa Anjing Kecil Lebih Galak? Mungkin kena Sindrom Ini