TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Sejarah Timbuktu, Kota yang Disebut dalam Komik Donal Bebek

Dulunya disebut sebagai kota emas

ilustrasi Timbuktu (MINUSMA/Marco Dormino)

Pernahkah kamu membaca komik Donal Bebek? Komik ini membawa kita "berpetualang" ke berbagai penjuru dunia, biasanya dengan tujuan mencari harta karun. Salah satu lokasi yang sering disebut adalah Timbuktu.

Apakah Timbuktu benar-benar ada di dunia nyata? Kalau ada, di mana lokasinya? Mari kita cari tahu!

1. Didirikan sebelum 1100 Masehi

Timbuktu adalah kota di Mali yang terletak di selatan Gurun Sahara dan utara Sungai Niger. Mengutip JSTOR Daily, Timbuktu didirikan sebelum 1100 Masehi.

Sebagai pusat perdagangan, pelancong dari barat datang kemari membawa emas untuk ditukar dengan garam. Pada saat itu, garam adalah komoditas yang bernilai tinggi karena sulit didapatkan.

Lama-kelamaan, banyak pelancong yang menjadikan Timbuktu sebagai tempat tinggal permanen. Kota yang semula kecil, menjadi besar dan cukup terkenal.

2. Mulai dikenal sebagai kota emas

ilustrasi emas (pexels.com/Zlaťáky.cz)

Pada awal 1300-an, Timbuktu resmi menjadi milik Kekaisaran Mali. Selama periode ini, Timbuktu dirumorkan memiliki kekayaan tak terbatas. Rumor ini menyebar hingga ke benua Eropa, membuat orang berbondong-bondong datang.

Konon, pada tahun 1324, Mansa Moussa (Raja Mali yang berkuasa pada tahun 1307-1332) berkunjung ke Mekah membawa ribuan budak dan emas dalam jumlah banyak. Emas ini diambil oleh Moussa dari tambang di sebelah barat Timbuktu.

3. Kemudian, Timbuktu menjadi kota cendikiawan

Pada akhir abad ke-15, Timbuktu mengalami "zaman keemasan". Tetapi, bukan emas dalam wujud batang atau koin yang membawa kemakmuran bagi penduduk Timbuktu, melainkan ilmu pengetahuan.

Kala itu, yang dipelajari adalah agama Islam, hukum, sastra, sains, hingga kedokteran. Dilansir Constitutional Rights Foundation, banyak sekolah dasar, perguruan tinggi, dan perpustakaan tumbuh subur di Timbuktu pada periode tersebut. Semua ini berkat kepemimpinan yang baik dan sumbangan finansial dari keluarga pedagang yang kaya raya.

Menariknya, orang asing yang berkunjung diperlakukan seperti bangsawan, dengan harapan agar mereka bersedia berbagi pengetahuan dan buku yang mereka miliki. Win-win solution!

Baca Juga: Sejarah Penciptaan Jam Matahari, Benarkah Berasal dari Mesir?

4. Namun, kejayaannya mulai memudar sejak dikuasai oleh pasukan Maroko

Nothing lasts forever. Masa kejayaan Timbuktu berakhir ketika dikuasai oleh pasukan Maroko pada tahun 1591. Ditambah lagi, banyak penjelajah Eropa yang melakukan perjalanan ke Timbuktu lalu mengalami kelaparan, dirampok, terjangkit penyakit, dan kematian.

Pamor Timbuktu semakin redup karena pengaruh René Caillié, penjelajah asal Prancis yang berhasil mencapai Timbuktu dan kembali ke Eropa dalam keadaan hidup. René menceritakan bahwa apa yang ia temui tidak sesuai ekspektasinya.

"Timbuktu tidak sebesar atau sepadat yang saya harapkan, perdagangannya jauh lebih kecil dari klaimnya. Di jalan-jalan Timbuktu saya hanya bertemu unta yang datang dari Cabra, sarat dengan barang dagangan. Singkatnya, semuanya memancarkan kesedihan terbesar," tulisnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya