TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Katanya sih Lebih Sehat, Ini 7 Fakta Plus Minus tentang Daging Imitasi

Sebelum kamu mencoba, ketahui faktanya dulu ya!

veganfoodandliving.com

Seiring dengan semakin berkembangnya healthy lifestyle, semakin beragam pilihan yang ada. Bagi kita yang memutuskan jadi vegan, aturan ketat untuk tidak menggunakan produk berbahan dasar hewan menjadi batasan terhadap pilihan makanan kita. Gak heran kalau kita ngerasa jenuh makan itu-itu saja.

Sebenarnya, kamu masih bisa makan daging kok! Teknologi terkini menciptakan produk daging yang bersumber dari bahan nabati. Namun, sebelum mencoba, ketahui plus minus seputar daging imitasi berikut, yuk!

1. Sebelum memulai, kenali dulu sejarah terciptanya daging imitasi

lowcarb-vegan.net

Jauh sebelum gaya hidup vegan tercipta, makanan yang digunakan untuk mensubstitusi daging sudah lama ada. Tepatnya, sejak zaman dinasti Han di China. Waktu itu, tofu adalah makanan pengganti daging yang paling populer. Tofu masih dikonsumsi hingga dinasti Tang dan tersebar luas ke Jepang pada dinasti Song.

Makanan pengganti daging juga populer di Eropa pada abad pertengahan. Terdapat aturan yang melarang konsumsi hewan berdarah panas, telur dan susu. Sebagai substitusi, almond cincang dan anggur digunakan sebagai pengganti daging, sementara roti potong dadu dibuat sebagai tiruan daging.

2. Bahan apa saja yang digunakan untuk mensubstitusi daging?

straitstimes.com

Terdapat banyak sekali bahan yang digunakan untuk mensubstitusi daging. Di antaranya adalah jamur, polong-polongan, tempe, tepung ubi, tahu sampai nasi. Lalu, ditambahkan perasa supaya rasanya mirip dengan ayam, sapi, domba atau seafood.

Jamur adalah salah satu bahan paling populer pengganti daging. Ini karena mereka punya tekstur seperti daging (meaty texture) serta cita rasa yang gurih. Selain itu, jamur juga memiliki kandungan mineral selenium, antioksidan yang dapat berperan dalam mengurangi resiko penyakit kronis. 

3. Daging imitasi mulai dijual secara komersil

livekindly.co

Dari permintaan pasar yang tinggi, daging imitasi akhirnya menjadi populer. Tahun 2013, perusahaan Beyond Meat mulai menjual daging ayam imitasi di toko Whole Foods, Amerika Serikat. Daging ini terbuat dari campuran protein kedelai dan kacang polong, serat dan bahan-bahan lainnya. Beyond Meat kemudian mulai membuat daging sapi dan sosis babi tiruan dari bahan nabati.

Kesuksesan ini diikuti oleh perusahaan Impossible Foods di tahun 2016 yang membuat daging sapi imitasi. Mereka mengklaim penampilan dan rasanya mirip dengan daging asli.

Impossible Foods menggunakan senyawa sintetis yang diproduksi oleh ragi dan dimodifikasi secara genetis. Sementara, untuk meniru lemak daging, mereka menggunakan minyak kelapa dicampur gandum dan protein kentang.

Baca Juga: Sehat dan Bergizi, Ini 5 Keuntungan Jadi Seorang Vegan

4. Meski begitu, daging imitasi ternyata nggak lebih sehat, lho!

seriouseats.com

Meski dibuat dari bahan-bahan nabati, ternyata nggak membuat daging imitasi lebih sehat dari daging asli. Hal ini diutarakan oleh Desiree Nielsen, ahli diet asal Vancouver, Kanada dalam laman Global News.

"Daging imitasi memang diperkaya dengan mineral, lemak tak jenuh dan kolesterol. Namun, daging imitasi lebih tinggi garam dan bahan olahan sebagai substitusi dari bahan alami," terangnya.

Tak hanya itu, ahli diet asal Los Angeles, Amerika Serikat, Vandana Sheth juga menuturkan hal yang sama. Menurutnya, daging imitasi dapat membantu orang beralih ke gaya hidup vegetarian atau vegan, namun tidak boleh dikonsumsi setiap hari, lho!

"Daging imitasi lebih tinggi lemak, natrium dan kalori dari daging asli," ungkapnya.

5. Apakah daging imitasi 100 persen sehat dan alami?

healthline.com

Benar bahwa industri peternakan menghasilkan gas metana yang berpengaruh pada pemanasan global. Namun, fakta di industri daging imitasi pun tak kalah buruk pada lingkungan. Berdasarkan studi yang dipublikasikan di laman Serious Eats, ditemukan bahwa industri daging imitasi menghasilkan efek samping yang buruk.

Daging imitasi menghasilkan heksana (C6H14), polutan yang digunakan untuk menghilangkan lemak dari kacang kedelai misalnya. Padahal, heksana memengaruhi sistem syaraf dan dapat menyebabkan pusing, mual, sakit kepala bahkan kehilangan kesadaran. Selain itu, pembuatan daging imitasi juga diklaim menghabiskan banyak energi, air dan menambahkan banyak zat kimia di dalamnya.

6. Setidaknya, daging imitasi membuat kita lebih baik karena tidak perlu membunuh hewan untuk dimakan

honestburgers.co.uk

Satu hal yang paling mendasar yang dipegang oleh kaum vegan adalah komitmennya untuk tidak mengonsumsi bahan makanan dari hewan. Vegan menganggap bahwa kita tidak perlu membunuh hewan hanya untuk membuat kita kenyang, karena menurutnya ini tindakan yang kejam dan egois.

Yes, we can still eat delicious food and not feeling guilty after that. Apalagi, daging imitasi benar-benar mirip secara rasa dan penampilan dengan daging asli. Adanya daging imitasi mengakomodasi kebutuhan dan prinsip kita secara bersamaan.

Baca Juga: 5 Bahan Makanan yang Bisa Jadi Menu Andalan Vegetarian, Semuanya Enak!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya