TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Fakta Kulminasi, Saat Telur Berdiri Tegak di Hari Tanpa Bayangan

Bukan cuma doi yang bisa menghilang, bayanganmu juga bisa

stalkram.net

Beberapa waktu yang lalu, pihak BMKG mengeluarkan sebuah pemberitahuan tentang adanya Kulminasi Utama 2 yang akan dialami Indonesia pada bulan September-Oktober tahun ini.

Setelah press-release tersebut, ramai pemberitaan tentang tanggal terjadinya kulminasi di Indonesia baru-baru ini. Berikut fakta unik tentang kulminasi!

1. Apa itu kulminasi?

nasa.gov

Kulminasi adalah fenomena ketika matahari berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi matahari sama dengan titik zenith atau lintang pengamat, fenomena ini disebut sebagai Kulminasi Utama.

Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat "menghilang", karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Kulminasi juga memiliki beberapa istilah lain, yaitu transit dan istiwa’.

2. Saat kulminasi, bidang ekuator bumi tidak berimpit

flickr.com/anjakb

Kulminasi atau hari tanpa bayangan muncul karena bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tak berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi. Hal ini menyebabkan posisi matahari dan bumi akan terus berubah sepanjang tahun.

Pergerakan matahari dan bumi ini kita kenal sebagai gerak semu harian matahari, dimana posisi keduanya akan berubah dari 23,5 LU sampai 23,5 LS.

Baca Juga: Mengenal 7 Cuaca Paling Aneh dan Ekstrem yang Terjadi di Luar Angkasa

3. Terjadi dua kali dalam setahun

flickr.com/Michelle Verdino

Di Indonesia khususnya, kulminasi akan terjadi dua kali dalam setahun. Hal ini terjadi karena posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator/khatulistiwa. Adapun waktunya tidak jauh saat matahari berada di garis Khatulistiwa.

Kulminasi di Indonesia memiliki waktu yang berbeda-beda. Biasanya puncak kulminasi utama yang pertama terjadi pada bulan Maret-April, dan kulminasi utama yang kedua terjadi pada bulan September-Oktober.

4. Fenomena alam langka, hanya terjadi di 14 negara dunia

flickr.com/Adit Putra

Kulminasi hanya terjadi di bagian bumi yang berada pada garis ekuator saja. Jika dilihat, hanya ada empat belas negara di dunia yang dapat mengalami fenomena alam kulminasi.

Keempat belas negara tersebut adalah Indonesia, Brasil, Ekuador, Somalia, Gabon, Kenya, Maladewa, Kiribati, Republik Kongo, Republik Demokratik Kongo, Uganda, Nauru, Sao Tome dan Principe.

Dari semua kota dan negara yang dilewati garis tersebut, hanya Kota Pontianak yang tepat berada di garis Khatulistiwa, sehingga Kota Pontianak dikenal dengan sebutan Kota Khatulistiwa. Bangga!

5. Kulminasi dapat membuat telur ayam berdiri tegak

flickr.com/Chong SPhing

Saat peristiwa alam kulminasi, selain dapat menghilangakan bayangan, ia juga menghasilkan gaya gravitasi matahari terhadap bumi yang sangat kuat.

Gaya gravitasi yang sangat kuat itulah, dapat membuat telur ayam bisa berdiri tegak tanpa memiliki bayangan. Di Pontianak sendiri, fenomena tersebut menarik banyak wisatawan lokal maupun mancanegara lho!

6. Matahari akan tepat berada tepat di atas kepala

flickr.com/Yuval Y

Peristiwa ini terjadi karena bumi beredar mengitari matahari pada jarak 150 juta kilometer dengan periode sekitar 365 hari. Garis edar bumi berbentuk sedikit lonjong, sehingga bumi kadang bergerak lebih cepat atau lebih lambat.

Saat ini juga akan terjadi fenomena Solstice. Yaitu titik balik matahari ketika matahari berada di titik paling utara atau paling selatan. Solstice juga menjadi penanda puncak musim dingin atau panas

7. Selain itu, matahari akan bersinar lebih terik

pexels.com/Abhiram Prakash

Ketika kulminasi terjadi, kamu harus siap-siap dengan atribut seperti sunblock, payung, topi, dan lainnya nih! Karena matahari berada tepat di atas garis ekuator/khatulistiwa, sehingga suhu akan lebih panas di siang hari.

Makanya saat kulminasi terjadi, untuk kamu yang sedang berada di wilayah khatulistiwa khususnya, akan merasakan matahari seperti tepat berada di atas kepala pada waktu tengah hari.

8. Menjadi penanda terjadinya perubahan musim

pexels.com/George Becker

Seperti telah kita ketahui, kulminasi terjadi karena adanya pergerakan matahari dan bumi. Dari pergerakan tersebut, posisi matahari akan berada di bagian bumi utara dan selatan secara bergantian.

Posisi matahari tersebut  berpengaruh pada musim yang terjadi. Ketika titik puncak matahari atau kulminasi, menjadi penanda awal terjadinya perubahan musim. Sebagai contoh, misalnya empat musim di wilayah subtropis dan musim kering-basah di Indonesia.

9. Durasi waktu antara siang dan malam akan sama

pexels.com/Pixabay

Saat puncak gerak semu harian matahari atau kulminasi terjadi, seperti diketahui bayangan benda yang tegak akan menghilang, ditambah dengan durasi siang dan malam juga akan berlangsung sama, yaitu tepat 12 jam.

Selain hilangnya bayangan dan durasi siang-malam yang sama, saat puncak kulminasi akan terjadi kesulitan atau gangguan sinyal, hingga gangguan cuaca di antariksa yang cukup ekstrim.

Baca Juga: 10 Hal Aneh yang Tertangkap Radar Cuaca

Verified Writer

Aqeera Danish

edith

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya