TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fakta Zoroastrianisme, Aliran Majusi yang Masih Eksis hingga Kini (1)

Semua mengajarkan kebaikan

flickr.com/roham maher

Di dunia yang kita huni ini, terdapat banyak sekali agama, aliran, maupun sekte yang berkembang pada masing-masing kelompok masyarakat. Kepercayaan tersebut menjadi pedoman hidup bagi kelompok yang  meyakininya tersebut.

Dan yang pasti, dari sekian banyak agama, aliran, maupun sekte mengajarkan kebaikan ke setiap pengikutnya. Salah satu yang masih tetap eksis hingga kini adalah zoroastrianisme. Seperti apa, sih faktanya?

1. Apa itu Zoroastrianisme?

lickr.com/Arshtad Arshtad

Zoroastrianisme adalah salah satu aliran terbesar dari agama Majusi. Majusi sendiri adalah sebuah agama yang berkembang di negara Persia yang sekarang adalah negara Iran, dan terkenal sebagai agama Persia Kuno.

Diperkirakan, Majusi telah berkembang di negara tersebut sejak 5000 SM, menjadikannya salah satu agama tertua di dunia.

Layaknya aliran Majusi lain, seperti Manu, hingga Mazdak, Zoroaster pun sebagian besar masih menganut paham Majusi. Dinamakan sesuai dengan sang pendiri, Zarathustra yang berasal dari suku Media. Ia lahir di Azerbaijan, pada tahun 523 SM.

Faravahar/Forouhar/Farre Krisdayanti, adalah simbol yang terkenal dari Zoroaster. Ia melambangkan Ahura Mazda dan segala kebaikan. Pada perkembangan modern, simbol manusia di tengah adalah perwujudan dari jiwa manusia yang dilingkupi oleh kebaikan. Simbol tersebut diadaptasi dari Dinasti Pahlavi/Pahlawy.

2. Zoroastrian

instagram.com/freddiemercury

Penganut Zoroastrianisme disebut sebagai Zoroastrian. Zarathustra mulai mengajarkan aliran tersebut pada masa pemerintahan Maharaja Darius 1. Pada tahun 618 SM, aliran ini berkembang pesat setelah Raja Chorasma Vishtaspa dan sang Menteri Yasasp menganut Zoroastrianisme.

Dan mengalami tahun keemasan pada saat Persia berada di tangan Dinasi Sasanid, atau lebih dikenal dengan Kekaisaran Erānshahr sekitar tahun 226-651 M.

Zarathustra sendiri wafat pada usia 77 tahun di Bactria ( Balkh, Afghanistan saat ini ). Setelahnya, beberapa Zoroastrian menyebarkan ajaran tersebut untuk pertama kalinya di Bombay-India, dan dikenal dengan sebutan Orang Parsi.

Saat ini, Zoroaster sudah menyebar hingga Amerika seperti London, New York, Chicago, Boston, dan Los Angeles. Walaupun dengan jumlah pengikut yang sedikit. Salah satu Zoroastrian yang terkenal adalah mendiang penyanyi Freddie Mercury.

Baca Juga: 10 Fakta Paskah Umat Yahudi yang Jarang Diketahui

3. Konsep Tuhan

flickr.com/swiss.frog

Bila Majusi mempercayai adanya dua Tuhan yakni Ahura Mazda ( Spenta Mainyu ) yang artinya Tuhan Kebaikan, dan Ahriman ( Angro Mainyu ) yang artinya Tuhan Kejahatan. Zoroastrianisme hanya mengakui satu Tuhan yang mutlak dan Maha Kuasa, yaitu Ahura Mazda.

Sehingga saat ini di Iran, ajaran tersebut juga dikenal dengan nama Mazdayasna.

Walaupun begitu, Ahriman tetap mereka percayai, sebagai roh jahat yang mengajak manusia pada kejahatan dan akan dikalahkan oleh Ahura Mazda. Namun, disebabkan di Persia sebelumnya menganut politeisme, paganisme, bahkan animisme, Zoroaster tidak lepas dari kepercayaan terhadap para dewa ( politeisme ).

4. Politeisme dalam Zoroaster

flickr.com/Tupinambah

Politeisme adalah sebuah kepercayaan dimana pengikutnya mempercayai adanya kehadiran dewa-dewa. Karena kepercayaan leluhur, Zoroaster tidak luput dari kepercayaan ini.

Para dewa yang diyakini oleh mereka, di antaranya adalah:

  1. Asha Vahista, dewa kebenaran dan keamanan yang menguasai api
  2. Vohu Manah, dewa hati nurani yang digambarkan berbentuk sapi jantan
  3. Keshatra Vairya, dewa logam
  4. Spenta Armaity, dewa bumi dan tanah
  5. Haurvatat, dewa air
  6. Amertat, dewa tumbuh-tumbuhan

5. Kitab Suci Zoroaster

www.bl.uk

Avesta adalah kitab suci para Zoroastrian. Sebuah kitab berbahasa Pahlawy Kuno, salah satu bahasa yang berkembang pada jaman Iran Abad Pertengahan. Avesta menggunakan huruf hozwārishn atau lebih dikenal dengan aramaics yang rumit.

Bahkan saat ini hanya dipahami kalangan tertentu dan sudah tidak dikenali lagi di kalangan masyarakat Iran ( sebutan untuk Persia sekarang ). Pada awalnya, kitab suci tersebut berisi 21 sub-kitab.

Tapi saat Persepolis, ibukota Persia ketika masa Kekaisaran Media, diserang dan diambil alih oleh Alexander yang Agung dari Makedonia pada tahun 331 SM. Sebagian Kitab Suci Avesta pun ikut hancur, sedangkan sebagian lain yang masih tersisa dikirimkan ke Athena.

Usaha penyusunan kembali dimulai pada masa pemerintahan Raja Vologese 1 antara tahun 51-77 M, ia merupakan maharaja dari Dinasti Arsacida yang sedang menguasai Persia. Pada masa itu, dikenal dengan masa Kekaisaran Parthia.

6. Kitab Suci Baru

www.avesta.org

Hingga saat ini, kitab yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Pahlawy Baru dan bahasa lainnya tersebut hanya memiliki empat sub-kitab. Yaitu:

  1. Gathas, yaitu kumpulan 17 puisi pujian yang menceritakan pertemuan Zarathustra dengan Tuhan dan dibuat olehnya sendiri
  2. Yasna, berisi kumpulan doa dan aturan ibadah
  3. Visperad, berisi pujian dan permohonan pada Tuhan
  4. Vendidad, berisi tentang semua hal yang berhubungan dengan ritual Zoraster

Bersamaan dengan keempatnya pula, dibuatkan Avesta kecil yang diperuntukkan bagi individu Zoroastrian, Khordeh Avesta. Yaitu kitab yang berisi doa sehari-hari, dan Yasths, berupa puisi dan pujian pada pahlawan.

7. Frashokeveti

parsi-times.com

Frashokeveti adalah sebuah doktrin Zoroaster tentang renovasi terakhir alam semesta, ketika kejahatan dihancurkan, dan segala sesuatu akan menjadi satu kesatuan sempurna dengan Tuhan (Ahura Mazda).

Pada masa ini, mereka percaya jika dunia akan mengalami pembaharuan yang sempurna, dan semua makhluk baik yang masih hidup dan sudah mati akan terbebas dari kejahatan Ahriman.

8. Kepercayaan alam semesta berusia 12.000 tahun

www.hinduwebsite.com

Selain Frashokeveti, Zoroastrian percaya bahwa dunia dan seisinya mengalami empat periode berbeda selama 12.000 tahun. Empat periode dengan masing-masing masa 3.000 tahun tersebut adalah fase yang terjadi pada kehidupan alam semesta:

  1. Masa penciptaan alam semesta dan seisinya oleh Ahura Mazda
  2. Periode saat Ahura Mazda bertarung dengan Ahriman, dan menyebabkan terjadinya pergantian siang dan malam. Pertarungan ini juga melahirkan kepercayaan tentang adanya terang dan gelap
  3. Pada tahap ketiga ini, adalah periode lahirnya sang Nabi, Zarathustra. Pada masa ini pula, diceritakan bahwa Zarathustra menerima wahyu atau penglihatan dari Ahura Mazda
  4. Masa terakhir mereka percaya bahwa Saoshayant yang berasal dari keturunan Zarathustra akan muncul setiap seribu tahun. Ketiganya akan memimpin dan memelihara bumi, serta akan menghancurkan Ahriman dan pengikutnya. Tiga turunan tersebut adalah Hushidar, Huhidarmah, dan Sushiyans

9. Peribadatan

flickr.com/binepix

Karena masih menganut paham Majusi, Zororaster pun mempercayai kesucian api, tapi hanya sebagai perantara dalam berhubungan dengan Tuhan, Ahura Mazda. Zoroastrian melakukan peribadatan tersebut di sebuah kuil, yang dikenal dengan nama Kuil Api.

Api dalam kuil itu dijaga secara terus menerus oleh para Mobed, sebutan bagi pemuka agama Zoroaster. Bahkan hingga kini, ada sebuah kuil bernama Atashkadeh-e Yazd  di Yazd, Iran di mana api suci kaum Zoroaster yang sudah berusia 1000 tahun lebih berada.

Ajaran ini pun menganjurkan peribadatan setiap harinya. Waktu utama untuk ibadah adalah pagi hari. Zoroastrian dapat melakukannya di mana saja, baik di rumah maupun di tempat baik lainnya.

Baca Juga: 8 Trik Bertahan Hidup yang Dilakukan Orang Yahudi Selama Holocaust

Verified Writer

Aqeera Danish

edith

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya