TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Metode Wolbachia untuk Kendalikan Nyamuk DBD

Terdengar mengerikan namun sangat ampuh, lho!

ilustrasi nyamuk demam berdarah (Pexels.com/Pixabay)

Musim penghujan telah tiba, sudah saatnya kamu bersiap siaga untuk serangan nyamuk yang mulai bermunculan. Terutama terhadap kemunculan nyamuk demam berdarah atau Aedes aegypti. Walau zaman sudah modern, namun nyamuk yang satu ini masih 'sukses' bikin masyarakat sakit karenanya. 

Oleh sebab itu, dibutuhkan teknologi atau metode untuk mengendalikan kehadiran nyamuk demam berdarah tersebut. Salah satunya adalah teknik pelepasan nyamuk yang terinfeksi bakteri wolbachia.

Metode ini menargetkan nyamuk betina agar tidak menularkan virus demam berdarah saat menghisap darah manusia. Simak fakta lengkap tentang metode wolbachia, yuk!

1. Melepas nyamuk terinfeksi bakteri ke alam 

ilustrasi menyebar nyamuk ke alam secara langsung (Linkedin.com/World Mosquito Program (WMP))

Berbeda dengan pengendalian nyamuk pada umumnya yang lebih mengutamakan membasmi atau membunuh nyamuk. Pengendalian yang satu ini terbilang unik, sebab kamu akan diarahkan untuk melepas nyamuk ke alam. Bukanya membunuh nyamuk, melainkan menambah populasinya yang sudah ada di alam.

Pasti bertanya-tanya, kan, kenapa diminta melepas nyamuk di alam? Secara nalar juga pasti kamu mengira bahwa melepas nyamuk di alam bisa membuat jumlah populasi nyamuk bertambah.

Nah, kamu perlu tahu, nih, bahwa yang dikendalikan di sini adalah penyakit demam berdarahnya. Seperti dilansir BBC, nyamuk bukanlah penyebab utama demam berdarah, sebab nyamuk hanya vektor yang membawa virus ataupun parasit.

Dengan teknologi ini, virus yang ada dalam tubuh nyamuk akan semakin tertekan dan tidak bisa berkembang di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti. Alhasil, meskipun banyak nyamuk demam berdarah yang menggigit dan menghisap darahmu, kamu tidak akan terinfeksi penyakit lagi.

2. Masih belum banyak diterapkan di Indonesia

ilustrasi diskusi penerapan teknologi nyamuk dengan wolbachia bersama warga (Linkedin.com/ilustrasi menyebar nyamuk ke alam secara langsung (Linkedin.com/World Mosquito Program (WMP))

Metode ini terbilang cukup baru, lho, sebab belum banyak daerah yang menerapkannya. UGM melansir kabar bahwa dalam menerapkan teknologi ini perlu adanya komunikasi yang bagus di masyarakat.

Hal tersebut disebabkan teknologi ini perlu sosialisasi dan kesadaran masyarakatnya. Sebab menyebar nyamuk ke alam seakan-akan tidak mengurangi nyamuk, melainkan malah menambah jumlahnya.

Daerah yang sudah menerapkan teknologi ini juga bisa menjadi pemicu dalam perluasan penerapan teknologi ini kedepannya. Pasalnya hasil yang terlihat memuaskan, seperti turunnya angka kasus demam berdarah. Hal ini menjadi daya tarik daerah lain untuk menerapkannya pula.

Baca Juga: Mengenal Wolbachia, Cara untuk Tekan Kasus Demam Berdarah di Semarang 

3. Teknologi efektif jangka panjang

ilustrasi muda dan tua (Linkedin.com/World Mosquito Program (WMP))

Wolbachia adalah metode pengendalian nyamuk untuk jangka panjang. Sangat berbeda bila dibandingkan dengan pengendalian kuratif atau membunuh langsung nyamuk demam berdarah yang hanya saat itu juga hilang, namun di periode berikutnya nyamuk datang lagi dan terkadang dalam jumlah lebih banyak. 

Dilansir CDC, teknologi penggunaan nyamuk yang terinfeksi wolbachia juga terbukti bisa mengurangi jumlah nyamuk Aedes aegypti. Metode ini prinsipnya adalah mengentaskan atau menghilangkan nyamuk yang membawa virus.

4. Memanfaatkan bakteri dalam pembuatannya

Dilansir Nature, bakteri wolbachia adalah symbiont atau bakteri yang biasanya ada pada serangga. Contohnya ada di tubuh lalat buah, capung dan ngengat. 

Layaknya seperti tubuh manusia yang memiliki beraneka ragam bakteri baik. Hal ini ternyata sejalan dengan teknologi ini, lho. Di mana bakteri yang diinfeksikan ke nyamuk dapat menekan virus yang biasanya dibawa oleh si Aedes aegypti.

Jadi meskipun terdengar mengerikan, namun ternyata bakteri yang diinfeksikan berjenis umum dan paling sering ada di tubuh serangga. So, jangan takut lagi dalam mencoba metode ini, ya! 

Baca Juga: 5 Obat Demam Alami Aman untuk Anak,  Pengganti Paracetamol

Verified Writer

Norman Wijaya

Semakin kreatif dan informatif! @norman_wijaya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya