Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Kambing hutan Jepang dikenal sebagai japanese serow, sepsies goat-antelope yang hidup di hutan lebat. Mereka berada dalam famili Bovidae, genus Capricornis dan memiliki nama ilmiah Capricornis crispus. Panjang tubuhnya mencapai 1.3 meter, tingginya kisaran 70-85 sentimeter dengan berat 30-45 kilogram.
Untuk membantumu mengenalinya lebih baik, ingatlah bahwa terdapat bulu keputihan di sekitar lehernya, warna tubuhnya hitam dengan bintik putih atau cokelat gelap. Warna bulunya cenderung lebih cerah saat memasuki musim panas. Mereka memiliki tiga kelenjar kulit, lho. Temukan fakta unik lainnya melalui penjelasan berikut.
1. Wilayah penyebaran kambing hutan Jepang
Kambing hutan jepang (commons.m.wikimedia.org/Kei hashi) Penyebaran kambing hutan Jepang berada di tiga pulau utama Jepang. Mereka tersebar di bagian utara dan tengah Honshu, area kecil di Shikoku dan Kyushu. Animalia menginformasikan bahwa kambing hutan tidak bermigrasi dan memilih hidup di padang rumput serta hutan terbuka. Mereka lebih menyukai hutan gugur beriklim sedang, tapi juga bisa berada di hutan berdaun lebar yang terdiri dari pohon ek Jepang, padang rumput alpine dan perkebunan jenis konifera.
Baca Juga: 5 Fakta More Exposure Effect, Jarang Diketahui tapi Berpengaruh Besar
2. Mereka sangat teritorial
Kambing hutan jepang (commons.m.wikimedia.org/Jdombrow) Hewan satu ini banyak menghabiskan waktunya sendirian, tapi kamu mungkin bisa menemuinya bersama pasangan dan berada dalam kelompok keluarga kecil. Kambing hutan Jepang cenderung lebih aktif saat fajar dan petang. Berdasarkan informasi dari Animal Diversity, mereka sangat teritorial dan membentuk interseksual.
Kambing hutan Jepang menandai wilayahnya dengan kelenjar aroma yang terletak di area matanya. Saat kambing hutan dewasa yang berjenis kelamin sama bertemu, bisa terjadi agresi. Pertarungan mereka berpotensi mengakibatkan kematian akibat cedera serius.
3. Pendengaran, penglihatan dan penciumannya sangat tajam
Kambing hutan jepang (commons.m.wikimedia.org/Nicholas1981) Sebagai hewan yang hidup di alam liar, kambing hutan Jepang haruslah memiliki kemampuan yang bisa membantunya bertahan hidup. Mereka ternyata memiliki pendengaran yang sensitif, bisa mendeteksi pergerakan dari jarak jauh. Tidak hanya itu, penglihatannya juga sangat tajam, memungkinkannya untuk melihat bahkan saat pencahayaan rendah. Dua kemampuannya itu didukung dengan penciuman tajamnya.
4. Kambing hutan Jepang bukanlah rusa maupun kambing
Kambing hutan jepang (commons.m.wikimedia.org/ゆうじ) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Perawakan dan nama dari kambing hutan Jepang mungkin membuatmu bertanya-tanya, sebenarnya hewan apa sih mereka? Di Jepang, banyak orang mengira bahwa kambing hutan ini adalah spesies rusa, walaupun sebenarnya berada dalam famili yang berbeda. Serow merupakan hewan yang mirip kambing (goat-like) atau mamalia seperti antelop (antelope-like), mereka berada dalam genus Capricornis.
Dulu, kata 'kamoshika' dalam bahasa Jepang digunakan mendeskripsikan aksara China untuk kata 'shika' yang berarti rusa. Tapi, saat ini jika ditulis menggunakan aksara China, itu berarti antelop dan domba.
5. Memiliki wilayah meningkatkan peluangnya untuk bertahan hidup
Kambing hutan jepang (commons.m.wikimedia.org/Plamen Agov) Usia maksimal yang bisa dicapai jantan kisaran 20 hingga 21 tahun, sedangkan betina kisaran 21 hingga 22 tahun. Harapan hidup saat lahir bagi jantan adalah 5,3 hingga 5,5 tahun, sementara betina 4,8 hingga 5,1 tahun. Sebuah penelitian menemukan bahwa kambing hutan hidup di wilayah yang sama selama 11,7 hingga 12,4 tahun.
Mereka mulai membangun wilayahnya sendiri saat berusia 2 atau 4 tahun dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di wilayahnya sendiri. Menariknya, keberhasilan untuk memiliki wilayah akan meningkatkan peluang kambing hutan Jepang untuk bertahan hidup. Mereka yang tidak memiliki wilayah memiliki risiko kematian lebih besar.
6. Kambing hutan Jepang setia pada pasangannya
Kambing hutan jepang (commons.m.wikimedia.org/Ken Ishigaki) Sistem perkawinan kambing hutan Jepang adalah monogami, membentuk ikatan yang berlangsung seumur hidup. Musim kawinnya terjadi setahun sekali antara bulan September dan Januari. Selama periode tersebut, mereka juga melakukan ritual pendekatan seperti kambing atau gazelle di mana jantan akan menjilat mulut betina, serta berbagai gerakan lainnya.
Betina bisa melahirkan satu bayi setelah mengandung selama 210-220 hari, biasanya lahir di bulan Juni dan Agustus. Mereka tetap bersama induknya selama satu atau dua tahun sebelum membangun wilayahnya sendiri.