TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Menarik Katak Panah Beracun, Mereka Sangat Mematikan!

Berhati-hatilah jika menemui katak berwarna terang

Katak panah beracun (commons.m.wikimedia.org/Cliff)

Katak panah beracun adalah katak kecil berwarna terang dengan pola beragam yang menarik. Mereka berukuran sekitar 2.5-5 sentimeter panjangnya. Katak panah beracun adalah karnivora dan bisa hidup di dalam liar selama 3-15 tahun. Mereka memanfaatkan lidah panjangnya yang lengket untuk menangkap berbagai serangga sebagai santapan.

Tapi, dari mana sumber racun dari katak panah beracun? Temukan jawabannya pada fakta berikut ini!

1. Wilayah penyebaran katak panah beracun

Katak panah beracun (commons.m.wikimedia.org/Kim Holzmann)

Katak panah beracun adalah katak kecil dengan warna yang cerah. Mereka hidup di hutan hujan tropis sepanjang Amerika Selatan dan Tengah. Ada lebih dari 175 spesies yang diketahui saat ini. Tidak sama seperti amfibi lainnya, katak panah beracun aktif di siang hari, jelas Live Science.

2. Katak panah beracun tidak bisa berenang dengan baik

Katak panah beracun (commons.m.wikimedia.org/Dwayne Reilander)

Katak panah beracun memilih tempat di luar perairan. Kebanyakan dari mereka tidak bisa berenang dengan efektif, sehingga lebih menyukai sungai dan serasah dedaunan. Mengapa begitu? A-Z Animals menjelaskan bahwa katak panah beracun tidak memiliki jaring di antara jemari kakinya, ini membuat mereka tidak bisa berenang sebaik katak lainnya.

Baca Juga: 6 Fakta Unik Katak Kaca, Bagian Bawahnya Tembus Pandang! 

3. Apa sumber racun dari katak panah beracun?

Katak panah beracun (commons.m.wikimedia.org/Mannu1975)

Sumber yang sama menjelaskan bahwa para ilmuwan percaya makanan yang katak panah beracun makan adalah sumber dari racunnya. Pola makan mereka berdampak pada jumlah racun yang bisa mereka hasilkan. Akan tetapi, katak panah beracun yang hidup di penangkaran lebih suka memakan serangga sehingga tidak beracun.

Mereka memakan semut, rayap, lalat dan beberapa serangga beracun. Serangga biasanya mendapatkan racun dari tumbuhan yang mereka makan. Berudu memakan alga dan telur yang tidak dibuahi, ini diberikan oleh induknya, jelas Cool Kid Facts.

4. Racun disekresi dari kulit katak beracun

Katak panah beracun (commons.m.wikimedia.org/Holger Krisp)

Rainforest Cruises mengatakan bahwa racun tersimpan dalam kelenjar kulit dan bisa ditampung selama bertahun-tahun. Sebab racun tidak mudah rusak, karenanya anak panah yang direndam dalam racun mereka bisa mempertahankan efek mematikan selama lebih dari dua tahun. Komposisi kimiawi racun dalam katak bisa bervariasi.

Racunnya bisa mengandung bahan pengiritasi, halusinogen, kejang, racun saraf, dan vasokonstriktor. Racun bisa mencegah saraf mengirimkan impuls sehingga otot mereka berada dalam kontraksi yang tidak aktif. Ini bisa menyebabkan fibrilasi dan gagal jantung.

Menariknya, mereka kebal terhadap racunnya sendiri. Sebab katak panah beracun memiliki saluran natrium khusus yang tidak bisa dirusak oleh racun.

5. Katak panah emas beracun adalah yang paling berbahaya

Katak panah beracun (commons.m.wikimedia.org/Brian Gratwicke)

Berdasarkan informasi dari A-Z Animals, katak panah emas beracun adalah yang paling mematikan dari semua spesies. Kelenjar mereka mengeluarkan racun yang disebut batrachotoxin dalam jumlah berlebihan. Racun mereka bisa menyebabkan kejang, otot menyentak, mengeluarkan air liur dan akhirnya kematian karena racun menyerang sistem saraf.

Panjang spesies katak beracun satu ini hanya 5 cm, tapi Rainforest Cruises melaporkan bahwa mereka bisa membunuh 10-20 manusia dewasa, 20.000 tikus atau 2 ekor gajah jantan Afrika. Hanya dibutuhkan 2 mikrogram racun dari mereka untuk membunuh manusia atau bahkan seekor jaguar.

Baca Juga: 6 Fakta Katak Pohon Bermata Merah, Memberi Efek Kejut pada Pemangsa!

Verified Writer

Nur Aulia Safira

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya