TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Enzim Mutan Pemakan Plastik, Hasil Penemuan Mutasi Terbaru

Mampu mengurai material plastik hanya dalam 24 jam

ilustrasi sampah plastik (unsplash.com/Marc Newberry)

Pencemaran oleh sampah plastik adalah isu lingkungan berskala global yang semakin mengancam dari tahun ke tahun. Untuk itu, para peneliti berlomba-lomba untuk bekerja keras menemukan solusi masalah sampah plastik ini.

Salah satu kabar baiknya, sekelompok peneliti dari University of Texas menemukan varian baru sebuah enzim yang dapat mencerna dan menguraikan plastik hanya dalam hitungan jam. Enzim ini merupakan hasil mutasi dari PETase, suatu enzim alami yang mampu mendegradasi plastik jenis PET.

Studi ini baru saja dipublikasikan di jurnal Nature pada akhir April 2022 kemarin. Yuk, simak info dan fakta tentang enzim ini pada ulasan berikut.

1. Enzim ini diberi nama FAST-PETase

ilustrasi penelitian enzim FAST-PETase (unsplash.com/Julia Koblitz)

Sebagai hasil mutasi terbaru dari enzim PETase, varian terbaru ini dinamakan FAST-PETase (functional, active, stable, and tolerant PETase). Enzim ini dikembangkan dari PETase alami yang memungkinkan bakteri untuk mengurai plastik PET.

Adapun PET (polietilen tereftalat) adalah jenis polimer yang banyak ditemukan di berbagai kemasan, seperti pada plastik pembungkus makanan, botol minuman, hingga beberapa jenis serat dan tekstil.

Dibandingkan versi alaminya, enzim mutan ini mengandung 5 mutasi. Sesuai namanya, varian hasil mutasi ini dibuat lebih stabil dan toleran, dengan kemampuan yang lebih superior dibanding versi alaminya.

Baca Juga: Sampah Plastik Diolah Jadi Dexlite, NTB Akan Punya "Sumur" Minyak 

2. Dikembangkan dengan model pembelajaran mesin

hasil penelitian FAST-PETase dengan metode machine learning model (sci-news.com)

Enzim mutan ini dikembangkan menggunakan model pembelajaran mesin (machine learning model). Metode ini memungkinkan peneliti untuk memprediksi mutasi yang dapat mengurai sampah plastik dengan cepat pada suhu rendah.

Proses ini meliputi penelitian dan uji coba terhadap terhadap 51 jenis wadah plastik, 5 jenis serat poliester dan kain, serta botol-botol berbahan PET. Dari proses studi tersebut, tim peneliti berhasil membuktikan tingkat efektivitas yang tinggi dari enzim ini.

“Penelitian ini benar-benar menunjukkan kekuatan dari hasil penyatuan berbagai disiplin ilmu, mulai dari ilmu biologi sintetik, teknik kimia, hingga kecerdasan buatan (AI),” sebut Profesor Andrew Ellington, salah satu peneliti yang terlibat.

3. Mampu menguraikan plastik dengan efektif dan lebih cepat

ilustrasi proses penguraian plastik (unsplash.com/Naja Bertolt Jensen)

Melansir informasi oleh Sci-News, 12% dari sampah dunia adalah plastik berjenis PET. Normalnya, sampah plastik PET ini membutuhkan waktu hingga berabad-bad untuk bisa terurai sempurna pada kondisi alami.

Yang menarik, hasil uji coba menunjukkan bahwa FAST-PETase mampu mengurai sempurna polimer jenis PET menjadi bentuk monomer dalam waktu cepat, yaitu seminggu. Bahkan pada beberapa studi kasus, enzim ini bisa mendegradasi plastik dalam waktu 24 jam saja.

4. Mampu bekerja secara lebih stabil dan toleran

ilustrasi penelitian enzim FAST-PETase (unsplash.com/Lucas Vasques)

Kemampuan enzim PETase alami cenderung lambat dan kurang aplikatif di suhu rendah. Sementara, agar dapat diaplikasikan secara luas dengan sederhana, dibutuhkan enzim yang stabil dan mampu bekerja pada kondisi lingkungan yang sesuai dengan situasi di lapangan. 

Hasil studi ini menyatakan bahwa enzim FAST-PETase lebih toleran terhadap suhu rendah. Enzim ini bahkan mampu bekerja diantara suhu 30 hingga 50 derajat celcius dengan rentang pH yang bervariasi.

Baca Juga: Wajib Ditanggulangi, Ini 7 Bahaya Fatal Sampah Plastik di Laut

Verified Writer

Nurul M

Berusaha menulis sesuai fakta. Mohon maaf jika terdapat misinformasi.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya