TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Teknologi Masa Depan yang Paling Diimpikan Para Ilmuan

Penemuan-penemuan ini masih sebatas mimpi hingga sekarang

ilustrasi teknologi masa depan (pixabay.com)

Apa yang terjadi jika Galileo Galilei bangkit kembali dan melihat semua kemajuan teknologi pada saat ini? Ia pasti akan terkagum-kagum dan tak menyangka bahwa kemajuan teknologi telah berlangsung dengan begitu cepat dibandingkan zamannya.

Sungguh pun hari ini telah banyak kemajuan pesat di bidang sains, para ilmuan rupanya masih belum puas dan masih ingin menciptakan teknologi yang lebih muthakir lagi, yang perkembangannya makin membuat kita geleng-geleng kepala.

Namun, di balik semua kesuksesan kemajuan sains dan teknologi itu, terdapat beberapa penemuan yang masih menjadi impian para ilmuan dan para penemu. Mereka bahkan telah mengorbankan waktu tenaga dan biaya untuk melakukan penelitian selama beberapa dekade namun belum menghasilkan hal yang memuaskan. Berikut ini adalah 5 teknologi canggih yang masih sebatas mimpi di benak para ilmuan.

1. Teleportasi

Ilustrasi teleportasi (pexels)

Teleportasi adalah salah satu rencana besar para ilmuan untuk memajukan sistem transportasi manusia. Teknologi ini digadang-gadang sebagai temuan terbesar dalam sejarah. Bayangkan, setiap orang dapat bepergian sesukan hati ke mana saja hanya dalam hitungan detik. Jika teknologi ini berhasil diciptakan, tatanan sosial dan budaya manusia akan sangat berubah.

Pada tahun 2017 lalu, sekelompok ilmuan Tiongkok berhasil melakukan teleportasi foton atau partikel dasar yang dikenal dalam fisika. Mereka mengirimkan foton dari bumi ke satelit di luar angkasa yang jauhnya sekitar 500 kilometer dari permukaan Bumi.

Namun teleportasi benda apalagi manusia masih jauh dari kenyataan. Jika percobaan yang sama diterapkan langsung pada manusia akan sangat berbahaya karena dibutuhkan energi yang teramat sangat besar, di samping manusia yang dipindahkan tidak akan utuh seperti semula. Sebabnya adalah setiap partikel harus dirombak dahulu dan diubah ke dalam bentuk foton sebelum disusun kembali ke tempat tujuan. Untuk saat ini, teleportasi manusia masih sebatas mimpi yang terlalu indah.

Baca Juga: 5 Prediksi Teknologi di Tahun 2023, Peran AI Semakin Penting?

2. Kendaraan yang melebihi kecepatan cahaya

ilustrasi roket dengan kecepatan yang melebihi cahaya (pixabay)

Dengan roket tercepat saat ini, manusia butuh waktu yang teramat sangat lama jika ingin ke tatasurya lain atau galaksi lain. Sebagai contoh, bintang yang paling dekat dengan kita adalah Proxima Centaury. Walaupun merupakan bintang terdekat, dengan kecepatan cahaya pun kita masih butuh 4,5 tahun untuk sampai ke sana. Sementara itu dengan roket tercepat saat ini, kita bahkan harus membutuhkan waktu sekitar 80.000 tahun untuk tiba ke sana! Tidak dapat dibayangkan betapa lamanya itu bagi manusia.

Solusi yang terbaik untuk melakukan penjelajahan alam semesta ini adalah menemukan kendaraan yang secepat cahaya atau bahkan lebih cepat dari cahaya. Namun hal ini tidak mudah dan masih jauh dari kenyataan. Secara teoretis, para ilmuan pun belum dapat memastikan apapkah mungkin ada sesuatu yang dapat bergerak lebih cepat daripada cahaya. Dalam teori relativitas Einstein, jika sebuah benda bergerak mendekati kecepatan cahaya, maka benda itu akan mengalami pembesaran masa yang terus menerus, dan akan butuh lebih banyak lagi energi lagi untuk menambah kecepatannya.

Oleh karena itulah, secara teoretis, sangat sulit untuk mencapai kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya bahkan hanya untuk mendekati kecepatan itu. Namun beberapa ilmuan yang tak sependapat, terus mengembangkan teknologi yang memungkinkan hal ini betapapun masih jauh dari harapan.

3. Rekayasa genetik untuk hidup abadi

ilustrasi rekayasa genetika (pixabay)

Keinginan agar manusia berumur sangat panjang dan bahkan abadi, merupakan hal yang sudah sejak lama diimpikan. Walaupun keinginan ini bertentangan dengan kepercayaan agama yang menyatakan bahwa kematian adalah misteri Tuhan, beberapa ilmuan tetap mencoba segala kemungkinan yang mereka pikirkan dapat terjadi.

Dahulu para firaun Mesir dan para kaisar Tiongkok mengeluarkan banyak biaya dan waktu hanya untuk mencari ramuan keabadian. Namun semua usaha itu gagal. Beberapa ilmuan di California Amerika Serikat meneliti bagaimana Hydra dapat hidup terus dan tidak pernah menua. Mereka berpikir bahwa hal itu dapat diaplikasikan juga kepada manusia.

Bagaimanapun, secara teoretis kemampuan regenerasi yang dimiliki Hydra belum dapat diaplikasikan kepada manusia. Antara manusia dan hewan laut seperti jelly itu terdapat perbedaan struktur sel yang mencolok. Hydra dapat membuang sel yang mati dan menggantinya dengan sel tubuh yang sama sekali baru, namun manusia tidak dapat melakukannya. Manusia masih membutuhkan milyaran sel otak yang menyimpan informasi yang ia kumpulkan selama hidupnya. Ketika sel itu menua, tidak dapat diganti.

Sampai kini manusia hanya mengetahui cara untuk memperpanjang umur atau menunda penuaan atau kematian. Belum ada konfirmasi yang meyakinkan bahwa para ilmuan telah menemukan formula keabadian ataupun menghidupkan tubuh yang telah mati.

4. Sumber energi dari antimateri

salah satu fasilitas percobaan pembangkit antimateri di CERN (https://cds.cern.ch)

Sejak teknologi nuklir dikembangkan oleh seorang ilmuan Italia bernama Enrico Fermi pada tahun 1942, manusia mulai beralih ke pemanfaatan teknologi ini untuk dapat menyuplai kebutuhan energi listirk yang besar. Sungguhpun demikian, energi ini masih sangat berbahaya karena menimbulkan limbah radiokatif dan rentan bencana jika fasilitas reaktornya rusak atau tak dapat dikendalikan.

Para ilmuan sedang meneliti sumber energi yang lebih dahsyat lagi yakni antimateri. Antimateri sendiri dapat dikatakan sebagai lawan dari materi. Jika antimateri bertabrakan dengan materi, maka keduanya akan saling memusnahkan dan menghasilkan sejumlah besar energi.

Antimateri memiliki efisiensi 100 persen atau 66 kali lebih baik dari reaktor nuklir biasa. Satu gram antimeteri saja dapat menghasilkan energi setara dua bom atom yang diledakkan di Jepang pada Perang dunia II. Antimateri juga tidak menghasilkan polusi dan radioaktif. Jika teknologi ini berhasil, maka terciptalah solusi untuk memenuhi kebutuhan manusia akan energi.

Walaupun demikian, para ilmuan masih belum dapat memproduksi antimateri dalam jumlah yang banyak, karena dibutuhkan energi dan biaya yang sangat besar serta penanganan yang rumit. Para ilmuan masih mengembangkan cara yang mudah untuk menghasilkan antimateri dengan energi yang relatif kecil, namun hingga kini belum ada cara yang benar-benar berhasil.

Writer

Paris Ohoiwirin

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya