TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Hujan Meteor Lyrid, Diprediksi Terjadi di Ramadan 2022

Bisa diamati pada tengah malam hingga fajar

ilustrasi hujan meteor (unsplash.com/Fernando Rodrigues)

Hujan meteor merupakan salah satu fenomena astronomi yang kerap terjadi di langit. Fenomena ini biasanya menghiasi atap Bumi setiap satu hingga tiga bulan sekali, sesuai perhitungan astronomi yang telah ditetapkan.

Nah, di bulan April yang bertepatan dengan Ramadan 2022, bakal ada hujan meteor Lyrid. Puncak hujan objek kosmis ini diperkirakan terjadi pada tanggal 22 April atau pertengahan Ramadan. Untuk lebih jelasnya, yuk, simak penjelasan di bawah ini!

1. Merupakan hujan meteor tahunan

ilustrasi hujan meteor (pixabay.com/OpenClipart-Vector)

Laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) RI menjelaskan bahwa hujan meteor Lyrid merupakan hujan meteor tahunan. Artinya, fenomena astronomis ini memang biasa terjadi setiap satu tahun sekali di bulan April.

Hujan meteor Lyrid akan aktif memasuki atmosfer Bumi pada tanggal 16 hingga 25 April. Intensitas hujan meteor ini akan semakin besar ketika mencapai puncaknya di tanggal 22 April atau pertengahan Ramadan 2022.

2. Muncul dari arah konstelasi Herkules dan bintang Vega

ilustrasi hujan meteor (pexels.com/ARMAN ALCORDO JR)

Lapan juga menerangkan bahwa titik radian hujan meteor Lyrid berada di konstelasi Herkules yang dekat dengan bintang Vega, bintang paling terang di konstelasi Lyra. Artinya, objek kosmis ini akan muncul dari arah konstelasi Herkules dan Lyra lalu menyebar ke seluruh penjuru langit.

Jika langit malam cukup cerah, kamu bisa mengamati hujan meteor Lyrid sejak terbit dari arah barat laut pada pukul 22.00 waktu setempat hingga dini hari menjelang fajar. Sementara, puncak hujan meteor ini bakal dimulai lebih awal, yakni pada pukul 19.00 WIB, 20.00 WIT, atau 21.00 WIT.

Baca Juga: 5 Fakta Tentang Terjadinya Hujan Meteor, Sudah Tahu Belum?

3. Berasal dari sisa debu ekor komet Thatcher

ilustrasi debu komet Thatcher (dok. NASA/Marshall Space Flight Center)

Dilansir Space, hujan meteor Lyrid berasal dari sisa debu ekor komet yang bernama Thatcher. Komet ini diperkirakan memiliki kemiringan orbit yang hampir 80 derajat dengan bidang sistem tata surya.

Hujan meteor Lyrid terjadi ketika Bumi melewati lintasan komet Thatcher yang menyisakan puing-puing atau debu. Sama seperti kebanyakan meteor, Lyrid tidak akan membahayakan Bumi dan makhluk hidup di dalamnya. Sebab, kebanyakan meteor habis terbakar di atmosfer sebelum menyentuh permukaan tanah.

4. Merupakan hujan meteor tertua di alam semesta

ilustrasi hujan meteor (dok. NASA/JPL Caltech)

NASA melansir bahwa Lyrid adalah hujan meteor tertua di alam semesta. Menurut beberapa teks sejarah Tiongkok, hujan meteor Lyrid sudah teramati sejak lebih dari 2.500 tahun yang lalu.

Lyrids telah dicatat dalam banyak cerita selama 2.700 tahun terakhir. Para astronom Tiongkok mencatat pergerakan objek kosmis ini pada tahun 687 SM dan 15 SM. Bahkan, pada tahun 1136, pengamat di Korea membuat sebuah laporan tentang hujan meteor Lyrid dengan kata-kata "banyak bintang beterbangan dari arah timur laut", sebagaimana dilansir Space.

Baca Juga: 10 Fakta Hujan Meteor Orionid yang Sering Disebut 'Bintang Jatuh' 

Verified Writer

Mutiara Ananda

I write what I read, I read what I wrote.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya