TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Fenomena Kulminasi, Hari Tanpa Bayangan di Indonesia

Sejumlah kota di Indonesia akan mengalami kulminasi

ilustrasi matahari (pexels.com/Lukas)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menginformasikan bahwa sejumlah kota di Indonesia akan mengalami fenomena kulminasi pada akhir Februari dan awal Maret 2024. Diketahui, kulminasi adalah peristiwa ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Ini terjadi saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat.

Artinya, posisi Matahari tepat berada di atas kepala pengamat saat fenomena kulminasi terjadi. Sebab itulah peristiwa astronomi ini kerap disebut dengan istilah "Hari Tanpa Bayangan". Ini lantaran ketika kulminasi terjadi, bayangan sebuah objek seolah-olah menghilang karena tertumpuk dengan objek itu sendiri.

Lalu, kenapa kulminasi bisa terjadi? Apakah hanya Indonesia yang bisa mengalaminya? Yuk, simak fakta-faktanya berikut ini!

1. Terjadi saat Matahari berada di posisi paling tinggi

ilustrasi matahari (unsplash.com/Tschernjawski Sergej)

Mengutip dari laman BMKG, fenomena kulminasi terjadi saat Matahari berada di posisi paling tinggi di langit. Ketika kulminasi terjadi, deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat di Bumi. Itu artinya, posisi Matahari tepat berada di atas pengamat atau di titik zenit.

Saat kulminasi berlangsung, bayangan pengamat atau bayangan objek tegak lainnya seolah-olah menghilang lantaran tertumpuk. Itulah mengapa kulminasi disebut sebagai "Hari Tanpa Bayangan". Menarik sekali, bukan?

2. Penyebab terjadinya kulminasi

ilustrasi matahari (unsplash.com/Charles Chen)

Penyebab terjadinya fenomena kulminasi yakni karena bidang ekuator (rotasi) Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika (revolusi) Bumi. Hal itu membuat posisi Matahari dan Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 derajat Lintang Utara (LU) sampai dengan 23,5 derajat Lintang Selatan (LS). Perubahan posisi Matahari terhadap Bumi tersebut dikenal sebagai gerak semu harian Matahari.

Baca Juga: Mengenal Oposisi Saturnus, Fenomena Langit yang Jarang Terjadi

3. Terjadi dua kali di Indonesia

ilustrasi matahari (pexels.com/Kaique Rocha)

Mengutip dari BMKG, di tahun 2024, Indonesia akan mengalami peristiwa kulminasi sebanyak dua kali. Hal ini sama seperti tahun-tahun sebelumnya, fenomena astronomi tersebut kerap terjadi dua kali dalam setahun. Ini lantaran posisi Indonesia berada di sekitar ekuator.

Waktu terjadinya kulminasi tidak jauh dari waktu Matahari berada di khatulistiwa. Biasanya, fenomena Hari Tanpa Bayangan itu akan terjadi pada bulan Februari - April dan September - Oktober setiap tahunnya.

4. Jadwal fenomena kulminasi di Indonesia

ilustrasi matahari (unsplash.com/CHUTTERSNAP)

Kulminasi terjadi saat deklinasi Matahari sama dengan lintang sebuah wilayah atau kota-kota di Indonesia. Itu artinya, fenomena tersebut tidak terjadi secara serentak di beberapa wilayah Tanah Air. Mengutip BMKG, jadwal kulminasi utama di beberapa wilayah Indonesia adalah sebagai berikut:

  • 21 Februari 2024: Baa, Nusa Tenggara Timur
  • 4 Maret 2024: Jakarta dan sekitarnya
  • 4 April 2024: Sabang, Aceh
  • 7 September 2024: Baa, Nusa Tenggara Timur
  • 8 Oktober 2024: Jakarta dan sekitarnya
  • 21 Oktober 2024: Sabang, Aceh

Verified Writer

Mutiara Ananda

From the sea who love everything in the sky.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya