TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Badak, si Raksasa Bercula yang Terancam Punah

Mari turut jaga kelestariannya

unsplash/joel herzog

Badak adalah hewan besar yang memiliki ciri khas berupa cula di atas hidungnya. Kamu tentu mengenal hewan ini bukan? Saat ini ada lima spesies badak yang tersisa di dunia ini, dan dua di antaranya hidup di Indonesia, yaitu badak Jawa dan badak Sumatera.

Badak berbadan besar dan sangat kuat, tapi mereka punya satu kelemahan: manusia. Ya, sang raksasa ini tengah terancam punah. Tidak terkecuali badak Sumatera dan badak Jawa yang jumlahnya hanya tinggal beberapa ratus ekor di alam liar.

Kita memiliki tanggung jawab untuk turut menjaga kelestarian hewan ini. Untuk itu, mari kita pelajari lebih lanjut beberapa fakta tentang badak. Dengan demikian, kita akan lebih terdorong untuk membantu pelestarian si raksasa bercula ini.

1. Kerabat terdekat badak bukan gajah, tapi kuda

unsplash/Parsing Eye

Dari ukuran dan penampilan, kamu mungkin menganggap bahwa hewan yang paling mirip dengan badak adalah gajah. Mereka sama-sama besar, pemakan tumbuhan, dan berwarna abu-abu. Tapi sebenarnya hewan yang berkerabat paling dekat dengan badak adalah kuda, zebra, dan tapir lho.

Bersama badak, ketiga hewan tersebut termasuk dalam golongan hewan mamalia berkuku ganjil. Bedanya adalah badak dan tapir berjalan menggunakan tiga jari kaki, sedangkan kuda dan zebra menggunakan satu jari.

Baca Juga: Punya Peran Penting Bagi Kehidupan, 7 Hewan Ini Terancam Punah

2. Badak adalah hewan penyendiri

unsplash/Roman Nguyen

Ada banyak faktor yang menyebabkan populasi badak terus berkurang. Faktor utama tentu saja karena keserakahan manusia. Badak banyak diburu untuk diambil culanya yang konon memiliki manfaat kesehatan, padahal penelitian membuktikan bahwa cula mereka sama sekali gak mengandung khasiat apa-apa karena terbuat dari keratin, sama dengan kuku jari kita.

Badak juga terancam karena habitatnya yang semakin sempit karena pembuatan lahan perumahan dan perkebunan. Namun satu faktor lain yang menyebabkan populasi mereka sulit bertambah adalah karena mereka hewan penyendiri. Badak dewasa menghabiskan hidupnya sendiri dan biasanya hanya akan bertemu badak lain saat musim kawin.

Badak putih yang hidup di Afrika adalah satu-satunya spesies yang cenderung lebih sosial. Karena jarang bertemu badak lain, otomatis perkawinan badak pun jarang terjadi, dan itulah yang menyebabkan populasi mereka sulit untuk bertambah.

3. Badak tergolong hewan agresif, terutama yang jantan

rhinocoin.com

Cula badak yang besar tentu tidak tumbuh tanpa tujuan. Setiap ekor badak hidup di wilayah masing-masing, dan mereka tidak segan menggunakan cula mereka untuk menyerang badak lain yang menerobos masuk ke wilayah mereka tanpa izin.

Saat musim kawin, badak juga saling beradu cula untuk memperebutkan pasangan. Terutama badak jantan. Namun sayangnya pertarungan mereka terbilang brutal, karena sekitar 50 persen jantan dan 30 persen betina yang mengalami luka akibat bertarung akhirnya mati. Duh, jadi makin berkurang dong ya populasinya.

4. Badak menunjukkan dominasi dengan menyemprotkan air seni

mentalfloss.com

Setiap hewan memiliki cara masing-masing untuk menunjukkan dominasi di depan pesaingnya. Dan cara badak bisa dibilang adalah salah satu yang terunik, yaitu dengan cara menyemprotkan air seni. Dan jarak semprotannya cukup jauh lho, yaitu bisa mencapai hampir 5 meter.

Tapi tidak hanya si pejantan tangguh, induk badak yang akan melahirkan pun ternyata juga akan melakukan hal yang sama. Dan setelah si bayi badak lahir, induknya akan terus menyemprotkan air seni, dengan tujuan untuk menyamarkan bau bayinya supaya tidak mengundang serangan dari badak lain.

Baca Juga: 8 Hal Ini Akan Terjadi Saat Lebah Punah, Salah Satunya Bahkan Kiamat!

Verified Writer

Peter Eduard

Be weird, because being normal is so boring

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya