TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Kita Gak Bisa Dengar Derap Langkah Kaki Sendiri? Ini 5 Faktanya

#SainSeru Padahal kalau derap orang lain kita bisa dengar

Pexels/Andrii Nikolaienko

Apakah kamu pernah berjalan sendirian di tempat yang sepi? Ketika itu, kamu tiba-tiba mendengar derap langkah kaki. Sepertinya, ada orang yang sedang mengikutimu.

Tapi, pernahkah kamu menyadari kalau kamu hanya mendengar suara langkah kaki orang lain tapi tidak dengan langkahmu sendiri? Lalu, mengapa kita tidak bisa mendengar langkah kaki yang jelas-jelas kita buat sendiri?

1. Faktor kebiasaan

Pexels.com/Kaique Rocha

Para ilmuwan sejatinya telah lama mengetahui bahwa manusia hanya bisa mendengar derap langkah orang lain tetapi tidak dengan derap langkahnya sendiri. Hanya saja, mereka belum bisa menentukan kesimpulan ilmiah mengapa hal itu bisa terjadi.

Kini, menurut sebuah penelitian dari tim ilmuwan di New York University yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature, hal itu terjadi lantaran sistem saraf dalam korteks pendengaran (auditory cortex) manusia berhenti untuk merespon suara maupun bunyi yang dibuat karena kebiasaan sendiri. Kok bisa?

Baca Juga: Menurut Sains, 8 Hal Ini Membuat Kamu Terlihat Lebih Sehat!

2. Meneliti perilaku otak hewan tikus

cosmosmagazine.com

Para ilmuwan mengambil kesimpulan tersebut setelah meneliti bagaimana kerja otak hewan tikus merespon kebiasaannya. Para peneliti lantas membangun sebuah sistem realitas dalam eksperimen mereka. Dalam hal ini, para peneliti mengendalikan suara-suara apa saja yang bisa didengar oleh tikus.

Jadi, tikus diberi waktu beberapa hari hanya untuk mendengar satu suara yaitu suara gerakannya sendiri. Kemudian, para peneliti memberi suara lain yang tak terduga. Penelitan itu mengungkap, tikus tidak merespon suara-suara yang sudah biasa mereka dengar, tetapi aktif ketika mengetahui adanya suara atau bunyi lainnya.

3. Neuron memerintahkan otak untuk membatalkan respon

wikipedia.org

Para ilmuwan pun segera menyadari, ketika tikus mulai terbiasa dengan suara berjalan mereka sendiri, ada aliran koneksi pesan yang diubah dari korteks pendengaran menuju korteks motorik, yang merupakan bagian otak yang bertanggungjawab untuk gerakan.

"Itu sama seperti ketika Anda tengah mengenakan headphone khusus yang bisa menyaring suara atau bunyi," jelas Dr. David Schneider, asisten profesor di Pusat Ilmu Saraf di New York University (NYU) kepada How Stuff Work.

"Setiap kali tikus berjalan, terdapat neuron yang aktif membuat foto-negatif dari suara yang sejatinya diharapkan tikus. Hal itu membuat suara yang dihasilkan sendiri batal tertangkap," papar Scheneider.

"Saat mendengar suara yang tak terduga, neuron di korteks pendengaran segera memberi respon yang berbeda."

4. Mekanisme pertahanan diri

Pexels/Burst

Satu hal lagi yang terungkap dari penelitian itu adalah bagaimana otak mewujudkan sistem pertahanan diri. Bagi hewan tikus yang diburu, kemampuan untuk menyaring suara maupun bunyi yang tidak berbahaya sangatlah penting. Dengan begitu, mereka bisa fokus dengan suara yang bisa mengancam keselamatannya.

Hal ini berlaku sama dengan manusia yang terbiasa mendengarkan musik tertentu. Kamu terbiasa mendengarkan musik pop sehingga kamu tak merasa terancam.

Namun sebaliknya, saat kamu mendengarkan musik cadas, adrenalinmu akan meningkat karena otak tak terbiasa menerima informasi yang berbeda. Sebagai bentuk pertahanan diri, kamu akan pergi jauh-jauh atau menutup telinga.

Baca Juga: Menurut Penelitian, Ini Waktu yang Dibutuhkan untuk Jalin Teman Baru

Verified Writer

Rangga Putra

Lahir di Kota Pahlawan Surabaya dan besar di Kota Santri Gresik. Suka Bismillah dan Alhamdulillah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya