TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta Feline Distemper, Penyakit Mematikan pada Kucing Kesayangan

Pencegahan terbaik adalah dengan vaksinasi

ilustrasi kucing yang sedang bermain (pexels.com/Gratisography)

Kucing merupakan salah satu jenis hewan peliharaan yang paling banyak dijumpai di seluruh dunia. Namun, ada penyakit berbahaya yang mengintai keselamatan nyawa kucing, dikenal dengan nama feline distemper.

Feline distemper atau lebih dikenal dengan feline panleukopenia adalah penyakit menular dan mematikan yang paling ditakuti oleh pencinta kucing. Pasalnya, jika kucing sudah didiagnosis menderita penyakit ini, kemungkinan untuk hidup tergolong kecil.

Supaya lebih paham tentang penyakit tersebut, simak tujuh fakta pentingnya di bawah ini!

1. Feline panleukopenia disebabkan oleh virus

ilustrasi hewan kucing (pexels.com/Matheus Guimarães)

MSD Vet Manual melansir, feline distemper disebabkan oleh feline parvovirus atau feline panleukopenia virus (FPV). Virus tersebut berkerabat dekat dengan mink enteritis virus dan canine parvovirus (CPV) tipe 2 yang menyebabkan penyakit canine parvoviral enteritis pada anjing. Virus ini dapat dapat ditemukan di seluruh dunia.

Jika kamu memiliki lebih dari satu ekor kucing, kamu perlu lebih waspada karena feline distemper sangat menular. Meskipun begitu, virus ini tidak menular kepada manusia.

2. Gejala klinis tergantung fase penyakit

ilustrasi hewan kucing (unsplash.com/Danilo Batista)

Dilaporkan oleh MSD Vet Manual, kucing bisa tiba-tiba mati tanpa gejala (fading kittens) pada kasus yang akut. Mereka akan mengalami demam tinggi hingga 41 derajat Celsius, depresi, nafsu makan turun, dan muntah berwarna kekuningan yang tidak ada hubungannya dengan makan. Gejala klinis tersebut biasanya muncul setelah masa inkubasi selama 2 sampai 7 hari.

Masih dalam laporan yang sama, kucing juga bisa menunjukkan gejala berupa berliur akibat rasa mual dan sakit perut. Biasanya, diare akan muncul setelah terjadi muntah, tetapi tidak selalu ada.

Baca Juga: 5 Perlakuan Manusia pada Kucing yang Sering Dibenci Kucing, Yuk Sadar!

3. Kucing muda paling rawan terinfeksi

ilustrasi hewan kucing (pexels.com/Vadim B)

Dilansir AVMA, feline distemper dapat menyerang kucing dari segala usia. Namun mereka yang berusia muda, memiliki riwayat sakit, dan belum divaksinasi menjadi subjek yang paling rawan. Kucing usia 3 hingga 5 bulan juga berpeluang paling besar terinfeksi virus ini.

Oleh sebab itu, penting bagi cat owner untuk memperhatikan kesehatan kucingnya dengan melakukan tindakan pencegahan terbaik. Bila sudah telanjur muncul gejala klinis, segera periksakan ke dokter hewan terdekat.

4. Jumlah kasus tertinggi terjadi saat musim hujan

ilustrasi musim hujan (pexels.com/Skitterphoto)

AVMA melaporkan, virus dapat ditemukan pada seluruh cairan tubuh kucing, seperti urine, feses, cairan hidung, bahkan pinjal dari kucing yang terinfeksi, sehingga penularan bisa terjadi secara kontak langsung atau tidak langsung.

Di negara dua musim seperti Indonesia yang memiliki curah hujan tinggi, partikel virus yang ada di lingkungan bisa hanyut terbawa air hujan hingga ke tempat yang jauh. Pakaian dan alas kaki manusia juga turut serta menjadi media penyebaran virus semakin luas. Oleh sebab itu, pada musim hujan, biasanya terjadi peningkatan kasus feline distemper yang signifikan.

5. Perlu disinfektan khusus untuk membersihkan area tercemar

ilustrasi pemutih pakaian (pexels.com/Nothing Ahead)

Seperti yang sudah dijelaskan pada poin 5 bahwa virus bisa ditemukan di cairan tubuh hewan terinfeksi dan lingkungan, perlu kewaspadaan tinggi dalam menangani kasus penyebaran feline distemper di rumah.

Dilansir MSD Vet Manual, feses kucing penyintas feline distemper masih mengandung partikel virus hingga 6 minggu setelah penyembuhan. Jika tidak dibersihkan dengan tepat, feline parvovirus bisa bertahan di lingkungan hingga satu tahun lamanya.

Masih dari sumber yang sama, disebutkan bahwa virus penyebab feline distemper dapat dinonaktifkan dengan efektif menggunakan bleach atau dikenal sebagai pemutih pakaian perbandingan 1:32 selama minimal 10 menit dalam suhu ruang.

6. Pengobatan feline distemper bersifat suportif

ilustrasi kucing yang sedang sakit (pexels.com/freestocks.org)

VCA Hospitals melaporkan, tidak ada pengobatan spesifik untuk kasus feline distemper. Terapi antibiotik hanya ditujukan untuk mengendalikan infeksi sekunder dari bakteri yang muncul akibat penurunan sel darah putih yang drastis. Pemberian infus berguna untuk mencegah dehidrasi semakin parah.

Namun demikian, jika kucing menunjukkan tanda-tanda terserang feline distemper, segera larikan ke dokter hewan agar mendapat penanganan intensif yang bisa memberikan harapan kesempatan selamat. Jangan mengobati sendiri karena akan membuat kondisi kucing semakin parah.

Baca Juga: 5 Sebab Kucing Keluarkan Air Liur Berlebihan, Ada Risiko Kanker!

Verified Writer

Ratna Kurnia Ramadhani

Manusya mriga satwa sewaka.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya