TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Ada Orang Ekstrover dan Introver? Begini Penjelasannya

#SainSeru Keduanya bukanlah sebuah kondisi yang hitam putih

thelabel.cl

Dalam sebuah lingkungan, entah itu lingkungan sekolah, perkuliahan, ataupun tempat bekerja. Kita pasti menemukan orang-orang dengan berbagai aktivitasnya. Ada orang yang asyik nongkrong dengan teman-temannya membicarakan tentang sosial media dengan fitur barunya, dan di sudut lain ada juga orang yang asik tenggelam dalam dunianya sendiri dengan buku tebal di tangannya.

Orang-orang dengan dua kebiasaan yang bertolak belakang ini sering disebut dengan orang ekstrover dan orang introver. Apa itu ekstrover dan introver? Mengapa kedua tipe ini bisa ada? Yuk lihat penjelasannya di bawah ini.

1. Apa itu ekstrover dan introver?

archimag.com

Tokoh psikologi, Carl Gustav Jung menggunakan istilah ekstroversi dan introversi untuk membedakan dua sikap seseorang dalam mendapatkan energinya. Ada orang yang mendapatkan energinya dari dunia luar dan sebagian lainnya mendapatkan energi dari dalam dirinya sendiri, pusat energinya ada pada dunia di dalam dirinya.

Berdasarkan tipe kepribadian MBTI yang dikembangkan oleh Myers dan Briggs, introver dan ekstrover memiliki karakteristik yang khas. Orang ekstrover ditandai dengan kecenderungannya untuk mendapat energi dengan terlibat dalam banyak kegiatan dan senang menyemarakkan suasana. Dalam konteks pekerjaan, orang ekstrover adalah orang-orang yang membuat sebuah rencana menjadi terwujud. Mereka bisa memahami suatu masalah secara lebih baik jika mereka mengatakannya.

Berbeda dengan ekstrover, orang-orang introver cenderung mendapatkan kekuatan dengan menyelam ke dalam ide dan imajinasi yang ada dalam dirinya. Mereka lebih senang mengerjakan sesuatu sendiri atau dengan beberapa orang yang membuatnya nyaman. Introver senang bermain dengan ide dan imajinasi.

2. Mengapa ada klasifikasi kepribadian?

theresumecenter.com

Penulis buku The Introvert Advantage, Dr. Marti Olsen Laney menjelaskan bahwa ekstroversi dan introversi bukanlah suatu kondisi yang hitam putih. Kedua sifat ini pada dasarnya ada dalam diri setiap orang. Tetapi dengan intensitas yang berbeda-beda. Jika seseorang dominan dengan sifat-sifat introver, maka disebut introver. Sedangkan jika kebalikannya, seseorang dominan bersifat ekstrover, maka akan disebut ekstrover.

Itulah mengapa seorang introver juga bisa terlihat begitu ekspresif pada beberapa situasi. Misalnya ketika ia berada pada kelompok ternyamannya atau sedang membicarakan sesuatu yang mendalam yang disukainya. Itu juga alasannya mengapa seorang ekstrover bisa merasa lelah dan ingin menenangkan diri setelah berkegiatan begitu sibuk selama seminggu.

3. Untuk apa dibuat pembagian tipe jika pada dasarnya semua memiliki dua kecenderungan tersebut

Pexels/rawpixel.com

Pembagian tipe kepribadian dibuat karena tidak semua orang terbebas dari kebingungan tentang dirinya sendiri. Tidak semua orang tau kekurangan dan kelebihan dirinya. Sebagian orang tetap memerlukan semacam "panduan" atau cermin untuk membantunya memahami dirinya sendiri.

Setiap kepribadian memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri. Tidak ada kepribadian yang paling ideal, sempurna, dan paling superior. Tidak ada juga kepribadian yang penuh kekurangan sehingga pantas dianggap sebelah mata. Setiap kepribadian berharga dan tiap kepribadianpun memiliki titik lemah. Klasifikasi kepribadian ini adalah cara untuk membuat manusia lebih mudah mengenal sisi terang dan gelapnya, memetakan kekuatan dan kelemahannya, dan mengetahui bahwa dirinya sama berharga dengan orang lain.

Kita takkan tahu bagaimana menghasilkan buah terbaik dari diri sendiri, jika kita tidak tahu siapa diri kita sendiri, di mana tempat bertumbuh yang tepat untuk diri kita sendiri, bagaimana cara merawat kekuatan serta bagaimana cara mengendalikan kelemahan diri kita sendiri.

4. Apa yang menjadikan ekstrover dan introver ini berbeda?

getwellforever.com

Laney membawa bukti berupa hasil penelitian-penelitian seputar neurologi. Penyebab kuat dari mengapa seseorang menjadi introver ataupun ekstrover terletak pada kondisi biokimiawi di otaknya. Salah satu bagian penting dari penjelasan ini adalah adanya perbedaan sensitivitas terhadap dophamin. Dophamin akan dihasilkan otak ketika manusia melakukan aktivitas.

Otak orang-orang introver lebih peka terhadap senyawa neurotransmitter pencetus kebahagiaan yang bernama dophamin ini. Sehingga dengan membaca buku saja seorang introver sudah menemukan kebahagiaan. Sedangkan ekstrover, dengan melakukan kegiatan yang sama, tidak bisa membuat otaknya menghasilkan kebahagiaan yang sama. Hal ini dikarenakan tingkat kepekaan otaknya terhadap aktivitas itu lebih rendah.

Ekstrover memerlukan aktivitas yang lebih "luar biasa" seperti hang out, olahraga, dsb. Fakta lainnya, kelebihan dophamin ternyata akan membuat otak menjadi lelah. Itulah mengapa orang introver akan merasa lunglai setelah dihadapkan dengan aktivitas "luar biasa" para ekstrover. Karena, terlalu banyak stimulun membuat dophamin dalam otaknya terlalu banyak.

Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa orang introver cenderung lebih banyak menggunakan memori jangka panjangnya (long-term memory) daripada memori jangka pendek (working memory). Sedangkan orang-orang ekstrover adalah kebalikannya. Itulah mengapa introver sering menjadi kaku ketika diminta melakukan pidato secara tiba-tiba, karena introver tak bisa memaksa otaknya bekerja secara tiba-tiba untuk membuat kalimat yang terstruktur.

Introver seringkali memerlukan waktu lebih banyak untuk mengambil dan memilih kosakata dari bank memori jangka panjangnya saat berbicara. Sedangkan ekstrover, bisa lebih ekspresif dan responsif karena memori jangka pendeknya lebih banyak bekerja.

Verified Writer

Ria Agustiana P

This too, shall pass.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya