TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sumber Energi Masa Depan, 6 Fakta PLTP yang Perlu Kamu Tahu!

Prinsip kerjanya ternyata sama dengan PLTU

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga panas bumi (vecteezy.com/gstudioimagen)

Pengembangan energi terbarukan masih terus dilakukan dalam rangka menghasilkan energi yang ramah lingkungan dan mewujudkan Net Zero Emission (NZE). Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PTLP) merupakan salah satu bentuk energi terbarukan yang dikembangkan untuk kelak menggantikan pembangkit listrik konvensional yang saat ini masih menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Sumber energi yang digunakan pada PLTP ini berasal dari dalam inti bumi. 

Energi panas bumi (geothermal) ini sendiri sudah lama dikembangkan oleh berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Pertama sekali, panas bumi ini digunakan untuk pemanasan air yang kemudian dapat digunakan untuk mandi. Kemudian hingga saat ini pengembangan panas bumi digunakan untuk menghasilkan energi listrik. 

Masih penasaran dengan fakta tentang PLTP? Simak artikel dibawah ini sampai habis ya!  

1. Memanfatkan panas bumi sebagai sumber energi

Ilustrasi energi panas bumi (unsplash.com/Mark Kuiper)

PLTP sendiri memiliki cara kerja yang menyerupai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Perbedaannya terletak pada sumber energinya. Sumber energi dari PLTU berasal dari pembakaran batubara pada boiler sedangkan sumber energi dari PLTP berasal dari panas bumi. Energi panas bumi dalam bentuk air panas atau uap panas (fluida thermal) didapatkan ketika air hujan yang meresap ke bawah tanah hingga mencapai batuan reservoir yang menyentuh lapisan magma, kemudian terpanaskan oleh magma. 

Area yang terdapat energi panas bumi kemudian dilakukan pengeboran (drilling). Energi panas bumi ini kemudian dialirkan untuk menggerakkan turbin dan juga memutar generator. Dari proses ini maka akan dihasilkan energi listrik. 

2. Tergolong dalam jenis energi terbarukan yang produksinya konstan

Ilustrasi salah satu jenis komponen energi terbarukan (Unsplash.com/Zbynek Burival)

Dalam PLTP, uap panas yang digunakan untuk memutar turbin di daur ulang kembali dengan hasil akhir berupa air dingin. Sedangkan untuk sumber energi panas akan aktif terus-menerus akibat terjadi peluruhan energi radioaktif yang ada di inti bumi dan juga karena energi panas bumi berasal dari inti bumi sehingga produksinya tidak bergantung pada cuaca dan lingkungan. Sehingga PLTP tergolong dalam jenis energi terbarukan dan produksi energinya bersifat konstan. 

3. Menimbulkan emisi karbon yang lebih sedikit

Ilustrasi emisi karbon (Unsplash.com/Chris LeoBoutillier)

PLTP tergolong dalam pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Apabila dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan bahan bakar batubara, PLTP memiliki tingkat emisi lebih rendah 12 kali lipat. PLTP juga memiliki emisi karbon 6 kali lipat lebih rendah dari pembangkit listrik tenaga gas. Hal ini yang menjadikan PLTP semakin dikembangkan untuk menopang pasokan energi nasional.  

4. Kebutuhan luas area yang kecil

Ilustrasi luas area PLTP (Rawpixel.com/Wikimedia Common)

PLTP merupakan pembangkit listrik yang tergolong paling kecil dalam kebutuhan luas area setelah pembangkit listrik tenaga nuklir. PLTP membutuhkan luas lahan paling kecil jika dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga surya, air dan bayu. Hal ini dikarenakan sumber energinya sendiri berasal dari inti bumi sehingga tidak membutuhkan lahan yang luas. 

5. Membutuhkan biaya investasi yang mahal dan pengerjaan yang cukup lama

Ilustrasi biaya investasi yang mahal (Pixabay.com/Alexander Stein)

Eksplorasi dari panas bumi membutuhkan peralatan dan juga tenaga ahli. Sehingga pengembangan PLTP ini membutuhkan biaya yang cukup besar. Apabila telah didapati area panas bumi yang tepat, dibutuhkan juga investasi yang mahal untuk pengeboran dan pembangunan pembangkit.

Dalam pengerjaan hingga siap digunakan ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama. Tahapannya dimulai dari eksplorasi hingga pembangunan pembangkit listrik. Setelah selesai pembangunan, dilakukan pengurusan izin kepada pemerintah, dimana pengurusan izin ini juga membutuhkan waktu. 

Baca Juga: Fakta-Fakta Last Generation, Aktivis Iklim Jerman yang Kontroversial

Writer

Ricky Alexander Lumbantobing

Mencoba berkarya sendiri daripada hanya menikmati karya orang lain saja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya