TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Fosil, Harta Karun Geologi dari Masa Lalu

Preservasi fosil memerlukan proses yang kompleks

ilustrasi fosil (unsplash.com/Yena Kwon)

Fosil merupakan hadiah geologi berharga dari masa lalu. Fosil adalah tanda-tanda dan sisa-sisa makhluk hidup purba yang terawetkan di kerak bumi. Istilah ini berasal dari bahasa latin fossilis yang berarti "digali".

Kebanyakan dari kita memiliki anggapan bahwa fosil hanya lah kerangka binatang atau daun dan kayu. Akan tetapi, ahli geologi memiliki pandangan yang lebih kompleks terhadap fosil. Melansir laman ThoughtCo, berikut informasi yang harus ketahui tentang fosil. 

1. Fosil memiliki jenis yang berbeda-beda

ilustrasi fosil (unsplash.com/David Clode)

Fosil mencakup peninggalan dan sisa-sisa tubuh dari kehidupan zaman kuno. Peninggalan ini bisa dalam bentuk kering, sisa-sisa mumi yang ditemukan di gua-gua, serta hamparan garam. Fosil ideal adalah sisa-sisa tubuh atau penginggalan yang tersegel di dalam lapisan tanah liat padat.

Fosil tubuh, atau organisme yang termineralisasi, seperti tulang dinosaurus dan kayu yang membatu, adalah jenis fosil yang paling terkenal. Jenis fosil ini bisa mencakup mikroba dan mutiran serbuk sari jika mereka ditemukan pada kondisi yang ideal. 

Fosil tubuh bisa ditemukan di banyak tempat, tetapi secara keseluruhan, mereka cukup langka. 

2. Produk organik dari organisme juga bisa menjadi fosil

ilustrasi fosil ikan (unsplash.com/Jacqueline Martinez)

Selain organisme yang termineralisasi, jejak kaki, sarang, liang, dan kotoran makhluk hidup purba masuk ke dalam kategori yang disebut fosil jejak atau ichnofosil. Jenis fosil ini sangat langka dan bernilai khusus karena termasuk sisa-sisa perilaku suatu organisme.

Selain itu, ada juga fosil kimia atau kemofosil. Ini adalah sisa-sisa yang hanya terdiri dari senyawa organik atau protein yang ditemukan dalam tubuh batuan. minyak bumi dan batu bara, juga dikenal sebagai bahan bakar fosil, adalah contoh kemofosil yang sangat besar dan tersebar luas.

Fosil kimia juga penting dalam penelitian ilmiah tentang batuan sedimen yang terawetkan dengan baik.

Baca Juga: 12 Fakta Sejarah tentang Harta Karun Sutton Hoo

3. Organ lunak suatu organisme menjadi fosil yang langka

ilustrasi fosil daun (unsplash.com/ Michael Dziedzic)

Tidak mudah untuk suatu organ atau peninggalan organisme menjadi fosil. Tanah adalah campuran hidup yang aktif di mana tumbuhan dan hewan mati akan dipecah dan didaur ulang. Bagian keras seperti tulang, cangkang, dan kayu adalah yang paling sering berubah menjadi fosil.

Akan tetapi, bagian keras ini membutuhkan keadaan yang luar biasa untuk dipertahankan. Untuk kulit dan bagian lunak lainnya, mereka memerlukan kondisi yang lebih langka, seperti perubahan kimia air secara tiba-tiba atau dekomposisi oleh bakteri mineralisasi.

Terlepas dari semua itu, beberapa fosil menakjubkan telah ditemukan. Contohnya seperti ubur-ubur Kambrium, embrio dua sel dari setengah miliar tahun yang lalu. 

4. Fosil terbentuk dari proses yang panjang dan kompleks

ilustrasi fosil kulit kerang (unsplash.com/Gabi Scott)

Setelah terkubur, sisa-sisa organik dari sebuah organisme memasuki proses yang panjang dan kompleks. Substansi dari sisa-sisa organik tersebut akan berubah menjadi bentuk fosil.

Beberapa fosil akan terawetkan sebagai lapisan karbon di bawah panas dan tekanan penguburan yang dalam. Dalam skala besar, inilah yang menciptakan lapisan batubara.
Banyak fosil, terutama kulit kerang di batuan muda, akan mengalami beberapa rekristalisasi di air tanah. 

Di kasus lain, zat mereka akan larut, meninggalkan ruang terbuka (cetakan) yang diisi ulang dengan mineral di sekitarnya atau dari cairan bawah tanah. 

Baca Juga: Peneliti Temukan Fosil Jantung Berusia 380 Tahun

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya