Mengapa Tumbuhan Tahan Radiasi Nuklir? Ini Jawabannya!
Punya cara khusus yang tidak dimiliki hewan atau manusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kata "nuklir" mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita. Pendapat soal nuklir sangat beragam, ada yang menganggap bahwa nuklir dapat bermanfaat bagi manusia dan ada yang menganggap nuklir justru membuat malapetaka bagi manusia, seperti bencana yang terjadi pada pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl di kota Pripyat, Ukraina.
Ketika reaktor pembangkit listrik Chernobyl meledak, partikel radioaktif yang menyebar di udara mengakibatkan banyak korban meninggal, munculnya radiasi nuklir, hingga berbagai keanekaragaman hayati serta sumber air menjadi sangat terkontaminasi. Meskipun begitu, tumbuhan di zona tersebut nyatanya mampu pulih hanya dalam tiga tahun, bahkan banyak yang tidak mati saat kejadian tersebut. Bagaimana bisa tumbuhan tahan terhadap radiasi nuklir yang dahsyat tersebut? Yuk, cari tahu!
1. Bagaimana radiasi nuklir memengaruhi sel?
Seperti yang kita tahu, radiasi nuklir dapat memengaruhi sel makhluk hidup. Dilansir The Conversation, zat radioaktif dari nuklir bersifat tidak stabil. Zat ini terus-menerus menembakkan partikel berenergi tinggi serta gelombang yang dapat menghancurkan struktur sel tubuh.
Pada dosis radiasi yang tinggi, DNA menjadi kacau sehingga sel cepat mati. Dosis radiasi yang lebih rendah dapat menyebabkan mutasi sel--menjadi sel kanker, berkembang biak secara tak terkendali, dan menyebar ke bagian tubuh lain.
Ini menjadi fatal terhadap manusia dan hewan karena sel tubuh mereka punya tugas dan fungsi masing-masing. Sel-sel ini harus bekerja sama agar tubuh tetap hidup dan masing-masing tak tergantikan.
Baca Juga: 10 Fakta Mutasi Hewan akibat Radiasi Nuklir di Chernobyl, Ukraina
Penelitian mengenai pertumbuhan tanaman yang hidup di zona terkontaminasi radiasi nuklir pernah dilakukan dan dimuat di dalam Environmental Science and Technology Journal, melansir BBC. Penelitian dilakukan dengan cara menanam biji lenan (flax seeds) dan kacang kedelai di area dengan radiasi yang tinggi, hanya beberapa kilometer dari pusat bencana Chernobyl terjadi. Mereka juga menanam biji tanaman yang sama di area bebas radiasi dekat kota Chernobyl sebagai kontrol.
Setelah tumbuh dan dianalisis proteinnya, diketahui bahwa kedua tanaman tersebut beradaptasi dengan baik di lingkungan yang terkontaminasi meskipun terdapat sedikit perbedaan. Pada kacang kedelai, proses adaptasinya mirip ketika tanaman tersebut berada di lingkungan dengan kadar logam yang tinggi. Pada tanaman lenan, protein yang terlibat dalam persinyalan sel (cell signaling) lebih banyak dari pada keadaan normal.
Baca Juga: 11 Fakta yang Tak Pernah Diungkapkan dari Tragedi Chernobyl
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.