TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Keunikan Tanaman Lithops, Sukulen yang Seperti Batu Hias

Si batu hidup yang bisa dipelihara

ilustrasi tanaman lithops (pixabay.com/RichardMc)

Tak hanya memelihara anabul, memiliki koleksi tanaman hias juga salah satu hobi yang kian digemari masyarakat. Selain karena tanaman dapat menghasilkan udara yang lebih sehat, mereka juga bisa menyegarkan mata dengan keberagaman yang cukup banyak.

Tanaman hias memang suatu topik yang sangat luas. Mulai dari dedaunan, bunga yang bewarna hingga sukulen. Bicara tentang sukulen, orang umumnya hanya akan mengenal kaktus. Padahal ada macam sukulen lain seperti lithops yang tak kalah unik dan patut dicoba untuk dipelihara. Apa sih lithops itu? Apa saja keunikannya dari tanaman lain? Yuk, kita bahas!

1. Bentuk yang seperti otak

ilustrasi bentuk lithops (pixabay.com/manseok_Kim)

Lithops merupakan tanaman yang berasal dari Afrika Selatan. Hidup dan tumbuh di daerah yang gersang, lithops sering disangka batu. Itulah mengapa mereka disebut juga dengan nama "living stone".

Selain mirip batu, lithops memiliki guratan-guratan pada bagian permukaan menyerupai bentuk otak. Nah, guratan ini berbeda-beda tiap lithops yang menjadikan mereka unik satu sama lain.

2. Tak perlu sering disiram

ilustrasi menyiram tanaman (pexels.com/Artem Podrez)

Sukulen memang dikenal sebagai tanaman yang tidak perlu terlalu sering disiram. Ini dikarenakan habitat asli mereka memang tidak memiliki curah hujan yang tinggi seperti Indonesia. Untuk lithops,  tanaman ini cukup disiram 2-3 minggu sekali.

Jadi, lithops cocok untuk kamu yang rada malas buat siram setiap hari. Tanaman jenis ini juga memiliki indikator ketika sudah kekurangan air yaitu kulitnya akan mulai berkerut. Tapi ingat, berkerut bukan hanya tanda ia butuh disiram, lithops juga akan berkerut jika ia ganti kulit atau split.

3. Mengalami fase yang menyerupai ganti kulit

ilustrasi lithops sedang fase ganti kulit (pixabay.com/foto-RaBe)

Kebanyakan tanaman normal memiliki daun dan batang yang dapat dilihat pesonanya, lain halnya dengan lithops. Normalnya ia hanya memiliki dua daun, bagian batangnya seringkali tidak terlalu terlihat. Kecuali jika lithops kekurangan cahaya maka bagian batangnya akan tampak meninggi.

Perkembangbiakkan lithops juga berbeda dari tanaman pada umumnya. Ada fase split yaitu lithops lama mulai berkerut dan muncul lithops baru pada bagian tengahnya. Ketika split, merawatnya memang sedikit tricky. Sebisa mungkin tidak melakukan penyiraman agar tidak terjadi pembusukkan. Pada fase ini, lithops mentransfer kandungan air ke lithops baru yang akan muncul, hingga bagian daunnya mengerut.

4. Berbunga pada musim tertentu

ilustrasi lithops berbunga (pixabay.com/RayConser)

Sama halnya dengan kebanyakan tumbuhan, lithops juga mengalami fase berbunga. Biasanya jika umur sudah kurang lebih tiga tahun, mereka akan mengeluarkan bunga. Bunga ini yang kemudian menghasilkan biji untuk nantinya bisa ditanam kembali.

Biji lithops ukurannya sangatlah kecil, mengingat mereka sebagai tanaman pun sudah kecil juga. Namun, biji juga diminati oleh pecinta lithops sebagai sarana memperoleh anakan lithops. Hanya saja menanam lewat biji butuh kesabaran ekstra, waku yang cukup lama dan perawatan intens. Kelebihan air akan membuat mereka membusuk. Kekurangan cahaya mengakibatkan bayi lithops yang kurus tinggi.

Baca Juga: 5 Ide Dekorasi Rumah Bertema Sukulen, Ada Pajangan Bentuk Kaktus

Verified Writer

Shafira Raihana

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya