Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Para pemikir dan penulis hebat seringkali tidak dikenal selama masa hidupnya. Parahnya lagi, karya-karya mereka tidak pernah diketahui atau bahkan tidak diapresiasi sama sekali. Artikel ini akan membahas tujuh buku hebat yang tidak langsung dihargai pada saat perilisannya. Berikut daftarnya.
1. Moby-Dick - Herman Melville (1851)
Moby-Dick adalah salah satu karya paling terkenal dalam dunia sastra. Ia terus dipelajari oleh para sarjana sastra dan terus direferensikan dalam budaya populer. Namun semasa hidupnya, Herman Melville tidak pernah menikmati kesuksesan ini.
Bagaimanapun, buku itu bukanlah buku terlaris pada saat perilisannya. Kejeniusan Melville justru baru diakui setelah kematiannya, di mana Moby-Dick dipuji sebagai mahakaryanya.
Baca Juga: 7 Buku yang Bikin Gempar Dunia, Berniat Membacanya?
2. Heart of Darkness - Joseph Conrad (1902)
Karya penulis asal Polandia ini sempat diabaikan saat pertama kali diterbitkan. Ambiguitas dalam novel ini dianggap sebagai "cacat" yang dikritik keras pada saat itu. Sekarang, ambiguitas itu justru meraup banyak pujian dari para kritikus. Meskipun tidak populer pada masanya, esensinya tetap menjadi standar dalam banyak kursus sastra sampai hari ini.
Jika kalian masih asing dengan judulnya, mungkin kalian lebih mengenal film adaptasinya, Apocalypse Now, yang disutradai oleh Francis Ford Coppola serta menampilkan Marlon Brando sebagai Kolonel Kurtz dan Martin Sheen sebagai Kapten Willard.
3. Metamorfosis - Franz Kafka (1915)
Memang ironis jika mengingat fakta kalau karya-karya Franz Kafka baru diakui setelah Perang Dunia II berakhir. Popularitasnya tumbuh bersamaan dengan rezim komunis di Eropa Timur pada tahun 1960-an, di mana karya Kafka beresonansi dengan para pembacanya yang tertindas.
Meskipun Metamorfosis diterbitkan selama masa hidupnya, buku itu tidak banyak dibaca sampai Kafka meninggal. Metamorfosis sendiri diterbitkan dalam sebuah majalah sastra pada tahun 1915, sembilan tahun sebelum kematiannya, tetapi hampir tidak menarik gairah para pembaca pada masa itu.
Faktanya, Kafka sendiri tidak mengakui novel itu. Kafka meninggal sebelum sebagian besar karyanya diterbitkan dan nyaris tidak dipublikasikan sama sekali. Seandainya permintaan terakhir Kafka diikuti, mungkin semua karyanya, termasuk Metamorfosis, tidak akan pernah diterbitkan.
4. The Great Gatsby - F. Scott Fitzgerald (1925)
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Setelah publikasi awalnya, The Great Gatsby disebut sebagai "pertunjukan yang membingungkan dan norak." The Saturday Review bahkan mengkritik keras Fitzgerald karena telah merilis novel ini. Memang, The Great Gatsby adalah sebuah novel yang absurd, yang berfokus pada unsur romansa, melodrama, dan kehidupan kelas atas New York.
Sudah jelas kalau popularitas The Great Gatsby tumbuh seiring waktu, terlebih saat karakter titulernya diperankan oleh aktor sekaliber Robert Redford dan Leonardo DiCaprio.
5. The Sound And The Fury - William Faulkner (1929)
Meski dianggap sebagai salah satu mahakarya sastra terbesar di abad ke-20, The Sound and the Fury sempat mendapat ulasan yang berbeda-beda di saat perilisannya. Faulkner sendiri sangat menyukai novel itu dan terus percaya kalau itu adalah mahakaryanya.
Menurut pengakuan Ben Wasson, agen Faulkner, Faulkner pernah mengirimkan manuskripnya dan menyatakan, "Ini adalah karya terbesar yang pernah saya tulis."
6. Lolita - Vladimir Nabokov (1955)
Sebelum terbit, Lolita sudah mendapatkan penolakan dari lima penerbit besar — Viking, Simon & Schuster, New Directions, Farrar Straus, dan Doubleday. Editor Chicago Tribune bahkan menolaknya dengan tegas, lalu menyatakan, "Lolita adalah sebuah konten pornografi, dan kami tidak berminat untuk meninjaunya."
Lucunya, reaksi semacam ini justru membuatnya semakin terkenal. Terlebih lagi ketika Lolita diadaptasi ke layar lebar oleh sutradara Stanley Kubrick pada tahun 1962.
Baca Juga: 5 Buku yang Mengubah Dunia dan Ilmu Pengetahuan, Wajib Dibaca Nih!