TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta "Aneh" Tentang Komodo Ini Wajib Kamu Ketahui

"Naga" terakhir yang masih berjalan di muka bumi

telegraph.co.uk

Komodo sudah lama dikenal dalam legenda, tetapi baru ditemukan kembali pada awal 1900-an. Ia berevolusi secara terpisah, sehingga hanya mampu bertahan hidup di pulau-pulau Indonesia, seperti Komodo, Flores, Gil Motang, Padar, dan Rinca.

Sebagai predator puncak di lingkungannya, komodo mengalami evolusi dalam hal ukuran dan kekuatan, dan tampak seperti monster naga yang berasal dari banyak mitologi dunia.

Ada banyak hal unik tentang komodo. Di antaranya, 7 fakta di bawah akan semakin mengundang rasa penasaranmu terhadap kadal raksasa ini.

1. Menjadi inspirasi untuk film King Kong

nytimes.com

Film King Kong tahun 1933 berkisah tentang seekor gorila raksasa yang hidup di sebuah pulau prasejarah, dibawa ke New York dan akhirnya mati di atas Empire State Building. Namun sang penulis, Merian C. Cooper, awalnya tidak mendapat ide tersebut sampai dia melihat Douglas Burden dan komodo-nya.

Burden dikenal karena ekspedisi untuk menangkap komodo hidup-hidup dan membawanya ke kebun binatang New York. Tidak lama setelah sampai di Amerika, dua komodo pertama yang dibawanya mati.

Cooper menyalahkan Burden atas kematian komodo di kebun binatang, dan memutuskan bahwa "monster" miliknya akan bernasib sama seperti komodo tersebut. Walau begitu, bukan berarti para pembuat film adalah pendukung besar kesejahteraan hewan.

Awalnya karena sangat terinspirasi olehnya, mereka ingin komodo asli bertarung dengan gorila di dalam film. Dikarenakan masalah logistik yang sulit untuk direalisasikan, ide tersebut akhirnya dibatalkan.

Baca Juga: 5 Mitos Tubuh Manusia yang Salah Kaprah, Ini Faktanya Ilmiahnya

2. Komodo suka memanjat pohon

floresplus.net

Kebanyakan orang hanya melihat komodo dewasa di kebun binatang, jadi agak sulit untuk melihat versi kecilnya. Sementara komodo dewasa sering menghabiskan waktu mereka di dalam liang, anak-anak komodo lebih suka tinggal di pohon sampai mereka dewasa.

Karena cakarnya yang tajam, komodo sangat suka memanjat dan menghabiskan banyak waktu di atas pohon selama beberapa tahun pertama kehidupan mereka.

Anak-anak komodo tidak bergabung dengan orangtua mereka di liang, karena komodo dikenal kanibal dan akan memakan bayinya jika tidak ada makanan lain yang tersedia.

Komodo dewasa akan lebih sulit untuk menaiki pohon yang lebih tinggi karena mereka telah menjadi lebih besar dan berat, sehingga membuat pohon sebagai tempat yang tenang bagi anak-anak komodo.

3. Perampok makam yang agresif

mnn.com

Sama seperti jenis biawak lainnya, komodo dikenal suka memakan bangkai, termasuk bangkai manusia. Di pulau Komodo sendiri, masyarakat sekitar sering meletakkan batu di atas makam untuk melindungi mayat dari komodo.

Walau beberapa orang mengklaim bahwa komodo hanya akan menyerang di alam liar, banyak laporan bahwa komodo juga sering menunggu di luar rumah untuk menyerang penghuninya. 

4. Mereka sulit mendengar

mnn.com

Komodo juga punya kemampuan mendengar. Namun karena tidak banyak menggunakan indra tersebut saat berburu, mereka tidak dapat mendengar suara bernada rendah atau lebih tinggi. Selain itu, komodo memiliki penglihatan yang kurang baik di malam hari.

Karena itu, komodo selalu mengandalkan bau untuk berburu. Namun, tidak seperti manusia dan mamalia lainnya, ia tidak menggunakan hidung untuk kebutuhan penciumannya.

Komodo menggunakan vomeronasal atau "organ Jacobson," yang dapat mengidentifikasi feromon di udara. Di saat lidah komodo mendapat sampel konsentrasi kimiawi di udara, organ Jacobson memberi tahu posisi komodo dan mangsa di sekitarnya.

5. Komodo memiliki mekanisme pertahanan yang menjijikkan

pinterest.ca

Seperti yang telah disebutkan, bayi komodo sulit untuk bertahan hidup karena sering terancam oleh komodo dewasa. Untuk menghindari kanibalisasi—ketika tidak berada di atas pohon, bayi komodo akan menutupi dirinya dengan kotoran, karena baunya akan mengacaukan penciuman komodo dewasa.

Hal ini memungkinkan si kecil untuk bersembunyi di dekat usus binatang yang terbunuh, menyamarkan dirinya dalam kotoran, dan menunggu kesempatan untuk memakan bangkai tersebut untuk dirinya sendiri.

6. Menjadi tanda bahaya di peta

draconem.net

Di masa lalu, para penjelajah akan menggambar naga atau ular laut di dalam peta untuk menunjukkan bahaya yang belum diketahui, bersama dengan frasa Latin "Hic sunt dracones"  atau "di sini ada naga."

Namun, tidak ada bukti yang mengatakan bahwa istilah ini adalah konvensi yang umum. Hanya sejumlah kecil peta yang menggunakan naga sebagai simbol peringatan, dan beberapa yang berlabel "di sini ada naga" menyalin satu contoh yang dikenal sebagai globe Hunt-Lenox.

Peta ini menempatkan frasa tersebut di dekat pulau-pulau tempat komodo berada. Fakta ini telah membuat beberapa sejarawan percaya bahwa frasa ini mungkin memang menjadi peringatan tentang monster ganas.

Dalam hal ini, peringatan itu bukan peringatan tentang bahaya yang tidak diketahui tetapi peringatan nyata tentang ancaman dari "naga" di sekitar tanda tersebut.

Baca Juga: 6 Fakta Unik Tentang Komodo, Kadal Raksasa Asal Indonesia

Verified Writer

Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya