Sejarah Joan of Arc: Dara Prancis di Tengah Perang Seratus Tahun
Seorang gadis desa yang menjadi seorang Santa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Joan of Arc, seorang gadis petani yang tinggal di Perancis pada abad pertengahan, percaya bahwa Tuhan telah memilihnya untuk memimpin Prancis menuju kemenangan dalam perang 100 tahun melawan Inggris. Tanpa pelatihan militer, Joan meyakinkan putra mahkota, Charles Valois, untuk mengizinkannya memimpin pasukan Prancis ke kota Orléans yang sedang dikepung, tempat ia meraih kemenangan besar atas Inggris dan sekutunya, Burgundi.
Joan ditangkap oleh pasukan Anglo-Burgundi dan dibakar di tiang pancang pada tahun 1431 atas tuduhan penggunaan sihir. Ia secara resmi dikanonisasi pada tahun 1920, dan telah lama dianggap sebagai salah satu orang suci terbesar dalam sejarah.
Namanya sering muncul di dalam buku sejarah, dan filmnya sendiri sudah sering diproduksi. Namun sudah sejauh manakah kamu mengenal Joan of Arc? Berikut biografi singkatnya.
1. Kehidupan awal Joan of Arc
Lahir pada 6 Januari 1412, Jeanne d'Arc (atau dalam bahasa Inggris, Joan of Arc) adalah putri seorang petani, Jacques d'Arc, dari desa Domrémy yang terletak di timur laut Perancis. Dia tidak diajarkan membaca atau menulis, tetapi ibunya yang taat menanamkan dalam dirinya cinta yang mendalam kepada Gereja Katolik dan ajaran-ajarannya.
Pada saat itu, Prancis sedang mengalami konflik dengan Inggris (kemudian dikenal sebagai Perang Seratus Tahun), dan Inggris sudah berada di atas angin. Sebuah perjanjian damai pada tahun 1420 mencabut hak waris putra mahkota Perancis, Charles dari Valois, di tengah tuduhan ketidakabsahannya, dan Raja Henry V diangkat menjadi penguasa Inggris dan Prancis.
Putranya, Henry VI, menggantikannya pada tahun 1422. Bersamaan dengan sekutu Perancis (Philip, adipati Burgundia), Inggris menduduki sebagian besar wilayah Prancis utara dan desa di sekitarnya, termasuk Domrémy. Saat masih kecil, Joan terpaksa meninggalkan rumah mereka karena ancaman invasi tentara Inggris.
Pada usia 13 tahun, Joan mulai mendengar suara-suara, yang menurutnya dikirim oleh Tuhan. Tuhan memberinya dua misi yang sangat penting: menyelamatkan Prancis dengan mengusir musuh-musuhnya, dan mengangkat Charles sebagai raja yang sah.
Sebagai bagian dari misi ilahi ini, Joan mengambil sumpah kesucian. Saat hendak dinikahkan pada usia 16 tahun, dia berhasil meyakinkan pengadilan setempat bahwa dia tidak seharusnya menerima perjodohan tersebut.
Baca Juga: Sejarah Tram, Transportasi Publik yang Sangat Membantu!
Baca Juga: La Sagrada Familia, Katedral Artistik Penuh Sejarah di Barcelona
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.