TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Krusial, 7 Pertempuran Ini Turut Membentuk Era Modern, Apa Saja?

Salah satunya pasti terdengar familiar di benak kalian

ilustrasi Perang Salib, saksi dari banyak pertempuran yang akan mengubah dunia modern (en.chateauversailles.fr)

Perang selalu ada sejak manusia muncul di muka bumi. Entah karena perbedaan budaya, ekspansi atau alasan lain, perang telah membentuk peradaban, menghancurkan yang lainnya, mengangkat pemimpin karismatik, dan mengubah jalannya sejarah. 

Sementara kita semua tahu tentang Perang Dunia dan berbagai revolusi terkenal seperti Revolusi Prancis dan Rusia nyatanya ada juga beberapa pertempuran yang sering dilupakan. Padahal hasilnya turut membentuk dunia kita sekarang. Berikut tujuh pertempuran krusial yang turut membentuk era modern, tapi sering luput dari pembahasan sejarah.

1. Pertempuran Stamford Bridge (1066) 

Pertempuran Stamford Bridge, salah satu peristiwa menentukan dalam sejarah Inggris (historic-uk.com)

Stadion kebanggaan dari tim sepakbola asal London, Chelsea, pasti muncul di benak kalian setelah mendengar nama di atas. Sayangnya, masih banyak yang belum mengetahui sejarah di balik penamaan "kandang" dari tim yang dijuluki The Blue Lions ini.

Stamford Bridge adalah sebuah jembatan yang melewati anak sungai Stanford Creek. Di atas jembatan ini pernah terjadi sebuah pertempuran yang akan mengubah nasib Kerajaan Inggris selamanya.

Pertempuran itu terjadi pada tahun 1066, beberapa saat sebelum Pertempuran Hastings yang akan melengserkan pemerintahan Anglo-Saxon dari takhta Inggris sekaligus mengakhiri Zaman Viking di benua biru.

Pertempuran Stamford Bridge menjadi saksi dari invasi Raja Norwegia, Harald Hardrada, yang digagalkan oleh Raja Harold dari Inggris. Dilansir Historic UK, Hardrada ikut terbunuh dalam pertempuran itu. Namun, kemenangan Harold hanyalah awal dari segalanya.

Tiga minggu setelah Pertempuran Stamford Bridge, William Sang Penakluk menyerbu Inggris lalu mengalahkan Harold dan pasukannya dalam Pertempuran Hastings. William pun merebut takhta Inggris, menjadikannya sebagai raja "asing" pertama di tanah Inggris dan untuk selamanya mengubah bahasa serta kebudayan mereka.

2. Pertempuran São Mamede (1128)

Pertempuran São Mamede yang telah "melahirkan" Portugal (jornaldiabo.com)

Pada abad ke-11, seluruh Semenanjung Iberia dikuasai oleh Muslim Moor di selatan dan Visigoth di utara yang terdiri dari Kerajaan León, Castille, dan Aragon. Pada saat itu, Portugal hanyalah sebuah kawasan dari Kerajaan León yang diperintah oleh Ratu Theresa dan suaminya. 

Namun setelah suaminya meninggal, Theresa berseteru dengan putranya, Afonso, yang menginginkan kemerdekaan Portugal. Ketegangan antara ibu dan anak ini pun memuncak dalam Pertempuran São Mamede pada tahun 1128.

Singkat cerita, seperti yang dijelaskan dalam Encyclopædia Britannica, Afonso berhasil mengalahkan pasukan ibunya dan mengambil alih Portugal. Ia lalu mendeklarasikan dirinya sebagai Afonso Sang Penakluk dan raja Portugal pada tahun 1139.

Meski pertempuran ini hanyalah langkah pertama dalam proses yang panjang, kemenangan Afonso di São Mamede akan memiliki dampak yang signifikan di seluruh dunia. Setelah resmi berdiri pada 1143 lewat Perjanjian Zamora, Kerajaan Portugal akan memainkan peran besar dalam kolonisasi di benua Amerika dan Afrika berabad-abad kemudian.

Baca Juga: 7 Jenis dan Makna Topi Tradisional Korea Era Joseon, Penanda Status!

3. Pertempuran La Forbie (1244)

manuskrip Pertempuran La Forbie (commons.wikimedia.org/matthew paris)

Sejak dimulai pada 1095, Perang Salib telah menjadi saksi dari berbagai pertempuran krusial antara Tentara Salib dan pasukan Muslim untuk memperebutkan kota suci dari tiga agama Abrahamik, Yerusalem.

Pada tahun 1187, Salahuddin Al Ayyubi berhasil merebut Yerusalem setelah meraih kemenangan atas pasukan salib di Pertempuran Hattin. Pertempuran ini mungkin yang paling terkenal dari Perang Salib, walau nyatanya Pertempuran La Forbie lah yang paling memberikan dampak besar dalam sejarah.

Disebut juga sebagai Pertempuran Hiribya atau Harbiyah, peristiwa ini menjadi saksi ketika orang-orang Kristen merebut Yerusalem dalam waktu singkat, hanya untuk melihatnya diambil alih lagi oleh tentara gabungan Mesir dan suku-suku Muslim di sekitarnya.

Perang Salib memang terus berlanjut setelah pertempuran ini, tapi kekalahan di La Forbie menandai runtuhnya pengaruh dan kekuasaan Kristen di kawasan Timur Tengah dan semakin memperkuat pengaruh Muslim dan Arab hingga hari ini.

4. Pengepungan Baghdad (1258)

Pengepungan Baghdad oleh Bangsa Mongol (apollonejournal.org)

Kekhalifahan Abbasiyah telah menguasai sebagian besar Timur Tengah sejak tahun 750 M, sebuah era yang dianggap sebagai Zaman Keemasan Islam. Namun, itu semua berubah 180 derajat ketika Kekaisaran Mongol tiba di Baghdad pada tahun 1258.

Semua ini bermula dari keputusan bodoh Muhammad II dari Khwarezmia yang menghina utusan Mongol dan kemudian semakin diperparah dengan keputusan Khalifah Abbasiyah, Al-Musta'sim yang menolak tuntutan dari Mongol.

Sebagai gantinya, pasukan Mongol mengepung Baghdad, membombardirnya sampai Al-Musta'sim berubah pikiran dan menyerah. Bisa dibilang kalau pertempuran "sebelah pihak" ini memiliki efek jangka panjang dalam sejarah dunia.

Pertama dan paling penting, berbagai catatan sejarah dan dokumen penting Baghdad dijarah dan dibakar. Kota itu sendiri dihancurkan dan hampir seluruh penduduknya terbunuh. Menurut beberapa sumber, tubuh Al-Musta'sim digulung dengan karpet dan diinjak-injak sampai mati oleh kuda-kuda Mongol.

Runtuhnya Kekhalifahan Abbasiyah bersamaan dengan hancurnya Baghdad, sering dikutip oleh banyak sejarawan sebagai akhir dari "zaman keemasan Islam".

5. Pertempuran Teluk Hakata (1274 & 1281)

ilustrasi Kamikaze, "angin dewa" yang meluluhlantakkan Pasukan Mongol dalam Pertempuran Teluk Hakata (mongolianz.com)

Pasukan Mongol adalah momok tersendiri pada masanya. Terlebih ketika cucu Genghis Khan, yakni Kubilai Khan, berusaha memperluas wilayahnya ke timur atau tepatnya Korea dan Jepang. 

Dilansir World History Encyclopedia, Kubilai Khan mengerahkan armadanya ke Jepang pada 1274 yang kemudian dikenal sebagai Pertempuran Teluk Hakata. Pasukan Jepang yang kalah jumlah mundur untuk bertahan. Namun tak lama setelahnya, badai yang besar menerjang armada Mongol dan menghancurkan banyak kapal mereka. 

Meski terusir dengan cara yang memalukan, Kubilai Khan masih "ngotot" untuk menginvasi Jepang yang dibuktikan dengan invasi kedua ke Teluk Hakata atau yang dikenal dengan nama Pertempuran Kōan. Sekali lagi, Jepang kalah, tapi berhasil diselamatkan oleh alam ketika badai kembali menyapu armada Mongol.

Kekalahan ini menjadi batas invasi Mongol di timur. Dua badai di Teluk Hakata kemudian dikenal sebagai kamikaze atau "angin dewa" yang akan menjadi nama dari pasukan bunuh diri Jepang selama Perang Dunia II. 

6. Pengepungan dan Kejatuhan Tenochtitlan (1521) 

lukisan Hernán Cortés (commons.wikimedia.org/Unknown artist)

Sang conquistador dari Kerajaan Spanyol, Hernán Cortés, hanya datang dengan lima ratus orang ketika mereka menaklukkan Kekaisaran Aztec. Setelah membantai ribuan warga Aztec yang tidak bersenjata, pasukan Spanyol yang juga diisi oleh banyak suku Mesoamerika yang ingin menyingkirkan suku Aztec, tiba di ibu kota Tenochtitlan dan menyandera pemimpin mereka, Montezuma II. 

Setelah dibumbui oleh drama kerajaan dan lain hal, beberapa orang dari suku Aztec memberontak dan Montezuma pun terbunuh. Semua peristiwa berdarah ini mencapai puncaknya pada Mei 1521 ketika Spanyol mengepung Tenochtitlan. 

Dalam Encyclopædia Britannica dijelaskan, kalau pasukan Spanyol mengepung kota itu selama sekitar tiga bulan dan terus memborbardirnya dengan meriam. Tentunya, suku Aztec bukan tandingan persenjataan dari Spanyol. Mereka pun terpaksa menyerah. 

Penderitaan mereka semakin bertambah setelah koloni Spanyol membawa wabah cacar pada tahun 1519, di mana saat itu ada lebih dari tiga puluh juta pribumi yang hidup di sana. Seratus tahun kemudian, setelah serangkaian epidemi cacar yang terjadi, diperkirakan hanya sekitar 1,5-3 juta pribumi Meksiko yang bertahan hidup.

Baca Juga: 7 Ritual Tumbal Manusia Teraneh yang Masih Ada di Era Modern Ini

Verified Writer

Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya