TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Aliran Filsafat yang Memengaruhi Pola Pikir Manusia, Sudah Tahu?

Karena filsafat adalah ibu dari segala ilmu

Pixabay/janeb13

Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philos dan sophia. Philos berarti cinta, senang, suka. Sedangkan sophia berarti pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan sehingga philosophia berarti cinta pengetahuan.

Seiring berjalannya waktu, filsafat adalah kegiatan berpikir secara lebih mendalam terkait dengan pertanyaan-pertanyaan yang kerap kali muncul dalam kehidupan seperti untuk apa alam semesta diciptakan, apa saja tanggung jawab manusia terhadap Tuhan, bagaimana cara berorganisasi, dan masih banyak lagi.

Filsafat sudah ada lebih dari 2000 tahun. Tetapi dalam waktu selama itu filsafat belum mampu dan takkan pernah mampu memberi jawaban yang mutlak. Filsafat hanya mampu memberikan jawaban yang rasional, sistematis, dan kritis.

Filsuf-filsuf yang terkenal akan pemikiran besarnya antara lain seperti Aristoteles, Plato, Jacques Derrida, Immanuel Kant, dan Thomas Aquinas. Setiap filsuf memiliki cara pandang yang berbeda, oleh sebab itu filsafat sangat menarik untuk dipelajari.

Berikut ini 10 aliran filsafat yang mempengaruhi pola pikir manusia.

1. Rasionalisme

The Independent

Rasionalisme merupakan aliran filsafat yang berpegang teguh pada akal. Itulah sebabnya kaum rasionalis menganggap akal adalah alat terpenting dalam memperoleh dan menguji pengetahuan.

Menurut aliran ini, pengetahuan dapat dicari dengan akal dan penemuan dapat diukur dengan akal pula. Maksud dari dicari dengan akal adalah dengan menggunakan pemikiran yang logis, sementara maksud dari diukur dengan akal adalah menentukan apakah penemuan tersebut dapat dikatakan logis atau tidak. Jika logis maka dapat dipastikan benar, jika tidak logis maka sebaliknya.

2. Empirisme

Unsplash/Tbel Abuseridze

Berbeda dengan rasionalisme yang hanya mengandalkan akal untuk menentukan kebenaran, empirisme memerlukan pembuktian secara indrawi untuk menentukannya. Pembuktian secara indrawi yaitu dilihat, didengar, dan dirasa.

Menurut aliran filsafat ini, pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman dan perantaraan indera. Kebenaran berdasarkan pengalaman berhasil membawa pengaruh terhadap bidang hukum dan hak asasi manusia.

3. Positivisme

fee.org

Positivisme adalah aliran filsafat yang bersifat faktual. Artinya, menjadikan fakta-fakta sebagai dasar kebenaran. Pengetahuan tidak diperbolehkan membelakangi fakta.

Menurut aliran ini, satu-satunya pengetahuan adalah ilmu dan yang dapat dijadikan objek pengetahuan hanyalah fakta. Positivisme mendapatkan persetujuan untuk berupaya dalam membuat aturan bagi manusia dan alam.

4. Kritisisme

Pixabay/morhamedufmg

Kritisisme adalah aliran filsafat yang melakukan penyelidikan terhadap rasio beserta batasan-batasannya. Kritisisme melakukan kritik terhadap rasionalisme dan empirisme karena kedua aliran filsafat itu sangatlah berlawanan. Untuk menentukan kebenaran, rasionalisme mengandalkan akal, sedangkan empirisme mengandalkan pengalaman.

Baca Juga: Pernahkah Kamu Mengatakan Kalimat Ini Ke Anak Jurusan Filsafat?

5. Idealisme

fee.org

Idealisme adalah aliran filsafat yang percaya bahwa sesuatu yang konkret hanyalah hasil pemikiran manusia. Kaum idealis menyebutnya sebagai ide atau gagasan. Menurut Idealisme, ide atau gagasan adalah pengetahuan dan kebenaran tertinggi.

Untuk memahami sesuatu, idealisme menggunakan metode dialektik yaitu metode yang menggunakan dialog, pemikiran, dan perenungan.

6. Naturalisme

Unsplash/Giammarco Boscaro

Naturalisme adalah aliran filsafat dari hasil berlakunya hukum alam fisik. Menurut aliran naturalisme, setiap manusia yang lahir ke bumi membawa tujuan yang baik dan tidak ada seorang pun membawa tujuan yang buruk layaknya setiap bayi yang terlahir dalam keadaan suci dan Tuhan telah menganugerahkan berbagai potensi yang dapat berkembang secara alami kepadanya.

Kaum naturalis menyebut hal itu sebagai kodrat. Untuk mempertahankan kodrat tersebut, maka diperlukan adanya pendidikan.

7. Materialisme

Pixabay/morhamedufmg

Materialisme adalah aliran filsafat yang menghakikatkan materi sebagai segalanya. Oleh sebab itu, materialisme menggunakan metafisika. Jenis metafisika yang digunakan tentu saja metafisika materialisme.

Materialisme menekankan bahwa faktor-faktor material memiliki keunggulan terhadap spiritual dalam fisiologi, efistemologi, penjelasan histori, dan sebagainya. Menurut materialisme, pikiran (roh, jiwa, dan kesadaran) merupakan materi yang bergerak.

8. Intuisionisme

Polimgi.pw

Intuisionisme adalah aliran filsafat yang menganggap intuisi (naluri atau perasaan) sebagai sumber pengetahuan dan kebenaran. Intuisi adalah aktivitas berpikir yang tidak didasarkan atas penalaran dan tidak bercampur aduk dengan perasaan.

Ketika seseorang telah berpikir dengan keras namun ia tak kunjung mendapatkan solusi dari suatu masalah, lalu setelah itu ia menghentikan dan mengistirahatkan pikirannya sejenak, maka pada saat itulah intuisi kerap hadir. Intuisi ada begitu saja secara tiba-tiba.

9. Fenomenalisme

nanupedia.com

Fenomenalisme adalah aliran filsafat yang menganggap fenomena atau gejala sebagai sumber pengetahuan dan kebenaran. Fenomenalisme bergerak di bidang yang pasti.

Kaum Fenomenalisme menggunakan metode penelitian "a way of looking at things". Oleh sebab itu, mereka berbeda dengan ahli ilmu positif yang menggunakan metode penelitian berupa mengumpulkan data, mencari korelasi dan fungsi, serta menentukan hukum, dan teori.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku yang Cocok Buat Penggemar Filsafat

Writer

Sipa Aryanti

Writing is one way to be known to the world.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya