Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Salah satu fenomena alam menakjubkan adalah Danau Retba. Danau yang terletak di Segenal, Afrika Barat ini memiliki air berwarna merah muda. Menjadikannya bak kolam susu stroberi raksasa.
Danau Retba menjadi sumber utama produksi garam di Senegal dan Afrika.
Namun, warna merah muda dan garam bukanlah satu-satunya hal yang menarik dari danau ini. Danau Retba juga memiliki banyak fakta aneh yang mungkin belum kamu ketahui. Berikut adalah lima fakta menarik Danau Retba:
1. Warna merah muda disebabkan oleh bakteri
danau retba (diariesofmagazine.com) Warna merah muda yang memukau dari Danau Retba disebabkan oleh adanya bakteri yang hidup di dalam airnya. Bakteri ini bernama Dunaliella salina, yang merupakan bakteri halofil, yaitu bakteri yang menyukai lingkungan yang asin. Bakteri ini menghasilkan pigmen merah yang disebut beta karoten, yang sama dengan pigmen yang membuat wortel berwarna oranye.
Beta karoten berfungsi sebagai pelindung bakteri dari sinar matahari yang terik. Semakin terik matahari, semakin banyak beta karoten yang diproduksi oleh bakteri, sehingga warna merah muda di danau ini semakin pekat. Warna merah muda ini juga bisa berubah-ubah tergantung pada musim, cuaca, dan waktu.
2. Garam di danau ini sangat tinggi
danau retba (diariesofmagazine.com) Kandungan garam di Danau Retba sangat tinggi, yaitu sekitar 40 persen. Ini berarti bahwa air di danau ini lebih asin daripada air laut, yang rata-rata hanya memiliki kandungan garam sekitar 3,5 persen. Kandungan garam yang tinggi ini membuat danau ini menjadi habitat yang ideal bagi bakteri Dunaliella salina, yang tidak bisa hidup di air tawar atau air laut biasa.
Kandungan garam yang tinggi ini juga membuat danau ini memiliki kepadatan yang tinggi, yang membuat orang yang berenang di danau ini tidak mudah tenggelam. Bahkan, orang yang berenang di danau ini bisa mengapung dengan mudah tanpa perlu menggerakkan tangan atau kaki. Namun, berenang di danau ini juga memiliki risiko, yaitu iritasi kulit atau mata akibat garam yang terlalu asin.
3. Garam di danau ini menjadi sumber penghasilan
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
danau retba (diariesofmagazine.com) Tak hanya menjadi tempat wisata yang indah, danau Retba juga menjadi sumber penghasilan bagi penduduk setempat. Banyak orang yang bekerja sebagai penambang garam di danau ini, yang mengumpulkan garam dengan cara tradisional. Mereka menggunakan perahu kayu yang disebut pirogue, yang dilengkapi dengan tongkat kayu untuk mengaduk air dan mengendapkan garam di dasar danau.
Setelah itu, mereka menyelam ke dalam air dengan menggunakan keranjang bambu untuk mengambil garam yang sudah mengkristal. Mereka kemudian menumpuk garam di atas perahu mereka, yang bisa mencapai berat sekitar 50 kilogram per kali angkut. Garam yang sudah dikumpulkan kemudian dijual ke pasar atau pabrik, dengan harga sekitar 60 sen per kilogram.
4. Penambang garam harus melindungi diri dari garam
danau retba (diariesofmagazine.com) Meskipun garam menjadi sumber penghasilan bagi penambang garam di Danau Retba, garam juga menjadi ancaman bagi kesehatan mereka. Garam yang terlalu asin bisa menyebabkan luka, infeksi, atau iritasi pada kulit, mata, atau mulut mereka. Oleh karena itu, penambang garam harus melindungi diri dari garam dengan cara-cara khusus.
Salah satu cara yang dilakukan oleh penambang garam adalah dengan mengoleskan mentega shea di seluruh tubuh mereka. Mentega shea adalah lemak nabati yang berasal dari biji pohon shea, yang tumbuh di Afrika. Mentega shea berfungsi sebagai pelembab dan pelindung kulit dari garam. Selain itu, penambang garam juga menggunakan kacamata renang, sarung tangan, dan topi untuk melindungi mata, tangan, dan kepala mereka dari garam.