TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Isi Pikiran Teroris Masjid Christchurch? Ini 13 Fakta Ilmiahnya

Motifnya adalah balas dendam...

tportal.hr

Peristiwa penembakan di Masjid Al Noor dan Masjid Lindwood di Kota Christchurch, Selandia Baru, pada Jumat siang (15/3) telah mengguncangkan dunia. Para pelaku telah ditangkap oleh polisi setempat. Adapun, salah satunya adalah Brenton Tarrant.

Sebenarnya, apa yang ada dalam pikiran para teroris ini sehingga mereka melakukan aksi terorisme di Masjid Christchurch? Berikut ini penjelasan ilmiahnya!

1. Diduga, pelaku terorisme terinspirasi dari dokumen penghasut kekerasan massal

thesun.co.uk

Dilansir dari The West, Brenton Tarrant, pelaku berusia 28 tahun ini sempat memposting foto-foto yang menunjukkan gudang senjata dan manifesto setebal 74 halaman. Manifesto adalah dokumen penghasut kekerasan massal.

Dokumen ini ditulis untuk menginspirasi penyerang yang ingin meniru aksi terorisme. Untuk itulah, dokumen semacam ini sangat berbahaya jika dibaca sembarang orang.

2. Manifesto tersebut sempat diunggah pelaku di Twitter yang berisi ide-ide tentang antimuslim dan antiimigran

chass.ncsu.edu

Beberapa saat sebelum penembakan terjadi, Brenton Tarrant mengunggah tautan berisi manifesto 74 halaman. Meskipun tidak ditandatangani, manifesto tersebut berisi ide-ide tentang antimuslim dan antiimigran.

Namun, akun Twitter tersebut kini sudah dinonaktifkan. Manifesto tersebut diduga menjadi landasan para teroris untuk melakukan aksi penyerangan.

3. Polisi menyatukan urutan peristiwa di balik penyerangan melalui media sosial pelaku

odt.co.nz

Untuk mengetahu modus dan urutan peristiwa, polisi menganalisis rangkaian pos media sosial pria berkebangsaan Australia ini. Dari situlah, polisi akhirnya mengetahui modus dari penyerangan yang kini telah memakan 50 orang korban jiwa.

4. Pelaku mengaku berasal dari keluarga berpenghasilan rendah

pixabay.com/Free Photos

Dilansir dari The West, dalam wawancara, Brenton Tarrant menggambarkan dirinya sebagai “... seorang pria kulit putih biasa, umur 28 tahun. Lahir di Australia dari kelas pekerja, keluarga berpenghasilan rendah.”

5. Adapun, motif pelaku adalah balas dendam yang terinspirasi dari peristiwa serangan Stockholm 2017

wikimedia.org

Sesuai dengan manifesto 74 halaman, motif pelaku ada balas dendam. Adapun, peristiwa yang menginspirasinya adalah serangan Stockholm, Swedia yang terjadi pada 2017.

Dilansir dari Mirror, peristiwa tersebut terjadi saat sebuah truk, yang diduga dicuri, menabrak dan menewaskan lima orang pejalan kaki. Pelaku adalah seorang warga Uzbekistan berusia 39 tahun yang mengaku bersimpati pada negara Islam, Irak dan Syam.

Baca Juga: Terorisme di Christchurch dan Manifesto Ekstremis Sayap Kanan

6. Selain itu, pelaku terinspirasi dari rangkaian teror yang terjadi di Prancis menjelang pemilihan umum presiden

nytimes.com

Selain serangan Stockholm 2017, Brenton Tarrant mengaku terinspirasi dari rangkaian teror yang terjadi di Prancis menjelang pemilihan umum presiden. Dilansir dari Agence France-Presse (AFP), rangkaian teror, salah satunya di kawasan Champs Elysees, Paris, Prancis diklaim adalah tanggung jawab kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

7. Brenton Tarrant banyak berbicara tentang “supremasi kulit putih”

medium.com

Dalam pos di media sosial, Brenton Tarrant banyak menyampaikan tentang “supremasi kulit putih” dan “penjajah asing”. Supremasi kulit putih sendiri adalah ideologi yang menganggap ras kulit putih lebih superior daripada ras lainnya.

Dari ideologi tersebut, terlihat bahwa ras di luar dirinya dianggap sebagai “penjajah” yang mengancam keberadaan rasnya. Selain itu, Brenton Tarrant pun menyebut dirinya sebagai “pejuang perang tanpa seragam”.

8. Brenton Tarrant tak menunjukkan penyesalan atas tindakannya

unsplash.com/Zach Guinta

Dalam wawancara, Brenton Tarrant menyampaikan, ”Saya berharap bisa membunuh lebih banyak penjajah dan lebih banyak pengkhianat.” Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa dia tak menyesali apa yang dia lakukan.

9. Meski begitu, Brenton Tarrant mengaku bahwa serangan ini adalah keputusannya sendiri

unsplash.com/Andrik Langfield

Brenton Tarrant menyampaikan, “Tidak ada kelompok yang memerintahkan seranganku. Saya yang membuat keputusannya sendiri.” Jika pernyataan Brenton Tarrant benar, kemungkinan tak akan ada lagi serangan yang serupa.

10. Namun, masyarakat dunia masih perlu waspada jika serangan teror yang serupa akan terjadi

unsplash.com/Roman Kraft

Tak hanya menakuti, serangan teror juga berbahaya karena bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang serupa. Sama halnya dengan Brenton Tarrant yang terinspirasi dari serangan Stockholm, Swedia dan rangkaian teror yang terjadi di Prancis oleh ISIS. Adapun, motifnya adalah balas dendam.

11. Brenton Tarrant mengaku telah merencanakan serangan ini dua tahun sebelumnya

unsplash.com/Nik Macmillan

Dalam wawancara, Brenton Tarrant menyatakan, “Selandia bukanlah pilihan serangan yang asli. Saya tiba di Selandia Baru untuk hidup sementara sembari saya membuat rencana dan berlatih.” Brenton Tarrant melanjutkan, “Saya merencanakan serangan kira-kira dua tahun sebelumnya dan menentukan lokasi di Christchurch tiga bulan sebelumnya ... Awalnya masjid di Dunedin adalah target utama.”

12. Brenton Tarrant mengakui bahwa serangan yang dilakukannya adalah terorisme

pexels.com/Pixabay

Brenton Tarrant mengakui, “Itu adalah serangan teroris.” Selain itu dia pun mengakui, “Saya rasis.” Hal tersebut sesuai dengan motif dan tindakan pelaku di tempat kejadian.

Dilansir dari Psychology Today, menurut Dr. Reneé Carr, seorang psikolog dan penasihat politik, sikap kebencian ekstrem biasanya didasarkan atas rasa takut. Ketakutan datang dari mekanisme bertahan hidup yang primitif, yaitu naluri manusia untuk terhindar dari bahaya.

Mereka menciptakan keyakinan berlebihan dan negatif tentang ras lain untuk membenarkan tindakan mereka. Hal tersebut adalah salah satu upaya untuk mengamankan keselamatan dan kelangsungan hidup mereka sendiri.

Baca Juga: 10 Fakta Senapan AR-15, Senjata Teroris Penembakan Masjid Christchurch

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya