TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Pilu di Balik Terracina Airshow 2017 

Terdapat kecelakaan yang merenggut nyawa sang pilot

ilustrasi pesawat tempur bermanuver (commons.wikimedia.org/Chris Lofting)

Terracina Airshow atau Pertunjukan Udara Terracina adalah sebuah pentas atraksi pesawat yang diadakan di Terracina yang berlokasi di Latina, Lazio, Italia. Sebagai sebuah pertunjukan udara yang bersifat regional, tidak banyak informasi yang bisa didapat tentang pentas atraksi ini. Namun mengutip dari The Aviation Geek Club, Pertunjukkan Udara Terracina dihelat di lokasi sejauh kurang lebih 75 kilometer di selatan Roma.

Ketika Pertunjukan Udara Terracina edisi 2017 berlangsung, sebuah kecelakaan fatal terjadi di hari Minggu, tepatnya pada 24 September. Kecelakaan tersebut melibatkan sebuah pesawat tempur kelas berat Angkatan Udara (AU) Italia yang sedang bermanuver ekstrem di pinggir pantai Terracina. Akibat kecelakaan itu, AU Italia kehilangan salah satu pilot terbaiknya.

1. Jatuh menghantam laut

Pesawat tempur yang terlibat dalam kecelakaan mematikan tersebut berjenis Eurofighter Typhoon. Typhoon yang dimaksud di artikel ini dikemudikan oleh seorang pilot bernama Gabriele Orlandi. Kecelakaan terjadi karena Kapten Orlandi gagal meningkatkan ketinggian pesawatnya.

Kronologinya, Kapten Orlandi tengah beraktraksi tunggal di lepas pantai Terracina. Setelah beberapa manuver, ia mencoba melakukan putaran vertikal. Namun naas, ketika turun dari langit, pesawat tampak kehilangan tenaga mesin dan langsung menghantam perairan yang berjarak sekitar 400 meter dari bibir pantai. Kapten Orlandi terlihat tidak sempat keluar dari pesawatnya dengan menggunakan parasut, lantas menyebabkan ia tewas.

Sebagai informasi pelengkap, pertunjukan Udara Terracina merupakan jadwal atraksi terakhir Typhoon kepunyaan AU Italia untuk 2017. Kecelakaan yang menewaskan Kapten Orlandi ini adalah kecelakan fatal kedua yang menimpa pesawat yang sama dalam kurun waktu kurang dari dua minggu. Sebelumnya pada 13 September, sebuah Typhoon milik AU Kerajaan Arab Saudi menabrak sebuah gunung di Al-Wade'a ketika sedang dalam misi melawan pejuang Houthi dari langit Yaman. Sang pilot, yang teridentifikasi sebagai Mahna al-Biz, gugur dalam insiden tersebut.

2. Perhelatan lantas dihentikan

Tim aerobatik Frecce Tricolori yang mewakili Italia. (commons.wikimedia.org/Lukasz Golowanow, Konflikty.pl)

Setelah kecelakaan terjadi, pentas atraksi segera dihentikan. Pinggir laut Terracina kemudian diblokir dengan pembatas. Dalam radius satu kilometer dari lokasi kecelakaan, siapa pun yang tidak berkepentingan dilarang melintas.

Evakuasi kemudian dilakukan dan berakhir sekitar pukul 18.30 waktu lokal dengan ditemukannya jenazah Kapten Orlandi. Typhoon yang dipiloti oleh Kapten Orlandi lepas landas dari Pangkalan Udara Pratica di Mare yang terletak di Pomezia, Lazio di barat daya Roma. Pangkalan Udara Pratica di Mare merupakan pangkalan udara terbesar di Italia.

"Pesawat tempur itu melakukan beberapa evolusi dengan sendirinya dan, ketika hampir mencapai akhir penampilannya, pesawat itu jatuh ke laut secara langsung, seolah-olah mesinnya kehilangan tenaga. Tidak ada suara dentuman yang terdengar, tetapi mesin masih menyala untuk beberapa saat ketika pesawat masuk ke dalam air," salah seorang penonton menjelaskan, dilansir Roma.

Pihak AU Italia telah meluncurkan investigasi untuk menyelidiki musibah ini. Namun hingga sekarang, tidak ada informasi lebih lanjut mengenai investigasi yang dijalankan berikut dengan hasilnya. Penyebab pasti kecelakaan pun tentu tidak bisa diketahui.

3. Typhoon menggotong teknologi canggih

Eurofighter Typhoon milik AU Jerman sedang beratraksi di Pertunjukan Udara ILA Berlin 2016. (commons.wikimedia.org/Julian Herzog)

Melansir dari laman resmi pengembang Eurofighter Typhoon, konsorsium Typhoon dibangun atas nama empat negara Eropa, yaitu Inggris Raya, Jerman, Italia, dan Spanyol. Proses produksi Typhoon melibatkan perusahaan-perusahaan kerdirgantaraan dan pertahanan terkemuka negara-negara itu, contohnya adalah Airbus, BAE Systems, dan Leonardo. Kemitraan keempat negara Eropa tersebut sukses menghasilkan proyek yang mengimplikasikan lebih dari 100 ribu pekerja profesional dan lebih dari 400 perusahaan.

Typhoon memanfaatkan mesin EJ200 yang diklaim merupakan mesin yang paling andal saat ini di pasaran. Pesawat tempur canggih ini dilengkapi dengan sensor terunggul di kelasnya untuk memberi pilot kesadaran situasional yang tak tertandingi. Berkat teknologi itu, integrasi data dapat berjalan dengan mulus dan menghasilkan gambaran ruang pertempuran untuk kebutuhan pengolahan data intelijen.

Desain dan tata letak kokpit Typhoon dibuat berdasarkan serangkaian penilaian ekstensif. Penggunaan dan peningkatan teknologi digital yang canggih tidak hanya meningkatkan keahlian pesawat, tetapi juga memudahkan perawatan pesawat. Di lain sisi, kapasitas penampungan maksimal bahan bakar Typhoon adalah 7,6 ton yang sistematikanya dibantu oleh komputer untuk memastikan jarak tempur yang jauh dan fleksibilitas serta keamanan yang baik.

Yang paling utama, Typhoon dapat membawa berbagai macam senjata udara ke udara dan udara ke darat. Typhoon mampu mengangkut rudal udara ke udara Meteor, IRIS T, ASRAAM, serta AMRAAM dan rudal udara ke darat Brimstone II, GBU-10, GBU-48, GBU-54, MK82, SPEAR 3, Stormshadow, serta Taurus. Sedangkan untuk teknologi keselamatan, perangkat yang diusung oleh Typhoon meliputi celana anti g-force, pakaian dada anti tekanan, pakaian berpendingin cairan, perlindungan nuklir, biologi, serta kimia, dan kursi pelontar Mk 16A.

4. Pilot yang gugur berasal dari Cesena

Kapten Gabriele Orlandi sedang duduk di kokpit sebuah pesawat tempur. (facebook.com/AeronauticaMilitareOfficialPage)

Gabriele Orlandi merupakan seorang pria berusia 36 tahun yang lahir di Cesena, yang tercakup ke dalam Emilia-Romagna. Ia merupakan pilot uji coba yang tergabung di Wing Uji Coba (RSV) AU Italia. Di atraksi Pertunjukan Udara Terracina yang merenggut nyawanya, Orlandi mengoperasikan pesawat tempur Eurofighter Typhoon yang diduga kuat beregistrasi MM7278/RS-23.

Ribuan orang hadir untuk menyaksikan pentas atraksi itu. Di antara para penonton, terdapat pula orang tua dan pasangan Orlandi. Ketika melihat kecelakaan yang menimpa Orlandi, sang pasangan jatuh pingsan dan lekas dilarikan ke rumah sakit dengan menggunakan ambulans.

Baca Juga: 5 Tragedi Kecelakaan Pesawat Ulang-alik Berawak, Berakhir Mengerikan!

Writer

Written by IRIZU

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya