Awan Cumulonimbus: Pengertian, Proses, dan Dampaknya
Awan penyebab badai dan petir
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Awan cumulonimbus (Cb) merupakan jenis awan yang memiliki bentuk datar, seperti dinding yang sangat gelap, padat, tinggi, dan besar. Awan ini dikenal juga sebagai awan petir yang dapat menghadirkan badai, hujan es, petir, atau kilat.
Cumulonimbus berasal dari bahasa Latin Cumulus yang artinya 'tumpukan' dan Nimbus adalah 'hujan badai'. Awan ini memiliki beberapa jenis, yakni Cumulonimbus Calvus, Cumulonumbus Incus, dan Cumulonimbus Capillatus.
Awan ini masuk ke dalam jenis awan yang paling besar dibandingkan yang lainnya. Untuk kamu yang ingin mengetahui proses terjadinya awan cumulonimbus, ciri-ciriawan cumulonimbus, dan juga jenis-jenisnya maupun fakta awan cumulonimbus, simak penjelasan berikut ini.
1. Proses terjadinya bentuk awan cumulonimbus
Awan cumulonimbus berawal dari bentuk awan cumulus yang tercipta akibat dari udara yang naik dan mengembun di langit. Awan ini berkembang melalui proses kondensasi. Setelah itu, udara di dalam awan menjadi lebih nagat daripada sekitarnya.
Ketidakstabilan udara ini memicu awan cumulus tumbuh menjadi awan vertikal. Udara yang bergerak ke atas awan menjaga tetesan air dan membuat kristal es terperangkap di dalam awan. Setelah awan terbentuk di ketinggian saat suhu di bawah titik beku, munculah air hujan.
Air hujan tidak mampu ditahan oleh udara yang bergerak ke atas, kemudian air tersebut turun ke bumi. Air hujan, penguapan, dan pendinginan udara di dekat batas awan menciptakan aliran udara yang bergerak ke bawah.
Dalam tahap ini, awan akan semakin tinggi dan menyentuh stratosfer. Di sisi lain, bagian atas awan akan menyebar dan membentuk landasan, tahap ini memungkinkan terjadinya kilat, petir, hujan lebat, atau hujan es.