TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Awan Cumulonimbus: Pengertian, Proses, dan Dampaknya

Awan penyebab badai dan petir

ilustrasi awan cumulonimbus (scijinks.gov/NOOA SciJinks)

Awan cumulonimbus (Cb) merupakan jenis awan yang memiliki bentuk datar, seperti dinding yang sangat gelap, padat, tinggi, dan besar. Awan ini dikenal juga sebagai awan petir yang dapat menghadirkan badai, hujan es, petir, atau kilat.

Cumulonimbus berasal dari bahasa Latin Cumulus yang artinya 'tumpukan' dan Nimbus adalah 'hujan badai'. Awan ini memiliki beberapa jenis, yakni Cumulonimbus Calvus, Cumulonumbus Incus, dan Cumulonimbus Capillatus. 

Awan ini masuk ke dalam jenis awan yang paling besar dibandingkan yang lainnya. Untuk kamu yang ingin mengetahui proses terjadinya awan cumulonimbus, ciri-ciriawan cumulonimbus, dan juga jenis-jenisnya maupun fakta awan cumulonimbus, simak penjelasan berikut ini.

1. Proses terjadinya bentuk awan cumulonimbus

ilustrasi awan cumulonimbus (Pixabay.com/marcelkessler)

Awan cumulonimbus berawal dari bentuk awan cumulus yang tercipta akibat dari udara yang naik dan mengembun di langit. Awan ini berkembang melalui proses kondensasi. Setelah itu, udara di dalam awan menjadi lebih nagat daripada sekitarnya.

Ketidakstabilan udara ini memicu awan cumulus tumbuh menjadi awan vertikal. Udara yang bergerak ke atas awan menjaga tetesan air dan membuat kristal es terperangkap di dalam awan. Setelah awan terbentuk di ketinggian saat suhu di bawah titik beku, munculah air hujan.

Air hujan tidak mampu ditahan oleh udara yang bergerak ke atas, kemudian air tersebut turun ke bumi. Air hujan, penguapan, dan pendinginan udara di dekat batas awan menciptakan aliran udara yang bergerak ke bawah.

Dalam tahap ini, awan akan semakin tinggi dan menyentuh stratosfer. Di sisi lain, bagian atas awan akan menyebar dan membentuk landasan, tahap ini memungkinkan terjadinya kilat, petir, hujan lebat, atau hujan es.

2. Ciri-ciri dan komposisi awal cumulonimbus

ciri-ciri awan cumulonimbus (Freepik.com/brgfx)

Awan cumulonimbus merupakan jenis awan yang paling besar dibandingkan awan-awan lainnya. Berikut ini ciri-ciri khusus awan cumulonimbus:

  • Awan ini memiliki serat halus di bagian atasnya
  • Bagian bawah awan seperti tampak koyak dan berwarna gelap
  • Memiliki tetesan air dan kristal es di bagian atasnya
  • Dapat menimbulkan hujan besar
  • Dapat menimbulkan kilatan, petir, atau butiran es
  • Bagian atas awan cumulonimbus dapat mencapai 39.000 kaki
  • Awan ini memiliki tuba atau kolom yang menggantung dari dasar awan. Tuba ini dapat menjadi tornado atau puting beliung
  • Awan cumulonimbus terkadang memiliki tonjolan seperti gelembung di bagian bawahnya yang disebut dengan mammatus atau mammas
  • Hujan yang dihasilkan oleh awan cumulonimbus hanya berlangsung selama 20 menit atau kurang
  • Hujan yang dihasilkan oleh awan ini dapat menguap sebelum menyentuh tanah yang biasa disebut sebagai virga

3. Jenis-jenis awan cumulonimbus

ilustrasi awan cumulonimbus di malam hari (Pexels.com/Andrea Hinojosa)

Awan cumulonimbus memiliki tiga jenis. Ketiga jenis ini memiliki bentuk dan yang berbeda-beda. Simak selengkapnya.

1. Cumulonimbus CalvusAwan ini memiliki bagian atas yang bengkak seperti awan cumulus. Tetesan air di puncak awan belum membeku menjadi kristal es.

2. Cumulonimbus CapillatusBagian atas awan ini berserat dan memiliki isi. Tetesan air dari awan yang sudah mulai membeku biasanya akan menandakan hujan akan turun.

3. Cumulonimbus IncusBagian atas awan ini berserat dan memiliki bentuk seperti landasan, karena awan ini terus bertumbuh. Jika awan Cumulonimbus Incusmencapai puncak troposfer, ia akan menciptakan landasan atau inkus yang indah.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya