Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
apa benar kupu-kupu berhenti terbang saat hujan?
Kupu-kupu. (commons.wikimedia.org/Derek Ramsey)

Kupu-kupu paling sering terlihat saat cuaca cerah, tetapi tiba-tiba menghilang ketika hujan mulai turun. Hal ini membuat banyak orang penasaran apakah mereka benar-benar memilih berhenti terbang atau karena faktor lain.

Kupu-kupu termasuk serangga yang punya tubuh yang jauh lebih rapuh dibandingkan spesies lain. Perubahan cuaca memberi pengaruh besar pada cara mereka bergerak. Topik ini jadi menarik karena ada beberapa proses di balik tubuh kupu-kupu yang jarang dibahas. Kira-kira apakah kupu-kupu berhenti terbang saat hujan turun? Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Kupu-kupu mencegah kerusakan sayap

Kupu-kupu. (commons.wikimedia.org/MaheshBaruahwildlife)

Sayap kupu-kupu tersusun dari sisik halus yang gampang terlepas ketika terkena benda dengan tekanan kuat, termasuk tetes hujan. Ukuran tetesan hujan jauh lebih besar dibanding tubuh kupu-kupu, sehingga benturannya bisa mengikis sisik atau bahkan mengubah posisi sayap. Hilangnya sebagian sisik membuat sayap kurang stabil saat digunakan untuk terbang. Jika dibiarkan, kupu-kupu bisa kesulitan mengendalikan arah.

Sayap yang basah juga membuat tubuh menjadi lebih berat sehingga mereka tidak bisa mempertahankan gerakan terbang secara normal. Kondisi itu membuat mereka berisiko jatuh ke tanah, tempat yang sebenarnya cukup berbahaya bagi serangga seukuran ini. Saat sudah basah, proses mengeringkannya memakan waktu dan membuat mereka rentan. Itulah sebabnya kupu-kupu memilih berhenti terbang sebelum sayapnya rusak.

2. Suhu tubuh yang turun membuat kemampuan terbang menurun

Kupu-kupu. (commons.wikimedia.org/geralt)

Kupu-kupu membutuhkan panas dari sinar matahari untuk mengaktifkan otot terbangnya. Ketika hujan, cahaya berkurang dan suhu udara turun sehingga tubuh mereka ikut menjadi lebih dingin. Pada kondisi ini, otot terbang tidak mampu menghasilkan tenaga cukup untuk mengangkat tubuh. Gerakan yang biasanya luwes berubah menjadi berat dan tidak efektif.

Karena tidak memiliki sistem pengatur suhu tubuh, kupu-kupu sangat bergantung pada lingkungan. Ketika udara lembap, energi mereka cepat habis karena proses metabolisme berjalan lebih lambat. Mereka tidak bisa memaksa tubuh bekerja seperti saat cuaca cerah. Itulah alasan mereka memilih tetap diam sampai tubuh kembali hangat.

3. Tempat berteduh yang lebih aman dari tetes hujan

Kupu-kupu sedang berteduh. (commons.wikimedia.org/Heidifbolds)

Begitu hujan turun, kupu-kupu biasanya bergerak menuju daun besar atau permukaan tanaman yang bisa mengalihkan arah jatuhnya air. Bagian bawah daun cukup kering karena tetesan air langsung mengalir ke pinggir, bukan jatuh tepat ke bawah. Area itu menjadi tempat paling aman bagi mereka untuk menempel.

Beberapa kupu-kupu juga memilih cabang kecil atau sela-sela pohon yang tidak langsung terkena hujan. Struktur pohon membantu memecah intensitas air sehingga mereka bisa bertahan tanpa banyak bergerak. Ada juga spesies yang lebih suka celah batang atau ruang kecil lainnya yang cukup kering.

4. Diam saat hujan membantu mengurangi interaksi dengan predator

Burung sebagi salah satu preadtor kupu-kupu. (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Jika kupu-kupu terjatuh karena hujan, mereka lebih mudah terlihat oleh predator seperti semut atau kadal kecil. Tubuh yang basah membuat gerakan mereka jauh lebih lambat sehingga sulit menghindar. Dengan berteduh di bawah daun atau cabang, risiko tersebut berkurang karena posisi mereka lebih tinggi dan tersembunyi. Langkah ini cukup efektif untuk menghindari situasi berbahaya.

Predator seperti burung juga lebih aktif ketika cuaca cerah. Saat hujan, jarak pandang mereka berkurang sehingga kupu-kupu mendapat kesempatan untuk tidak terlihat. Dengan menempel kuat pada tempat yang aman, kupu-kupu mengurangi kemungkinan berpindah lokasi yang bisa menarik perhatian.

5. Mereka kembali terbang setelah sayap kering

Kupu-kupu. (commons.wikimedia.org/Alvesgaspar)

Setelah hujan berhenti, kupu-kupu membuka dan menutup sayap perlahan untuk mempercepat proses pengeringan. Gerakan ini membantu menghilangkan sisa air yang membuat sayap terasa berat. Ketika sayap sudah cukup kering, mereka menjemur tubuh dengan memanfaatkan sinar matahari. Pada fase ini, panas menjadi sumber utama untuk mengaktifkan kembali otot terbang.

Jika cuaca masih mendung, proses pemulihan berlangsung lebih lama. Mereka tetap diam sampai tubuh terasa hangat dan sayap terasa ringan. Ketika semua kondisi terpenuhi, barulah mereka mulai terbang seperti biasa. Aktivitas mencari makan dan bergerak dari satu bunga ke bunga lain baru bisa dilakukan setelah tubuh kembali pulih.

Kupu-kupu berhenti terbang saat hujan bukan karena mereka malas bergerak, tetapi karena tubuh mereka memang tidak dirancang untuk kondisi basah dan dingin. Semua respons yang terlihat sebenarnya berkaitan langsung dengan cara mereka menjaga sayap, energi, dan keselamatan. Setelah memahami prosesnya, kamu jadi lebih paham alasan kupu-kupu memilih hilang sementara ketika hujan turun, bukan begitu?

Referensi

"What do butterflies do when it rains?" Scientific American. Diakses pada November 2025.

"Where Do Butterflies Go When It Rains?" AZ Animals. Diakses pada November 2025.

"Are wet winters bad for butterflies?" Butterfly Conservation. Diakses pada November 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team