Perubahan iklim, sebagai topik perdebatan netizen, agaknya tak kunjung usai. Kita tahu bahwa Bumi mengalami perubahan suhu. Suhu Bumi pada tahun 2100 bahkan diperkirakan akan mencapai titik tertinggi yang sama seperti 5 juta tahun yang lalu, sebagaimana yang dijelaskan Climate Science.
Peningkatan suhu tersebut tentunya punya konsekuensi yang besar bagi setiap aspek kehidupan, lho. Meskipun begitu, banyak orang yang hanya fokus dengan dampak besar dan dahsyatnya saja, seperti naiknya permukaan air laut. Padahal, perubahan iklim juga berdampak hingga ke dasar laut, nih.
Lautan Bumi terdiri dari ekosistem yang padat sekaligus rapuh, dengan sebab dan akibat yang saling terkait. Lebih banyak karbon dioksida (CO²) di atmosfer berarti lebih banyak CO² di lautan. Hal ini ternyata bisa mengasamkan lautan dan membuat kehidupan laut sekarat, khususnya organisme bercangkang.
Hal ini dan lautan yang semakin memanas ternyata memengaruhi segalanya, mulai dari plankton terkecil hingga paus terbesar. Penangkapan ikan yang berlebihan dan pembuangan limbah laut juga memperparah masalah yang teramat rumit ini. Terumbu karang juga mengalami pukulan paling berat dan sekarat di seluruh dunia, menurut Program Lingkungan PBB. Namun, tempat tergelap dan terdingin di laut pun akan segera mengalami nasib buruk yang sama. Berikut ini kita akan membahas efek perubahan iklim terhadap kehidupan di laut dalam.
