Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi hujan (pexels.com/Nikita Ananjevs)

Kamu mungkin bertanya-tanya saat kondisi cuaca jadi tak menentu. Katanya musim kemarau, tapi beberapa daerah malah mengalami banjir akibat hujan deras. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa salah satu pemicunya adalah fenomena Madden Julian Oscillation.

Namun, apa itu Madden Julian Oscillation dan bagaimana fenomena alam tersebut akhirnya memengaruhi cuaca di Indonesia? Berikut penjelasannya untukmu. 

Apa itu Madden Julian Oscillation?

ilustrasi proses Madden Julian Oscillation (dok. NOAA)

Madden Julian Oscillation alias MJO adalah gelombang yang terjadi pada lapisan atmosfer di kawasan tropis. Penjelasan lain juga mengatakan bahwa MJO adalah area kekeruhan dan badai luas yang bergerak di sekitar daerah tropis dari Samudra Hindia.

Fenomena ini diawali dengan peningkatan curah hujan tropis di Samudra Hindia bagian barat. Selanjutnya, osilasi bergerak menyebar ke arah timur ke perairan hangat Pasifik tropis. 

Siklus tersebut berulang kembali ke titik awal dalam kurun waktu rata-rata 30—60 hari, melansir NOAA. Sementara itu, Met Office menjelaskan bahwa MJO menyebar ke arah timur wilayah luas dengan curah hujan tropis fluktuatif, terutama di Samudra Hindia dan Pasifik. 

Terjadinya Madden Julian Oscillation pun tidak tiba-tiba, lho. Umumnya, fenomena ini bisa terbagi dalam beberapa fase kejadian.

  • Fase 1: peningkatan konveksi atau curah hujan di Samudra Hindia bagian barat
  • Fase 2—3: peningkatan konveksi atau curah hujan bergerak perlahan ke arah timur melintasi Afrika, Samudra Hindia, dan sebagian anak benua India
  • Fase 4benua India5: peningkatan konveksi atau curah hujan mencapai Benua Maritim alias Indonesia dan Pasifik Barat
  • Fase 6—8: Peningkatan curah hujan bergerak lebih jauh ke arah timur melewati Pasifik Barat dan mereda di Pasifik Tengah. 

Selama siklus Madden Julian Oscillation terjadi, terdapat dipol atau kontras yang mencolok dalam anomali curah hujan, melansir sumber yang sama. Alhasil, suatu wilayah mungkin mengalami peningkatan dan penurunan curah hujan yang fluktuatif.

Bagaimana Madden Julian Oscillation bisa memengaruhi cuaca?

Sebagai fenomena siklus, Madden Julian Oscillation berlangsung berulang kali dan dapat memengaruhi cuaca dunia. Faktanya, MJO memengaruhi munculnya fenomena lain yang berkaitan dengan turunnya hujan bahkan saat musim kemarau.

  • MJO dapat menciptakan kondisi menguntungkan bagi aktivitas siklon tropis
  • Peningkatan curah hujan selama fase MJO dapat mempercepat datangnya musim Monsun di seluruh dunia. Berlaku juga sebaliknya
  • MJO dikatakan memengaruhi siklus El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang berkontribusi pada kecepatan perkembangan dan intensitas El Nino dan La Nina.

Di Indonesia, MJO yang aktif menyebabkan pergerakan atau kumpulan awan hujan dari Samudra Hindia bergerak sepanjang khatulistiwa menuju Samudra Pasifik. Pergerakan awan tersebut melintasi Indonesia dan memicu hujan lebat di sebagian wilayah, melansir BMKG.

Penyebab lain hujan lebat pada musim kemarau di Indonesia

ilustrasi hujan (freepik.com/freepik)

Apa itu Madden Julian Oscillation dikatakan bukan satu-satunya penyebab hujan yang terjadi pada musim kemarau di Indonesia. Fenomena Gelombang Equatorial Rossby dan Gelombang Kelvin pun menyebabkan efek yang sama di beberapa kawasan, termasuk wilayah Sumatra, kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.

Gelombang Equatorial Rossby atau gelombang planet merupakan fenomena yang terjadi pada fluida atau cairan yang berputar, melansir Ocean Service NOAA. Sementara itu, gelombang Kelvin adalah sistem curah hujan tropis yang secara khas disertai pola angin barat dan timur, melansir Institute Studi Iklim Carolina Utara.

Keberadaan gelombang Rossby dapat memicu cuaca buruk pada tiap wilayah yang dilaluinya. Massa udara bersifat basah yang dibawanya pun kerap menyebabkan hujan lebat. Sementara itu, gelombang Kelvin pun dapat menyebabkan peningkatan pada pemicu hujan seperti terbentuknya awan cumolonimbus.

Setelah memahami apa itu Madden Julian Oscillation, tidak perlu khawatir lagi dengan terjadinya hujan pada musim kemarau, ya. BMKG pun menyebutkan bahwa fenomena ini tidak akan bertahan lama. Umumnya hanya terjadi 1—3 hari saja di tiap wilayah.

Editorial Team