ilustrasi kura-kura (pixabay.com/Penny)
Kura-kura sering kali hidup di habitat yang terpapar berbagai polutan lingkungan, termasuk pestisida dan bahan kimia industri. Zat-zat ini dapat terakumulasi dalam tubuh mereka seiring berjalannya waktu dan menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan jika dikonsumsi oleh manusia. Efek jangka panjang dari menelan polutan tersebut dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang serius, termasuk gangguan endokrin dan masalah reproduksi. Selain itu, individu yang mengonsumsi daging kura-kura mungkin tanpa sadar terpapar bahan kimia berbahaya ini tanpa gejala langsung. Seiring meningkatnya kesadaran tentang pencemaran lingkungan, semakin penting untuk mempertimbangkan keselamatan mengonsumsi satwa liar seperti kura-kura.
Mengingat risiko kesehatan serius yang terkait dengan mengonsumsi daging kura-kura, konsumsi daging kura-kura sebaiknya dihindari sepenuhnya. Dengan memahami risiko ini, individu dapat membuat pilihan yang tepat tentang pola makan mereka sambil berkontribusi pada upaya konservasi satwa liar.
Referensi
"Avoid eating sea turtle meat if you want to cut toxic heavy metals from your diet". Colorado State University. Diakses pada Desember 2024.
"Pet Turtles: A Source of Germs". FDA. Diakses pada Desember 2024.
"Disorders and Diseases of Reptiles". MSD Manuals. Diakses pada Desember 2024.
Ross, D. A., dkk. 2017. "A review of toxic metal contamination in marine turtle tissues and its implications for human health". Regional Studies in Marine Science, 15, 1–9.
Semmouri, I., Janssen, C. R., dan Asselman, J. 2024. "Health risks associated with the consumption of sea turtles: A review of chelonitoxism incidents and the presumed responsible phycotoxins". The Science of the Total Environment, 176330.
"Turtle Meat Can Cause Fatal Chronic Diseases". Universiti Malaysia Terengganu. Diakses pada Desember 2024.