Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
paus pilot (Pixabay.com/Fitschen)

Banyak ilustrasi dan film menunjukkan paus menyemprotkan air seperti sebuah air mancur saat mereka muncul ke permukaan. Dalam film animasi Finding Nemo, misalnya, paus digambarkan bisa menyemprotkan air dari lubang sembur di kepalanya hingga membuat karakter Marlin dan Dory dapat keluar dari tubuh paus yang telah menelan mereka.

Namun, pertanyaannya, apakah dalam dunia nyata paus juga benar-benar menyemprotkan air seperti yang digambarkan dalam berbagai ilustrasi dan film itu? Jawabannya ternyata adalah tidak. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Bukan air, paus mengeluarkan udara dari lubang semburnya

semburan paus (pixabay.com/AllThingsCoastal)

Perlu diingat kalau paus bukanlah ikan yang memiliki insang. Paus adalah mamalia yang hidup di air dan bernapas dengan menggunakan paru-paru. Oleh karena itu, paus tidak bisa bernapas di bawah air. Paus harus menahan napas saat berada di bawah air dan muncul ke permukaan untuk mengembuskan dan menghirup napas seperti halnya manusia ketika sedang menyelam. 

Sementara manusia bernapas melalui hidung dan mulut, paus memiliki lubang sembur (blowhole) di bagian atas kepala mereka. Lubang sembur ini bagi paus seperti lubang hidung karena di situlah mereka dapat menghirup dan mengembuskan napas. Apa yang dikeluarkan oleh paus dari lubang semburnya juga sama dengan apa yang dikeluarkan oleh manusia dari lubang hidungnya, yaitu udara.

Jadi, apa yang sering digambarkan sebagai semprotan air dalam berbagai ilustrasi dan film itu sebenarnya hanyalah semburan udara dari napas paus. Dilansir National Geographic, saat udara hangat dari paru-paru paus bertemu dengan udara dingin di luar tubuhnya, udara tersebut akan mengembun menjadi kabut. Hal ini sama seperti hembusan napas kita saat sedang berada di tempat yang dingin. Kabut yang dibuat paus sekilas terlihat seperti semprotan air karena mengandung ingus paus dan tetesan air laut yang sebelumnya menutupi lubang semburnya.

2. Spesies paus dapat diidentifikasi berdasarkan semburannya

semburan paus (pixabay.com/thara58)

Semburan paus bisa dilihat dari jarak ratusan meter. Para pengamat paus yang berpengalaman dapat mengenali berbagai spesies paus hanya dengan melihat bentuk dan arah semburan mereka. Dilansir Baleines en direct, semburan paus bervariasi tergantung dari ukuran dan struktur lubang sembur yang mereka miliki. Setiap spesies paus memiliki bentuk dan posisi lubang sembur yang berbeda satu sama lain. Selain itu, jumlah lubang sembur yang dimiliki oleh paus balin (mysticetes) dengan paus bergigi (odontocetes) juga berbeda.

Sebagai contoh, paus sperma, yang termasuk paus bergigi, hanya memiliki satu lubang sembur di sisi kiri kepalanya dan dengan itu mereka membentuk semburan yang bersudut. Sementara paus sikat Atlantik Utara, yang termasuk paus balin, memiliki dua lubang sembur yang relatif terpisah sehingga membentuk semburan yang luas dan menyebar seperti huruf V. Keterampilan untuk mengidentifikasi spesies paus berdasarkan semburannya ini juga dapat kita miliki dengan cara berlatih bersama orang yang berpengalaman, lho. 

3. Para ilmuwan dapat belajar banyak dari semburan paus

Paus sperma (pixabay.com/nesslinger-it)

Darah merupakan sampel terbaik dalam penelitian tentang fisiologi hewan, tetapi darah sulit diperoleh dan hampir mustahil diperoleh dari paus besar. Oleh karena itu, para ilmuwan kemudian menggunakan sampel semburan paus sebagai cara baru yang menjanjikan dan non-invasif untuk mendapatkan informasi tentang paus. National Geographic melansir, selama hampir satu dekade para ilmuwan telah berusaha mengumpulkan data yang berguna dari hembusan napas atau semburan paus. 

Para ilmuwan itu mengumpulkan semburan paus dengan cara melaju di dekat paus yang muncul ke permukaan. Mereka mengambil sampel semburan paus dengan tongkat panjang, dan mundur lagi sebelum hewan itu terganggu. Beberapa ilmuwan juga menerbangkan drone yang dilengkapi dengan cawan petri untuk mengambil sampel. Semburan paus ini membawa informasi penting tentang kesehatan mereka, tingkat stres, keberadaan polutan, dan segala macam hal menarik lainnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team