Sering Dianggap Menggemaskan, Apakah Rakun Berbahaya?

Rakun adalah hewan mamalia yang dapat ditemukan di seluruh Amerika Serikat, tetapi lebih umum ditemukan di bagian timur negara yang berhutan dibandingkan di dataran barat yang lebih gersang. Hewan ini berukuran kira-kira 2 kali lebih besar daripada kucing rumahan dengan panjangnya sekitar 60-90 cm. Tubuh mereka kekar, bulat, dan ditutupi bulu berwarna abu-abu.
Rakun paling dikenali dengan bulu berwarna hitam mirip topeng di sekitar matanya. Juga, pola cincin berwarna hitam di sekitar ekornya.
Di Indonesia, rakun tidak ada di alam liar. Namun, kamu mungkin pernah merasa gemas saat melihat video yang menunjukkan tingkah hewan satu ini dan berniat memeliharanya. Namun, bolehkah rakun dipelihara? Apakah mereka berbahaya? Baca sampai selesai untuk mengetahui lebih dalam seputar rakun.
1. Apakah rakun menyerang manusia
Serangan rakun terhadap manusia sangat jarang terjadi. Jika pun terjadi, ini hanya terjadi pada salah satu dari tiga kondisi berikut:
- saat mereka menganggap manusia sebagai ancaman dan tidak punya cara untuk melarikan diri
- berusaha melindungi anak-anaknya
- menderita suatu penyakit.
Menurut A-Z Animals, semua kondisi ini membuat rakun menjadi lebih agresif. Bahkan, dalam situasi berisiko tinggi seperti ini, rakun lebih cenderung melarikan diri dibandingkan menyerang manusia.
Sebagian besar kasus serangan rakun berkaitan dengan reaksi hewan ini terhadap ancaman. Biasanya, rakun menjadi sangat agresif saat merasa terancam. Mereka akan berdiri dan menggembungkan bulunya hingga tampak sebesar mungkin. Namun, apakah rakun berbahaya?
Sebenarnya, ini adalah tindakan menggertak dari rakun. Rakun akan bertindak seolah-olah sedang mencari pertarungan dalam upaya mencari celah untuk melarikan diri. Namun, bukan tidak mungkin mereka mencakar dan mengigit jika berada dalam situasi yang sangat mengancam.