Letak Indonesia yang berada di wilayah tropis yang sangat dekat dengan garis khatulistiwa membuat negara kita hampir mustahil dijatuhi salju. Sebab, letak geografis tersebut “memaksa” Indonesia untuk mengalami dua musim saja, yakni kemarau dan hujan. Namun, bukan alam Indonesia namanya kalau tidak menyuguhkan keajaiban yang memukau mata. Sebab, kita masih bisa menemukan bongkahan salju di negara kita, tepatnya di Pegunungan Jayawijaya, Papua.
Lebih spesifiknya, salju tersebut berada di Puncak Jaya atau Puncak Carstensz, Papua Tengah, dengan ketinggian sekitar 4.884 mdpl (meter di atas permukaan laut). Keberadaan salju di sana membuat Puncak Jaya mendapat julukan sebagai “salju abadi” di Indonesia karena eksistensinya yang sudah mencapai ribuan tahun tanpa pernah hilang sepenuhnya. Saking tersohornya fenomena salju di dataran tropis tersebut, Puncak Jaya jadi salah satu Seven Summit di Indonesia yang sangat populer di kalangan wisatawan dan pendaki gunung nasional maupun internasional.
Sayangnya, sekarang kita harus dihadapkan dengan kenyataan pelik terkait keberadaan salju abadi di Indonesia ini. Soalnya, sudah banyak ilmuwan yang mengonfirmasi kalau salju di Puncak Jaya akan hilang total pada 2026 mendatang. Berdasarkan rilis resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sejak 2016 saja, salju di Puncak Jaya secara rutin terus menipis sekitar 2,5 meter per tahun. Sebenarnya, penyusutan salju di sana bukan terjadi baru-baru ini, tapi sudah berlangsung secara perlahan dalam kurun waktu 2 abad terakhir.
Bayangkan saja, pada 1850, salju di Puncak Jaya masih terhampar seluas 19,3 km persegi. Akan tetapi, berdasarkan pengukuran terakhir yang dilakukan BMKG pada November 2024 silam, jumlahnya hanya tersisa 0,11—0,16 km persegi. Dengan sisa yang tak seberapa itu, wajar kalau para ilmuwan memvonis kalau salju abadi di Indonesia ini akan hilang sepenuhnya tahun depan.
Pastinya, ada banyak pertanyaan yang harus dijawab terkait hal ini, misalnya soal kenapa sejak awal ada salju yang muncul di daerah tropis seperti Indonesia? Kenapa salju di Puncak Jaya menyusut secara perlahan? Lalu, apakah ada potensi kembalinya si salju abadi ini pada masa yang akan datang? Yuk, kita ulas tiga pertanyaan tersebut lebih lanjut!
