Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Kalong India, Hewan dengan Peran Penting bagi Ekosistem

seekor kalong india terbang dekat dengan air
seekor kalong india terbang dekat dengan air (commons.wikimedia.org/Ashraf747)
Intinya sih...
  • Kalong India adalah kelelawar raksasa yang tersebar di Asia Selatan dan berperan penting dalam ekosistem lewat penyebaran biji serta penyerbukan.
  • Mereka hidup berkoloni besar, aktif pada malam hari, punya sistem sosial dan reproduksi yang kompleks, serta mampu hidup puluhan tahun.
  • Populasi mereka terus menurun akibat kerusakan habitat dan perburuan, padahal konsumsi daging mereka berbahaya karena berpotensi membawa virus Nipah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kelelawar (ordo Chiroptera) tak melulu muncul dalam ukuran kecil dengan wajah yang khas. Sebab, ada famili kelelawar, yakni Pteropodidae, yang tampil dengan tubuh raksasa dan wajah yang cenderung mirip seperti hewan lain. Salah satu spesies kelelawar dalam famili tersebut yang sangat menunjukkan ciri itu adalah kalong india atau indian flying fox (Pteropus giganteus).

Mereka termasuk salah satu spesies kelelawar terbesar di dunia. Panjang tubuh mamalia ini sekitar 23 cm, punya rentang sayap 1,2—1,5 meter, dan bobot antara 600—1.600 gram. Nah, dari nama bahasa Inggris, terlihat jelas kalau alasan penamaan kalong india berasal dari kemiripan wajah dengan seekor rubah. Belum lagi, warna rambut di bagian dada mereka terlihat cokelat kemerahan, meski jadi agak gelap di area kepala. Selain itu, sayap kalong ini berwarna hitam dan mata agak kuning.

Ada beberapa fakta menarik dari spesies kelelawar raksasa yang satu ini. Salah satunya terkait dengan peran penting sekaligus potensi bahaya yang mungkin terjadi bagi manusia. Penasaran seperti apa ulasan lengkapnya? Yuk, langsung gulirkan layarmu ke bawah!

1. Peta persebaran dan habitat pilihan

kalong india terbang di hutan
kalong india terbang di hutan (commons.wikimedia.org/sunnyjosef)

Selain ciri fisik, nama kalong india sebenarnya sudah mencerminkan soal persebaran alami mereka. Dilansir Animal Diversity, persebaran utama mamalia terbang ini berada di Asia Selatan, tepatnya dari Pakistan, India, Bangladesh, Nepal, Sri Lanka, Bhutan, Myanmar, dan China. Malahan, wilayah kepulauan di Samudra Hindia, semisal Maldives turut jadi rumah bagi kalong india.

Sementara itu, pilihan habitat mereka utamanya adalah kawasan hutan hujan tropis dengan vegetasi lebat. Selain itu, kalong india turut ditemukan di rawa, ekosistem dekat sumber air, perkebunan dan pertanian manusia, sampai sekitar perkotaan. Sama seperti kerabat yang lain, mereka termasuk hewan nokturnal alias aktif pada malam hari. Ketika siang, kalong india akan mencari pohon tinggi yang rindang supaya dapat beristirahat dengan aman dan nyaman.

2. Makanan favorit dan manfaat bagi ekosistem

kalong india sedang makan jantung pisang
kalong india sedang makan jantung pisang (commons.wikimedia.org/Manojiritty)

Walaupun bertubuh besar dan terlihat menyeramkan, sebenarnya kalong india bukan predator. Animalia melansir kalau mereka utamanya tergolong hewan herbivor atau frugivor alias pemakan buah-buahan. Adapun, jenis buah yang sering dikonsumsi adalah mangga, pisang, jambu, dan ara. Uniknya, kadang-kadang mamalia ini turut mengonsumsi serangga guna memenuhi kebutuhan protein.

Nah, dari kebiasaan kalong india mengonsumsi buah-buahan ini, mereka jadi punya peran penting bagi ekosistem. Sebab, spesies kalong ini selalu mencari makan bersama kelompok besar. Dengan demikian, ketika buah yang dikonsumsi sudah habis dan mereka membuang bijinya, potensi tanaman buah itu untuk berkembang biak di tempat lain serta dalam jumlah besar pun sangat besar. Kalau itu terjadi, proses penyerbukan tanaman hutan jelas tak jadi masalah lagi. Dengan demikian, siklus kehidupan di ekosistem hutan bisa terus terjaga.

3. Kehidupan sosial

koloni kalong india di satu pohon yang sama
koloni kalong india di satu pohon yang sama (commons.wikimedia.org/Bernard Gagnon)

Baik ketika mencari makan maupun beristirahat, kalong india selalu bersama anggota kelompok atau koloni. Kalau kamu kira kelelawar berukuran besar seperti kalong india itu hanya akan membentuk koloni kecil, maka itu keliru. Sebab, satu koloni mamalia ini ternyata terdiri atas 800—1.000 individu, dilansir Capron Park Zoo.

Selain berjumlah besar, koloni kalong ini terbilang sangat berisik. Mereka selalu menghasilkan suara memekik dan berdecit secara berulang-ulang. Namun, mereka berbeda dengan kelelawar berukuran kecil karena tidak mampu menggunakan suara ekolokasi. Sebenarnya hal ini wajar bagi spesies kalong dalam famili Pteropodidae.

Interaksi yang terjadi antar anggota koloni lebih banyak terjadi saat mereka beristirahat di atas pohon. Sementar itu, waktu malam dilakukan dengan terbang bersamaan ke berbagai arah. Hebatnya, seluruh anggota koloni mampu menjelajahi wilayah sejauh 14—64 km dalam satu malam saja hanya untuk memenuhi kebutuhan makanan masing-masing anggota.

4. Sistem reproduksi

pasangan kalong india di antara koloni
pasangan kalong india di antara koloni (commons.wikimedia.org/Dinesh Valke)

Kalong india termasuk hewan poliginandri alias baik jantan maupun betina akan kawin dengan beberapa pasangan berbeda dalam satu masa reproduksi. Sementara itu, musim kawin bagi mamalia terbang ini paling banyak terjadi antara bulan Juli—Oktober. Jantan jadi pihak yang berusaha menarik perhatian betina dengan bergantungan sangat dekat sambil mengipaskan sayap ke arah si betina. Kemudian jantan langsung menggenggam tubuh betina sambil menggigit area leher sebelum akhirnya perkawinan dapat dimulai.

Tentunya, sebagai mamalia, kalong india betina mengalami proses kehamilan dan melahirkan. Dilansir Animalia, betina melahirkan sekitar 1—2 ekor anak setelah menjalani masa kehamilan selama 140—150 hari. Betina mengambil peran penuh dalam menjaga dan menyusui anak, setidaknya dalam periode 3 minggu pertama. Setelah itu, anak dapat bergelantungan sendiri, tetapi baru bisa terbang saat memasuki usia 11 minggu.

Anak kalong india disapih saat berusia 5 bulan yang berarti mereka sudah harus bisa hidup mandiri. Hebatnya, spesies kelelawar raksasa ini mampu mencapai usia yang tinggi. Rata-rata individu mampu bertahan sampai usia 31 tahun, tetapi ada pula beberapa yang mencapai usia 40 tahun, khususnya kalau dalam perawatan manusia.

5. Status konservasi dan potensi bahaya bagi manusia

Kalong india sering diburu untuk dikonsumsi, padahal ada bahaya yang mengintai manusia jika rutin melakukannya.
Kalong india sering diburu untuk dikonsumsi, padahal ada bahaya yang mengintai manusia jika rutin melakukannya. (commons.wikimedia.org/Jakub Hałun)

Berdasarkan pendataan dari IUCN Red List, status konservasi kalong india masuk dalam kategori hewan hampir terancam (Near Threatened). Selain itu, tren populasi mereka cenderung terus menurun setiap tahun yang tentunya bukan pertanda baik. Ada beberapa masalah serius yang mengakibatkan penurunan populasi sampai status konservasi kelelawar ini mulai mengkhawatirkan.

Misalnya saja, pembukaan lahan untuk pertanian maupun pemukiman manusia semakin luas dan tak jarang membabat hutan yang jadi tempat tinggal kalong india. Memang, kemampuan adaptasi mereka terbilang baik di lingkungan manusia. Namun, kerusakan habitat berarti semakin sulit pula untuk mencari makan. Bukan cuma itu, kalong india masih harus menghadapi perburuan yang dilakukan manusia.

Animal Diversity melansir kalau kalong india diburu untuk dikonsumsi karena dipercaya mampu menyembuhkan beberapa penyakit. Akan tetapi, sebenarnya mengonsumsi daging kalong ini justru dapat menimbulkan bahaya serius bagi kita. Dilaporkan kalau spesies ini membawa virus nipah yang sangat berbahaya kalau masuk ke tubuh manusia sampai-sampai dapat menyebabkan kematian.

Karena itu, sebenarnya tidak disarankan untuk memburu dan mengonsumsi kalong india. Sayangnya, karena sudah dianggap sebagai bagian dari tradisi di beberapa tempat, praktik konsumsi ini masih terus dilakukan sampai sekarang. Bahkan, kadang perburuan kalong india dijustifikasi sebagai bentuk pengendalian hama karena mereka mengonsumsi tanaman buah petani. Padahal sedari awal justru kita sendiri yang memaksa kalong india untuk mencari makan ke sekitar pemukiman manusia akibat hutan yang terus kita rusak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Kalong India, Hewan dengan Peran Penting bagi Ekosistem

18 Nov 2025, 23:24 WIBScience