Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tanaman (pixabay.com/Ирина Кудрявцева)
ilustrasi tanaman (pixabay.com/Ирина Кудрявцева)

Pada 1970-an, dirilis buku yang dijadikan film dokumenter berjudul The Secret Life of Plants. Dari sinilah banyak peneliti yang mulai menggali ilmu di balik kecerdasan tanaman. Meskipun ada beberapa fakta dalam film dokumenter itu yang dibantah, tetapi film tersebut justru mengilhami sejumlah penelitian terkait tanaman sebagai makhluk berakal. Nah, salah satunya seperti buku yang ditulis rimbawan Jerman Peter Wohlleben berjudul The Hidden Life of Trees: What They Feel, How They Communicate (2016).

Misalnya, beberapa tanaman punya kemampuan mendengar untuk menemukan air. Sementara itu, ada pula tanaman yang bisa merasa ketika serangga, seperti ulat memakan daunnya. Tanaman ini pun akan mengeluarkan bahan kimia agar serangga tidak memakannya. Unik banget, ya!

Di sisi lain, makin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tanaman bisa komunikasi satu sama lain, lho. Bagaimana ya, caranya? Apakah seperti manusia saat berkomunikasi?

1. Tanaman sagebrush bisa berkomunikasi dengan tanaman lain lewat zat kimia yang dikeluarkan

sagebrush (commons.wikimedia.org/Matt Lavin)

Pada 1990, dua orang peneliti bernama Clarence Ryan dan Ted Farmer, mencari tahu mengapa tanaman sagebrush atau artemisia mengeluarkan zat kimia metil jasmonat. Mereka pun berhipotesis bahwa zat kimia itu merupakan alat yang digunakan tanaman untuk mempertahankan diri dari serangga.

Dalam penelitian Clarence dan Ted, para peneliti memasukkan daun dari tanaman sagebrush ke dalam wadah berisi tanaman tomat untuk melihat apakah tanaman di sekitarnya juga akan melakukan pelepasan zat kimia tersebut. Nah, mereka menemukan bahwa ketika tanaman sagebrush berada di dalam wadah bersama tanaman tomat, tanaman tomat juga memproduksi zat kimia untuk mengusir serangga.

Clarence Ryan dan Ted Farmer menyimpulkan dalam makalah mereka di PNAS berjudul "Interplant Communication: Airborne Methyl Jasmonate Induces Synthesis of Proteinase Inhibitors in Plant Leaves" (1990), menjelaskan bahwa tanaman bisa berkomunikasi satu sama lain. Dengan kata lain, sagebrush "bercerita" kepada tanaman tomat, melalui bentuk komunikasi yang tak terucapkan, yaitu sinyal zat kimia yang dilepaskan ke udara.

2. Tanaman juga dapat berkomunikasi lewat akar

ilustrasi akar di bawah tanah (pixabay.com/Gundula Vogel)

Meskipun tanaman berkomunikasi lewat udara dari pelepasan zat kimia, tetapi tanaman juga menggunakan jaringan (akar) jamur untuk berkomunikasi di bawah tanah. Akar kompleks yang disebut mikoriza ini membantu tanaman menyerap dan menemukan nutrisi. Melalui akar ini pula, tanaman juga dapat saling berkomunikasi jika ada potensi ancaman, sehingga tanaman di sebelahnya punya waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi predator. Selain itu, saat tanaman memiliki nutrisi berlebih, ia dapat menggunakan jaringan ini untuk berbagi makanan dengan tanaman di sekitarnya.

Menariknya, meskipun tanaman dapat saling berkomunikasi melalui jaringan ini, tanaman juga tahu, lho, kapan harus menyendiri. Artinya, jika tanaman tidak memiliki cukup nutrisi untuk dibagikan dengan akar lain, ia dapat memutuskan diri dari akar bawah tanah. Mirip banget dengan sosialisasi manusia, ya.

3. Kemungkinan adanya komunikasi dalam spesies yang sama

tanaman sea rocket (commons.wikimedia.org/Janke)

Para ilmuwan lain juga melakukan penelitian di Biology Letters pada 2008 untuk menentukan apakah tanaman lebih menyukai beberapa tanaman di dekatnya atau tidak. Seperti yang mungkin kamu tahu, manusia dan hewan cenderung mencari tempat yang paling nyaman, jadi apakah tanaman melakukan hal demikian?

Nah, tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman sea rocket di danau Amerika Utara. Seperti yang diketahui, tanaman ini melindungi wilayahnya dengan menyebarkan akarnya ke segala arah untuk memakan semua nutrisi yang tersedia di tanah, dan mencegah tanaman lain tumbuh di dekatnya.

Namun, para peneliti menemukan bahwa ketika sea rocket itu berdekatan dengan sesamanya, tanaman tersebut tidak mengirimkan sinyal agresif untuk mengusir. Sebaliknya, tanaman itu justru menyambut baik tanaman sea rocket lain sebagai tetangganya. Nah, itu berarti, tanaman ini lebih suka berbagi nutrisi dengan tanaman dari spesies yang sama. Hal ini serupa seperti yang terjadi pada mamalia dan manusia.

Meskipun penelitian ini sangat kontroversial, faktanya komunikasi antara tanaman memang bisa terjadi. Walaupun tidak sama seperti manusia yang berkomunikasi lewat verbal, tetapi tanaman punya cara unik untuk berkomunikasi. Ciptaan Tuhan memang sangat menakjubkan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team