Kabar menggemparkan datang dari dunia astronomi. Penelitian terbaru yang menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) telah menghasilkan indikasi terkuat hingga saat ini bahwa eksoplanet K2-18b, yang berjarak sekitar 120 tahun cahaya dari Bumi, mungkin menjadi rumah bagi kehidupan alien. Meskipun buktinya belum konklusif, para astronom telah mengidentifikasi beberapa tanda kunci yang sangat menarik
Apakah Teleskop James Webb Menemukan Kehidupan Alien di Planet k2-18b?

Intinya sih...
- Penelitian menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb menemukan indikasi kuat kehidupan alien di eksoplanet K2-18b.
- Deteksi Dimetil Sulfida (DMS) dan Dimetil Disulfida (DMDS) di atmosfer K2-18b menjadi sorotan utama dalam penelitian ini.
- Klasifikasi K2-18b sebagai planet "Hycean" menambah lapisan menarik pada potensi planet ini untuk menampung kehidupan.
1. Terdeteksinya dimetil sulfida (DMS) di atmosfer
Deteksi Dimetil Sulfida (DMS) di atmosfer K2-18b menjadi sorotan utama dalam penelitian ini. Di Bumi, produksi DMS hampir secara eksklusif terkait dengan aktivitas biologis, terutama oleh fitoplankton dan bakteri di lingkungan laut. Molekul ini dilepaskan ke atmosfer sebagai bagian dari siklus belerang alami yang didorong oleh kehidupan. Oleh karena itu, keberadaan DMS di atmosfer sebuah eksoplanet dianggap sebagai indikator kuat potensi adanya kehidupan, sebuah biosignature yang sangat menarik bagi para astronom yang mencari jejak organisme di luar Bumi.
Meskipun beberapa proses non-biologis dapat menghasilkan DMS dalam jumlah kecil, mekanisme ini tidak diketahui dapat menciptakan kelimpahan DMS yang signifikan seperti yang diperkirakan di atmosfer K2-18b. Tingkat DMS yang tinggi menyiratkan adanya sumber produksi yang substansial, yang paling mungkin berasal dari aktivitas biologis yang melimpah. Penemuan ini memberikan harapan baru dalam pencarian kehidupan di luar tata surya kita, menunjukkan bahwa lingkungan yang berbeda dari Bumi pun mungkin mendukung proses biokimia yang menghasilkan molekul serupa.
2. Terdeteksinya dimetil disulfida (DMDS)
Penemuan Dimetil Disulfida (DMDS) bersamaan dengan DMS semakin memperkuat dugaan adanya aktivitas biologis di K2-18b. DMDS adalah senyawa kimia yang erat kaitannya dengan DMS dan juga diproduksi oleh organisme hidup di Bumi. Keberadaannya, seperti DMS, tidak lazim dalam jumlah besar melalui proses abiotik. Deteksi kedua molekul sulfur ini secara bersamaan memberikan lapisan bukti tambahan yang mendukung interpretasi biologis dari temuan tersebut.
Korelasi antara DMS dan DMDS, keduanya dikenal sebagai produk sampingan dari proses biologis di Bumi, meningkatkan keyakinan para ilmuwan bahwa sinyal yang terdeteksi bukanlah hasil dari fenomena kimiawi yang tidak terkait dengan kehidupan. Kombinasi kedua molekul ini dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang jenis metabolisme atau kondisi lingkungan yang mungkin ada di K2-18b, berpotensi membantu kita memahami lebih baik sifat kehidupan alien jika memang ada.
3. Kelimpahan molekul yang tinggi
Estimasi kelimpahan DMS dan/atau DMDS di atmosfer K2-18b yang mencapai ribuan kali lipat dibandingkan dengan Bumi adalah temuan yang sangat signifikan. Tingkat konsentrasi yang begitu tinggi menyiratkan sumber produksi yang sangat efisien dan melimpah. Jika molekul-molekul ini memang berasal dari aktivitas biologis, maka kelimpahan ini dapat mengindikasikan keberadaan biosfer yang sangat produktif, mungkin jauh lebih aktif daripada biosfer di Bumi dalam menghasilkan senyawa-senyawa ini.
Kelimpahan yang luar biasa ini memicu spekulasi tentang jenis kehidupan yang mungkin ada di K2-18b. Apakah itu mikroorganisme yang sangat banyak dan aktif, atau mungkin bentuk kehidupan yang lebih kompleks dengan proses metabolisme yang sangat efisien dalam menghasilkan DMS dan DMDS? Tingkat kelimpahan ini menjadi salah satu alasan utama mengapa K2-18b menjadi target penelitian yang sangat menarik dalam upaya kita untuk menemukan kehidupan di luar Bumi.
4. Konfirmasi independen menggunakan berbagai instrumen
Kepercayaan terhadap keabsahan deteksi DMS dan DMDS sangat diperkuat oleh fakta bahwa Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) berhasil mendeteksi molekul-molekul ini menggunakan berbagai instrumen dan pada panjang gelombang yang berbeda. Konfirmasi silang ini secara signifikan mengurangi kemungkinan bahwa sinyal yang teramati hanyalah hasil dari kesalahan data instrumen atau artefak dari metode analisis tertentu.
Kemampuan JWST untuk menganalisis cahaya dari K2-18b melalui berbagai "mata" spektralnya memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang komposisi atmosfer planet tersebut. Deteksi independen dari molekul-molekul yang sama menggunakan teknik yang berbeda meningkatkan keyakinan para ilmuwan bahwa keberadaan DMS dan DMDS di atmosfer K2-18b adalah nyata dan bukan merupakan hasil interpretasi data yang keliru. Keandalan data ini menjadi dasar yang kuat untuk penelitian lebih lanjut.
5. Klasifikasi K2-18b sebagai dunia "Hycean"
Klasifikasi K2-18b sebagai planet "Hycean" menambah lapisan menarik pada potensi planet ini untuk menampung kehidupan. Dunia "Hycean" adalah kelas planet yang dihipotesiskan memiliki lautan global yang dalam dan atmosfer yang kaya hidrogen. Lingkungan semacam ini berbeda secara signifikan dari Bumi, tetapi para ilmuwan berteori bahwa kondisi tersebut mungkin kondusif bagi jenis kehidupan tertentu, terutama mikroba.
Kombinasi antara air cair yang melimpah dan atmosfer kaya hidrogen dapat menciptakan kondisi yang stabil untuk waktu yang lama, memungkinkan evolusi dan keberlangsungan hidup organisme. Di Bumi, beberapa mikroorganisme yang menghasilkan DMS dan DMDS hidup di lingkungan anaerobik (tanpa oksigen) dan berair. Oleh karena itu, karakteristik "Hycean" K2-18b memberikan konteks yang menarik untuk jenis kehidupan yang mungkin telah berkembang di sana, mungkin berbeda dari kehidupan yang kita kenal namun tetap mampu menghasilkan biosignature yang terdeteksi oleh JWST.