Kemampuan JWST memungkinkan tim untuk mengamati pembakaran lubang hitam di dua panjang gelombang cahaya yang berbeda secara bersamaan.
“Rasanya seperti melihat dunia dalam warna dibandingkan dengan hitam putih, dan kami menemukan pelangi. Ini memberi tahu tentang sifat aktivitas pembakaran dan karakteristik fisik dari mekanisme radiasi, medan magnet, dan kepadatan suar secara lebih langsung," lanjut Yusef-Zadeh.
Ketika para penulis studi terbaru mengamati dua panjang gelombang cahaya yang berbeda dari lubang hitam secara bersamaan, mereka menyadari bahwa panjang gelombang yang lebih pendek berubah kecerlangannya sebelum panjang gelombang yang lebih panjang. Pengamatan ini menunjukkan bahwa ketika partikel-partikel tersebut berputar mengelilingi garis medan magnet, mereka kehilangan energi dengan lebih cepat.
Para astronom melihat bukti yang cukup kuat bahwa dalam beberapa ratus tahun terakhir, setidaknya ada satu hingga dua kejadian suar yang sangat besar dengan intensitas 10.000 hingga 100.000 kali lebih besar, yang telah kita lihat dalam seperempat abad terakhir.
Apa yang menyebabkan terjadinya suar ini masih belum diketahui. Tapi ada kemungkinan lubang hitam itu menelan sebuah planet beberapa ratus tahun lalu.