Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ikan paus
ilustrasi ikan paus (pexels.com/Red Brick)

Intinya sih...

  • Termoregulasi adalah proses tubuh dalam menjaga suhu tetap stabil, baik manusia maupun mamalia laut memiliki suhu tubuh sekitar 37 derajat Celcius.

  • Lapisan lemak (blubber) berfungsi sebagai isolator panas dan tabungan energi bagi mamalia laut, sementara rete mirabile adalah sistem pembuluh arteri dan vena yang saling berdekatan sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran panas balik.

  • Meski mamalia laut sangat ahli dalam mengatasi dingin, mereka tetap melakukan migrasi bermusim karena ketersediaan makanan, dan bisa mati karena kurangnya nutrisi atau perubahan habitat akibat gangguan lingkungan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu berpikir, bagaimana paus, lumba-lumba, atau beluga bisa santai berenang di air sedingin es tanpa kedinginan? Sementara kita, baru nyemplung ke air agak dingin langsung menggigil. Mamalia laut hidup di lingkungan ekstrem, tapi tubuh mereka memiliki senjata rahasia untuk mengatur energi dan mempertahankan panas tubuh.

Para ahli sangat tertarik mempelajari bagaimana mamalia laut, terutama kelompok cetacean seperti paus, mampu menjaga suhu tubuhnya tetap stabil meski hidup di perairan bersuhu ekstrem. Yuk, kita bahas berbagai adaptasi unik yang memungkinkan mereka bertahan dan tetap nyaman di habitat sedingin kutub.

1. Apa itu termoregulasi

Sebelum membahas trik-trik yang digunakan para mamalia laut, kita perlu memahami dulu bagaimana cara kerja termoregulasi. Termoregulasi adalah proses tubuh dalam menjaga suhu tetap stabil. Baik manusia maupun paus sama-sama memiliki suhu tubuh sekitar 37 derajat Celcius. Tantangannya, mereka harus menjaga suhu ini tetap konstan meski air laut jauh lebih dingin dari tubuh mereka.

Jika suhu tubuh terlalu panas, hewan bisa mengalami hipertermia. Kalau terlalu dingin, bisa terjadi hipotermia. Nah, agar semua tetap seimbang, bagian hipotalamus di otak bekerja seperti termostat alami. Ini menerima sinyal dari kulit dan dari suhu darah, lalu memerintahkan tubuh kapan harus melepaskan panas atau kapan harus mempertahankannya.

2. Lapisan lemak (blubber) sebagai jaket alami mamalia laut

Salah satu alasan utama paus dan mamalia laut lainnya tidak kedinginan adalah keberadaan blubber, yaitu lapisan lemak tebal yang berfungsi sebagai isolator panas. Blubber terdiri dari jaringan lemak dan protein yang bukan hanya menghangatkan, tetapi juga membantu pergerakan dan memperbaiki daya apung tubuh mereka.

Pada paus balin yang bermigrasi jauh, blubber ini juga berfungsi sebagai tabungan energi. Mereka bisa bertahan berminggu-minggu tanpa makan karena tubuh mengambil energi dari cadangan lemak ini.

Namun, berbeda dengan paus yang hidup di daerah kutub sepanjang tahun, seperti beluga. Mereka tidak mengandalkan blubber sebagai cadangan makanan, tapi lebih sebagai pelindung utama dari suhu ekstrem. Karena mereka tetap makan secara teratur, lemak mereka tidak pernah benar-benar habis. Semakin tebal blubber yang mereka miliki, semakin efisien tubuh mereka menahan dingin tanpa harus membakar energi ekstra.

3. Rete mirabile: sistem pipa ajaib penahan panas

ilustrasi dugong (freepik.com/DejaVu Designs)

Selain blubber, ada mekanisme lain yang jauh lebih canggih: rete mirabile. Ini adalah sistem pembuluh arteri dan vena yang saling berdekatan sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran panas balik (countercurrent heat exchange). Kenapa penting? Karena ada bagian tubuh paus yang hampir tidak memiliki lemak isolasi, seperti sirip punggung, sirip dada, dan ekor. Tanpa sistem ini, panas tubuh akan banyak terbuang lewat area tersebut.

Cara kerjanya seperti ini:

  1. Darah panas dari dalam tubuh melewati arteri menuju bagian ekstremitas.

  2. Darah dingin yang kembali ke jantung melalui vena berpapasan dengan darah panas tadi.

  3. Panas dari arteri ditransfer ke vena sehingga yang kembali ke tubuh sudah hangat lagi.

Selain itu, beberapa spesies paus bahkan memiliki sedikit atau tanpa katup vena, membuat aliran darah lebih cepat sehingga suplai panas ke organ vital tetap lancar.

4. Migrasi

Meski tubuh mereka sangat ahli dalam mengatasi dingin, paus tetap melakukan migrasi bermusim, terutama paus balin. Alasannya bukan karena mereka kedinginan atau ingin mencari tempat hangat, melainkan soal ketersediaan makanan.

Perairan tropis cenderung miskin cadangan makanan seperti krill atau ikan kecil. Sebaliknya, perairan sub-kutub dan kutub yang dingin justru menjadi surga makanan ketika musim panas tiba, berkat ledakan populasi plankton dan organisme kecil lainnya.

Energi yang dibutuhkan paus untuk berburu di perairan tropis jauh lebih besar dibanding manfaat yang mereka dapat dari makanannya. Jadi, lebih efisien bagi mereka untuk berenang ribuan kilometer menuju laut dingin yang kaya makanan.

Sementara itu, paus balin harus tetap bermigrasi ke perairan hangat untuk melahirkan. Anak paus lahir dengan blubber yang belum cukup tebal sehingga tidak bisa bertahan lama di air dingin.

5. Apakah mamalia laut bisa mati karena suhu ekstrem

Jawabannya: bisa, tapi jarang terjadi pada hewan yang sehat. Ancaman terbesar datang dari:

  • kurangnya nutrisi,

  • kondisi kesehatan buruk,

  • atau perubahan habitat akibat berpindah tempat karena gangguan lingkungan.

Jika blubber mamalia laut terlalu tipis, mereka bisa kehilangan kemampuan mempertahankan panas. Dalam kasus ekstrem, suhu yang terlalu rendah bisa mematikan. Namun, pada kondisi normal, mamalia laut punya cukup banyak “alat pelindung” untuk bertahan bahkan di suhu ekstrem sekalipun.

Pada akhirnya, kemampuan mamalia laut bertahan di suhu ekstrem adalah bukti betapa hebatnya evolusi bekerja. Mereka telah dibentuk untuk menjadi penguasa samudra, bahkan di perairan sedingin es.

Referensi

Baleines En Direct. Diakses pada November 2025. How Do Whales Keep Warm in Frigid Waters?
Scientific American. Diakses pada November 2025. How Do Marine Mammals Avoid Freezing to Death?
Wolf Center. Diakses pada November 2025. How Do Mammals Regulate Their Body Temperature?

Editorial Team