ilustrasi proses menyembelih hewan kurban (pixabay.com/mufidpwt)
Kotoran hewan mengandung sisa-sisa bahan yang tidak diproses oleh tubuhnya. Biasanya dalam kotoran tersebut terdapat selulosa yang bercampur dengan limbah lain dari tubuhnya, melansir LibreText Medicine.
Secara khusus, kotoran hewan dapat mengandung berbagai patogen seperti Cryptosporidium dan Giardia. Belum lagi bakteri seperti Escherichia coli, Salmonella, Listeria, dan Clostridium atau cacing parasit yang bisa menggerogoti kesehatan inangnya.
Ketika kotoran hewan yang mengandung patogen tersebut dibuang ke saluran air, maka dapat menyebabkan kontaminasi. Apalagi beberapa patigen tersebut dapat bertahan hidup dalam kadar klorin tinggi. Itu artinya tidak mempan dibunuh dengan disinfektan atau air biasa, melansir Institute of Agriculture and Natural Resources University of Nebraska-Lincoln.
Mengingat air adalah salah satu faktor penting bagi kehidupan, sudah terbayang bahaya membuang kotoran hewan kurban ke selokan? Dalam siklusnya, air yang mengandung patogen tersebut dapat menular ke manusia dan hewan-hewan ternak. Centers for Disease Control and Prevention mewanti-wanti bahwa kontaminasi patogen dapat menyebabkan masalah gastrointestinal (muntah, diare, demam), iritasi kulit, hingga penyakit pernapasan pada manusia.
Bahkan jika air yang telah tercemar kotoran hewan diberikan kembali pada hewan pun berisiko menimbulkan dampak negatif. Termasuk infeksi parasit yang mengganggu kesehatan hewan tersebut.
Aturan untuk tidak membuang kotoran hewan kurban sembarangan di atas juga berlaku untuk darah serta jeroannya, ya. Darah hewan kurban yang dibuang begitu saja ke selokan dapat menjadi sarana penyebaran virus berbahaya, baik bagi manusia maupun hewan lainnya.